Gambar 1. Struktur Sistem Penunjang Keputusan
B. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN INTELIJEN
Sistem  penunjang  keputusan  intelijen  merupakan  suatu  sistem penunjang  keputusan  yang  menggunakan  teknik-teknik  di  bidang  intelijensi
buatan  artificial  intelligent  antara  lain  fuzzy  systems,  neural  networks, machine  learning,  dan  genetic  algorithms  algoritma  genetika  yang
mempunyai  tujuan  untuk membantu  pengguna  dalam
mengakses, menampilkan,  memahami,  serta  memanipulasi  data  secara  lebih  cepat  dan
mudah  untuk  membantunya  dalam  mengambil  keputusan  Dhar  dan  Stein, 1997.
Pengukuran  suatu  sistem  penunjang  keputusan  intelijen  berdasarkan tingkat  kecerdasannya  yaitu  tingkat  kerapatan  kecerdasan  intelligence
density.  Tingkat  kerapatan  kecerdasan  merupakan  perbandingan  antara tingkat  kepuasan  yang  dihasilkan  dalam  proses  pengambilan  keputusan
dengan  jumlah  waktu  analisis  yang  dihabiskan  seorang  pembuat  keputusan. Oleh sebab itu, sistem penunjang keputusan intelijen yang baik adalah sistem
yang  mampu  mengasilkan  keluaran  yang  dapat  membantu  pengambil keputusan  menentukan  keputusan  dengan  cepat  tanpa  mengurangi  kualitas
keputusan, atau dapat meningkatkan kualitas keputusan dalam rentang waktu yang sama Dhar dan Stein, 1997.
C. ALGORITMA GENETIKA
Menurut  Strafaci  2002,  pada  tahun  1975  oleh  John  Holland menemukan  sebuah  konsep  baru  tentang  pencarian  secara  tersusun  untuk
menyelesaikan  masalah  yang  rumit  dan  kompleks  yang  menggunakan persamaan  matematika  berdasarkan  evolusi  tiruan  dan  dikenal  dengan
algoritma genetika. Menurut Goldberg 1989, algoritma genetika adalah suatu teknik  pencarian  dan  optimasi  stokastik  melibatkan  probabilitas  yang  cara
kerjanya  meniru  proses  evolusi  dan  perubahan  genetik  pada  struktur kromosom makhluk hidup.
Algoritma genetika dapat mencari solusi minimum dan maksimum dari satu  variabel  bebas  dengan  representasi  dasar  atau  biner.  Untuk  fungsi  yang
lebih  kompleks  atau  lebih  dari  satu  variabel  bebas  dapat  menggunakan representasi  float  atau  integer.  Hal  tersebut  dilakukan  untuk  penyederhanaan
sistem,  karena  gen  biner  akan  menyebabkan  besarnya  ukuran  kromosom Basuki, 2003.   Algoritma dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang antara
lain,  seperti  pada  desain  mesin  jet  pesawat  terbang,  prediksi  tingkat  suku bunga,  pengendalian  persediaan  inventory,  perencanaan  dan  penjadwalan
produksi dan otomatisasi sistem produksi Gunawan, 2003.
1. Prosedur Umum Algoritma Genetika
Prosedur umum algoritma genetika, antara lain: Langkah  1  :    Pengkodean  calon  solusi  dan  set-up  parameter  awal  yaitu
jumlah  individu,  probablitas,  penyilangan  dan  mutasi,  dan jumlah generasi maksimum.
Langkah 2  :   t 0 {inisiasi awal}
Pembangkitan  acak  sejumlah  n  kromosom  pada  generasi ke-0.