Monitoring citra satelit HASIL DAN PEMBAHASAN

umumnya menunggu curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi selama tiga hari berturut-turut. Tidak sama dengan pola distribusi kalender tanam pada tahun basah, puncak tanam pada tahun kering terdapat pada MH maupun MK, yaitu pada bulan Desember III. Pergeseran puncak waktu tanam terjadi sekitar 4-7 dasarian, disamping itu pergeseran puncak tanam 6-7 dasarian terjadi pada MK I dan MK II, yaitu dari bulan Maret III ke Mei III Koesmaryono et al., 2008. Akibat pergeseran puncak tanam tersebut, pada tahun kering berpotensi terjadi kehilangan satu masa tanam pada MK II, yang puncak tanamnya sudah memasuki MH. Kemunduran masa tanam selama tahun kering juga teramati pada saat melakukan verifikasi lapang. Lahan sawah yang lebih jauh dari saluran irigasi atau sumber air mengalami resiko kegagalan tanam atau kehilangan musim tanam.

4.3. Monitoring citra satelit

Siklus pemanfaatan lahan sawah untuk bercocok tanam padi mempunyai karakteristik yang khas sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakan dari jenis tanaman lainnya. Interpretasi citra Landsat yang paling penting untuk mengenali lahan sawah yaitu dengan mengetahui fase-fase pertumbuhan padi. Lahan sawah memiliki ciri-ciri yang unik sehingga mudah dibedakan dengan lahan lainnya. Lahan sawah berbentuk petakan-petakan, memerlukan genangan air, umumnya terletak pada daerah yang relatif datar. Di daerah yang berlereng, lahan sawah selalu berteras, petakannya memanjang mengikuti kontur, dengan tanaman utamanya padi dan sebagian diselingi dengan tanaman palawija, tebu atau tembakau. Dari ciri-ciri yang terlihat dalam citra Landsat tersebut, lahan sawah dapat dibedakan dengan penggunaan lahan yang lain. Dengan melakukan pemantauan melalui analisis seri data satelit walaupun tidak berurutan dengan asumsi bahwa umur tanaman padi berkisar antara 110-120 hari, maka waktu atau masa panen dapat diprediksi. Prediksi masa panen dapat dilakukan apabila awal masa tanam dapat terpantau fase bera dan fase air dan lebih pasti lagi apabila dalam pemantauan berikutnya terjadi perubahan fase air menjadi fase vegetatif telah terpantau. Tingkat kehijauan tanaman padi yang dapat diukur melalui analisis citra satelit disebut dengan “Nilai NDVI”. Nilai NDVI antara –1 hingga +1, dimana nilai - menunjukkan obyek air atau lahan bera dan basah dan nilai + menunjukan obyek vegetasi. Parameter ini diperoleh dengan mengekstrak nilai spektral band infra merah dengan band merah pada hasil rekaman citra satelit. Nilai-nilai NDVI adalah parameter dasar yang diturunkan dari data penginderaan jauh optik seperti citra satelit Landsat Thematic Mapper TM , yang digunakan untuk mendeteksi nilai kehijauan vegetasi termasuk tanaman padi Lillesand et al ., 1994. Untuk tanaman padi sawah, NDVI baru dapat diukur setelah tanaman padi mencapai umur 3-4 MST, karena sebelum umur tersebut kenampakan tanaman padi di lahan sawah masih didominasi kenampakan genangan air Malingreau, 1986. Nilai NDVI yang rendah berarti tingkat kehijauan tanamannya aktivitas klorofil juga rendah, sedangkan nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa tanaman tersebut semakin lebathijau disebabkan oleh tingginya kandungan klorofil. Setelah masa tersebut, tingkat kehijauan akan menurun, timbul bunga- bunga padi sampai menguning. Pemantauan citra