VI. KERAGAAN MODEL DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Umum Model Dugaan
Dalam bab ini akan  disajikan dan dibahas nilai-nilai hasil pendugaan parameter dari  persamaan struktural pada model  penelitian  yang ada.  Dalam
proses spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini telah mengalami beberapa kali modifikasi karena ditemukan beberapa hasil dugaan yang tidak
konsisten dengan teori dan beberapa dugaan parameter yang tidak nyata. Sehingga akhirnya didapatkan model dengan keragaan hasil pendugaan parameter  yang cukup
representatif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Nilai koefisien determinasi R
2
masing-masing persamaan struktural dalam model relatif tinggi yaitu berkisar antara 0.53 sampai 0.99. Dengan demikian secara
umum peubah-peubah penjelas yang dimasukkan dalam persamaan  struktural dalam penelitian ini mampu menjelaskan dengan baik keragaman setiap peubah
endogennya, dan  semua peubah penjelas tersebut mempunyai parameter dugaan yang tandanya sesuai dengan harapan teori dan fenomena ekonomi yang ada.
Nilai- nilai  statistik F yang pada umumnya cukup tinggi  yaitu berkisar antara 12.25 sampai 14705.74,  maka dapat diinterprestasikan bahwa variasi peubah-
peubah dalam setiap persamaan struktural secara bersama-sama dapat  menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya masing-masing.  Hasil statistik t
menunjukkan bahwa terdapat beberapa peubah penjelas  yang secara individual tidak berpengaruh nyata  terhadap peubah endogen apabila menggunakan taraf nyata
sebesar 0.05. Namun dengan  taraf nyata yang lebih fleksibel, yaitu menggunakan taraf nyata yang lebih besar hingga 0.20, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar
peubah penjelas dalam setiap persamaan struktural berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya masing-masing.
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  Durbin-h menunjukkan bahwa dari semua persamaan  ada dua persamaan struktural yang  tidak dapat ditentukan karena
mempunyai nilai akar yang negatif dan ada empat  persamaan struktural yang ditemukan ada masalah korelasi serial pada taraf nyata 0.05. Menurut Pindyck dan
Rubinfeld 1991, masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi pendugaan parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Dengan
demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pendugaan model dalam penelitian ini cukup representatif menggambarkan fenomena ekonomi kemiskinan dan
ketahanan pangan di Jawa Barat.
6.2. Dugaan Parameter Persamaan Struktural