Kaidah yang ditulis dalam bentuk jika-maka if-then. Kaidah jika-maka
menghubungkan anteseden
antecedent dengan
konsekuensi yang diakibatkannya, tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan.
2. Mesin Inferensi
Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan basis pengetahuan yang tersedia.
Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran, strategi pengendalian dan strategi pelacakan. Strategi penalaran dapat
dilakukan terhadap setiap kejadian yang bersifat pasti dan tidak pasti. Setiap ahli memiliki strategi penalaran yang khas untuk memecahkan
suatu permasalahan. Pada kejadian yang bersifat pasti, strategi penalaran yang dapat digunakan adalah modus ponens, modus tollens atau teknik
resolusi. Bentuk umum modus ponens adalah jika ada suatu aturan yang menyatakan “jika A maka B” A B dan pernyataan A diketahui benar
maka dapat disimpulakan pernyataan B adalah benar. Bentuk umum modus tollens adalah “jika A maka B” A B dan pernyataan B adalah
salah maka pernyataan A adalah salah Lyons, 1994. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam
melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining runut maju, backward chaining
runut balik dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut Ginanjar, 2006. Forward chaining yaitu penalaran yang dimulai dari
fakta-fakta atau informasi yang tersedia, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan
mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Backward chaining sering disebut goal-driven approach karena
melakukan penelusuran menuju ke premis. Metode ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis Ginanjar, 2006.
Strategi pelacakan terdiri dari 3 kategori yaitu Depth-First Search DFS melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar
bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan, Breadth First Search
BFS bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya dan Best First Search BeFS
bekerja berdasarkan kedua kombinasi metode sebelumnya. Menurut Lyons 1994, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan backward atau forward, antara lain:
a. Banyaknya keadaan awal dan tujuan. Jika jumlah keadaan awal
lebih kecil daripada tujuan, maka digunakan penalaran forward. Sebaliknya, jika jumlah tujuan lebih banyak daripada keadaan awal,
maka dipilih penalaran backward.
b. Bentuk kejadian yang akan memicu penyelesaian masalah. Jika
kejadian itu berupa fakta baru, maka akan lebih baik dipilih penalaran forward. Namun, jika kejadian itu berupa query, maka lebih baik
digunakan penalaran backward.
3. Akuisisi Pengetahuan Knowledge Acquisition