satelit yang digunakan adalah dengan menggunakan data seri beberapa bulan pada tahun 1997 kejadian El-Nino yang diperkuat dengan IOD dan citra tahun 2001 tahun normal. Perubahan tutupan lahan pada citra satelit yang telah dilakukan pemotongan dengan peta baku sawah menggambarkan perubahan luas tanam padi sawah selama tiga tahun. Pada penelitian ini luas tanam padi yang terpantau adalah luas tanam tanaman padi dengan umur padi lebih dari 4 MST. Berdasarkan analisis NDVI, pada musim kemarau di daerah yang selalu terindikasi El-Nino baik daerah Indramayu dan Cianjur mengalami penyusutan luas sawah sebesar 5,22 dan 10,71 dari luas baku sawah tahun 2004. Pada daerah Indramayu luas tanam dari bulan Juli sampai September tahun 2001 memiliki luas panen sebesar 45,14, yang ditandai dengan adanya penurunan luas sawah. Terjadi sebaliknya pada tahun 1997, dimana pada bulan Juli sampai September terpantau terdapat penambahan luas sawah sebesar 4,73 diindikasikan penanaman padi masih dilakukan oleh petani. Hal tersebut menunjukan bahwa pada tahun 1997 yang merupakan tahun kejadian ENSO dan IOD terjadi pergeseran atau kemunduran waktu tanam padi. Gambar 25. Hasil Analisis NDVI Bulan Juli dan September Tahun 1997 di Kabupaten Indramayu Gambar 26. Hasil Analisis NDVI Bulan Juli, Agustus dan September Tahun 2001 di Kabupaten Indramayu Gambar 27. Hasil Analisis NDVI Bulan Juni dan Juli Tahun 1997 di Kabupaten Cianjur Gambar 28. Hasil Analisis NDVI Bulan Juni dan Agustus Tahun 2001 di Kabupaten Cianjur Dengan pemantauan Waktu panen padi dapat dilakukan sampai 3 bulan sebelum panen berdasarkan umur padi yang diperoleh dari hasil transformasi nilai NDVI. Perkiraan panen padi 1 bulan sebelum panen ditentukan berdasarkan umur padi lebih dari 13 minggu, panen padi 2 bulan yang akan datang di tentukan berdasarkan umur padi antara 8-12 minggu, sedang panen padi 3 bulan yang akan datang ditentukan berdasarkan umur padi antara 4-6 minggu Wahyunto et.al., 2006. Pada tahun 1997, ditemukan adanya pengurangan luas sawah pada umur tanaman 8-13 MST sebesar 2,26 pada bulan September. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena adanya kekeringan sehingga menyebabkan terjadinya puso. Tabel 7. Luas kenampakan tanaman padi pada citra Luasan Ha Kabupaten Tahun Bulan luas sawah luas tanaman Indramayu 1997 Jul 120191 94,75 56171 44,28 Sep 120248 94,80 13136 10,36 2001 Jul 126818 100 70385 55,49 Ags 126850 100 24182 19,06 Sep 126833 100 12131 9,56 Cianjur 1997 Jun 45681 89,28 37876 64,96 jul 51000 100 38576 75,40 2001 Jun 51165 100 33237 74,03 ags 51165 100 16463 32,18 Tabel 7. menunjukkan bahwa wilayah Indramayu dari bulan Juli sampai September pada tahun 1997 terpantau telah dilakukan panen sebesar 33,93. Dan di tahun 2001 dengan luas panen sebesar 45,14. Adanya luasan kenampakan tanaman padi di lahan sawah yang kecil pada bulan September, mengindikasikan bahwa pada bulan ini petani melakukan penanaman padi memiliki umur tanam kurang dari 3 MST. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diprediksikan bahwa luas tanam padi bulan september pada tahun 1997 lebih kecil dibandingkan luas tanam padi pada tahun 2001. Pada wilayah Cianjur, tidak telihat adanya panen pada bulan Juni-Juli Tahun 1997 dan pada bulan Juni-Agustus terpantau luas panen sebesar 41,85 Tahun 2001.

4.4. Deliniasi Onset dan sensitifitasnya terhadap ENSO dan IOD