6.2. 15. Angka Kematian Bayi
Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap angka kematian bayi adalah angka anak gizi buruk, jumlah penduduk miskin, jumlah bidan, pengeluaran
kesehatan dan pendidikan dan dummy desentralisasi fiskal dan lag angka kematian bayi. Angka anak gizi buruk berhubungan positif dengan nilai elastisitas sebesar
0.1471 artinya apabila angka gizi buruk turun sebesar 10 persen maka angka kematian bayi akan turun sebesar 1.47 persen. Angka anak gizi buruk mencerminkan
kondisi status gizi masyarakat yang rawan pangan balita, kondisi status gizi balita berhubungan positif dengan tingkat kematian bayi artinya hubungan komplementer
yaitu apabila status gizi balita baik juga diikuti oleh kondisi kesehatan ibu hamil yang baik sehingga akan berpengaruh yang baik pula pada proses kelahiran bayi.
Tabel 31. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kematian Bayi Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat
Persamaan Angka Kematian Bayi Parameter
T for H0: Prob |T|
Elastisitas Label Variabel
Variable Estimate Parameter=0
J. Pendek J. Panjang
INTERCEP 48.399147
15.622 0.0001
- -
Intercep AGZBRK
0.395665 4.695
0.0001 0.1471
0.2978 Angka anak gizi buruk
JMLMIS 0.021822
3.886 0.0002
0.0970 0.1598
Jumlah penduduk miskin JMLBDN
-0.010886 -1.638
0.1038 -0.0570
-0.0939 Jumlah bidan
MDKSPN -2.10E-09
-1.837 0.0684
-0.0040 -0.0066
Multiple pengeluaran kesehatan dan pendidikan
DMDF -2.399693
-1.777 0.0779
- -
Dummy desentralisasi LAKMTBY
0.392946 3.800
0.0002 -
- Lag angka kematian bayi
F Value ProbF
R-Square Dh
12.246 0.0001
0.5508 1.206
Jumlah penduduk miskin berhubungan positif dengan angka kematian bayi, karena penduduk miskin adalah penduduk yang tidak bisa mencukupi kebutuhan
dasarnya yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Sehingga
peluang terjadinya kematian dalam proses kelahiran lebih besar, karena kemungkinan status gizi yang tidak mendukung, pengetahuan tentang kesehatan
yang kurang juga kondisi kesehatan yang tidak terpenuhi. Nilai elastisitas sebesar 0.0970 artinya adalah apabila jumlah penduduk miskin turun sebesar 10 persen
maka angka kematian bayi akan turun sebesar 0.97 persen. Jumlah bidan berhubungan negatif dengan angka kematian bayi, karena bidan
merupakan tenaga medis yang bertugas dalam persalinan. Semakin besar jumlah bidan berarti semakin besar tenaga medis yang bertugas dalam persalinan sehingga
akan memperkecil angka kematian bayi dalam angka kelahiran. Setiap kenaikan jumlah bidan sebesar 10 persen maka akan menurunkan angka kematian bayi
sebesar 0.57 persen. Dana pengeluaran kesehatan dan pendidikan berhubungan negatif dengan
angka kematian bayi, karena semakin besar dana kesehatan dan pendidikan maka semakin besar fasilitas yang disediakan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan
dan pendidikan sehingga masyarakat akan semakin sadar akan kesehatan yang akhirnya akan berpengaruh pada angka kematian bayi. Nilai elastisitas sebesar -
0.0040 artinya setiap kenaikan multiple dana kesehatan dan pendidikan sebesar 10 persen maka angka kematian bayi akan turun sebesar 0.04 persen. Kecilnya
pengaruh dari faktor ini kemumgkinan disebabkan karena adanya faktor time-lag yaitu pengaruhnya tidak secara langsung tetapi baru beberapa tahun kemudian, atau
kemungkinan karena dananya yang relatif kecil sehingga pengaruhnya juga relatif kecil.
Dummy desentralisasi fiskal bernilai negatif menunjukkan bahwa pada masa desentralisasi fiskal angka kematian bayi relatif lebih kecil. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dengan desentralisasi fiskal telah terjadi pelayanan yang relatif
lebih baik terhadap proses persalinan akibat semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi juga jumlah tenaga medis sehingga angka kematian bayi relatif lebih
kecil.
6.2. 16. Umur Harapan Hidup