Peranan Stabilisasi Peranan Pemerintah

21 terhadap keadilan itu sendiri. Keadilan bukanlah suatu hal yang statis dan absolut akan tetapi merupakan suatu hal yang dinamis dan relatif, tergantung dari persepsi masyarakat terhadap keadilan. Jadi masalah keadilan harus diserahkan kepada masyarakat, yang melalui wakil-wakil mereka dalam Dewan Perwakilan Rakyat merumuskan keadilan publik yang mereka inginkan, dan selanjutnya pemerintah melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter merubah keadaan masyarakat sehingga sesuai dengan distribusi pendapatan yang diinginkan oleh masyarakat. Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatan secara langsung dengan pajak yang progresif yaitu relatif beban pajak yang lebih besar bagi orang kaya dan relatif lebih ringan bagi orang miskin, disertai dengan subsidi bagi golongan miskin. Pemerintah dapat juga secara tidak langsung mempengaruhi distribusi pendapatan dengan kebijakan pengeluaran pemerintah misalnya pendidikan dan kesehatan gratis bagi golongan tertentu, subsidi pupuk untuk petani, subsidi harga bagi petani pangan, subsidi bunga pada kredit ketahanan pangan KKP, subsidi pangan untuk masyarakat miskin dan sebagainya Pogue and Sqontz, 1976; Musgrave and Peggy, 1989; Stiglitz, 2000; Simatupang dan Timmer, 2008.

2.1.3. Peranan Stabilisasi

Selain peranan alokasi dan distribusi, pemerintah mempunyai peranan utama sebagai alat stabilisasi perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan keadaan yang akan menimbulkan pengangguran dan inflasi. Tanpa campur tangan pemerintah gangguan permintaan di suatu sektor akan berpengaruh pada sektor lain sehingga akan menimbulkan pengangguran tenaga kerja yang akan mengganggu stabilisasi ekonomi. Inflasi atau deflasi juga merupakan hal yang dapat mengganggu stabilisasi ekonomi. 22 Masalah inflasi atau deflasi harus ditangani pemerintah melalui kebijakan moneter Mangkoesoebroto, 2000; Reksohadiprodjo, 2001. Peranan pemerintah sebagai alat untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, distribusi pendapatan dan stabilisasi ekonomi dapat menimbulkan pertentangan kebijakan pemerintah. Misalnya, inflasi yang ditimbulkan karena besarnya permintaan agregat demand pull mengharuskan pemerintah untuk mengenakan pajak yang tinggi terhadap golongan miskin dari pada golongan kaya, oleh karena golongan miskin mempunyai proporsi pengeluaran yang lebih besar dari pada golongan kaya. Oleh karena itu pajak yang tinggi yang dikenakan terhadap golongan miskin akan lebih efektif dalam mengurangi permintaan golongan miskin terhadap barang-barang dan jasa sehingga tingkat inflasi dapat diturunkan. Akan tetapi pengenaan pajak yang tinggi terhadap golongan miskin dan pajak yang rendah pada golongan kaya akan menyebabkan distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin pincang sehingga peranan pemerintah sebagai alat untuk memperbaiki distribusi pendapatan menjadi gagal Mangkoesoebroto, 2000; Reksohadiprodjo, 2001; Musgrave and Peggy, 1989. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila investasi masyarakat semakin besar. Pada umumnya investasi dilakukan oleh golongan kaya. Golongan kaya secara relatif menabung lebih banyak dari pada golongan miskin oleh karena average propensity to save mereka lebih besar dari pada golongan miskin. Apabila pemerintah menghendaki perkembangan ekonomi yang pesat, dana swasta dalam negeri harus dikerahkan sebesar mungkin yang berarti golongan kaya harus dikenakan pajak yang lebih redah dari pada golongan miskin sehingga golongan kaya menggunakan tabungan mereka untuk investasi. Pengenaan pajak yang rendah terhadap golongan kaya dan pajak yang tinggi terhadap golongan miskin adalah bertentangan dengan 23 kebijakan pemerintah untuk memperbaiki distribusi masyarakat Pogue and Sqontz, 1976; Musgrave and Peggy, 1989; Mangkoesoebroto, 2000; Reksohadiprodjo, 2001. Peranan stabilisasi dalam ketahanan pangan adalah peranan pemerintah dalam menstabilkan harga pangan yaitu menjaga harga pangan tidak anjlok pada saat masa panen raya dan harga pangan tidak melambung pada saat masa paceklik. Peranan stabilisasi tersebut dilakukan dengan menerapkan kebijakan harga dasar dan harga atap. Dalam implementasinya untuk mengefektifkan berlakunya kebijakan harga dasar gabah, pemerintah melalui bulog melakukan kebijakan pembelian gabah oleh pemerintah dengan harga pembelian pemerintah HPP dan kebijakan stok pangan pada saat panen raya. Implementasi dari kebijakan harga atap adalah dengan melakukan operasi pasar murni OPM beras pada saat harga beras mulai naik, yaitu bulog melakukan penjualan beras ke pasar dengan harga subsidi yang ditetapkan pemerintah Handerson and Quandt, 1980; Ellis, 1992; McCulloch, 2008; McCulloch and Timmer, 2008; Norton, 2004. Peranan stabilisasi terhadap pangan juga bisa dilakukan melalui fasilitasi pemerintah dengan terselenggaranya lumbung-lumbung pangan masyarakat di daerah Saliem et al., 2004.

2.1.4. Peranan Pemerintah dalam Pembangunan