kebutuhan susu masyarakat Indonesia dan menurunkan ketergantungan terhadap susu impor.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Susu di Indonesia tahun 2003-2007 Tahun
Produksi ton Pertumbuhan
2003 553.400
- 2004
549.900 - 0,63
2005 536.000
- 2,53 2006
616.500 15
2007 636.900
3,31
Pertumbuhan rata-rata 3,78
Sumber: Badan Pusat Statistika, 2008
Oleh sebab
itu, untuk memudahkan dalam
mengendalikan produktivitas maka diperlukan suatu sistem penunjang keputusan sehingga
persoalan dapat diselesaikan dengan cepat. Dengan menggunakan sistem penunjang keputusan intelijen yang telah diintegrasikan dengan algoritma
genetika dan sistem pakar diharapkan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan produktivitas industri susu sehingga produksi
susu di Indonesia meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengendalian produktivitas di industri susu sehingga dapat menghasilkan produk yang optimum untuk
memenuhi permintaan susu. Pengendalian produktivitas dilakukan dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, bahan baku, energi, mesin dan
pengeluaran lainnya sehingga dapat mengurangi loss yang terjadi agar didapatkan hasil produksi yang optimal. Sistem ini dapat digunakan oleh
manajer pabrik pada industri susu. Penggunaan algoritma genetika digunakan untuk menentukan komposisi jumlah karyawan bagian pengemasan yang
ideal. Penggunaan sistem pakar digunakan untuk menganalisa kendala-
kendala yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas sehingga para manajer pabrik dapat mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya
produktivitas. Ruang lingkup obyek penelitian sebagai studi dan verifikasi adalah Milk Treatment KPBS Pangalengan, Bandung.
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Merancang, mengembangkan dan mengaplikasikan sistem penunjang
keputusan intelijen untuk pengendalian produktivitas pada industri susu. 2. Mengintegrasikan algoritma genetika dan expert system sistem pakar
dengan sistem penunjang keputusan intelijen ini untuk menyelesaikan permasalahan produktivitas di industri susu.
3. Mengintegrasikan pendekatan-pendekatan produktivitas antara lain produktivitas tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, dan pengeluaran
lainnya ke dalam sistem penunjang keputusan intelijen untuk meningkatkan produktivitas industri susu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SPK
Sistem penunjang keputusan adalah pendekatan secara sistematis dalam menentukan teknologi ilmiah yang tepat untuk mengambil keputusan,
merupakan konsep spesifik yang menghubungkan sistem komputerisasi informasi dengan para pengambil keputusan sebagai pengguna Eriyatno,
1999. Sistem penunjang keputusan merupakan bagian dari sistem informasi manajemen dan digunakan sebagai bagian dari sebuah proses dimana di
dalamnya manusia melakukan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan secara berulang Dhar dan Stein, 1997. Menurut Marimin 2004,
SPK berfungsi untuk mentransformasikan data dan informasi menjadi alternatif keputusan dan prioritasnya.
Secara umum, sistem penunjang keputusan terdiri dari tiga komponen, antara lain:
1. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen data harus bersifat interaktif dan luwes, dalam
arti mudah dilakukan perubahan terhadap ukuran, isi, dan struktur elemen- elemen data.
2. Sistem Manajemen Basis Model Sistem manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan
model untuk mengkomputasi pengambilan keputusan dan meliputi semua aktifitas yang tergabung dalam pemodelan SPK, seperti pembuatan model,
implementasi, pengujian, validasi, eksekusi dan pemeliharaan model. 3. Sistem Manajemen Dialog
Sistem manajemen
dialog satu-satunya
subsistem yang
berkomunikasi dengan pengguna yang berfungsi untuk menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Struktur sistem
penunjang keputusan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini Eriyatno, 1999.
Gambar 1. Struktur Sistem Penunjang Keputusan
B. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN INTELIJEN