PAD berhubungan negatif  tidak signifikan terhadap dana alokasi, besar dan kecilnya PAD akan mempengaruhi perolehan dana alokasi umum dari pemerintah
pusat  dimana daerah yang nilai perolehan PADnya relative besar akan mendapat dana alokasi umum yang relative kecil karena daerah lebih mampu membiayai
pengeluarannya.
6.2.2. Pengeluaran Daerah
Pengeluaran daerah terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, pengeluaran pembangunan terdiri dari pengeluaran pembangunan
sektor pertanian dan pengeluaran sektor lain. Pengeluaran rutin secara signifikan dipengaruhi  multiple belanja pegawai dan  belanja barang, PAD,  dana alokasi,
dummy desentralisasi fiskal, dan lag pengeluaran rutin. Dummy desentralisasi fiskal bernilai positif menunjukkan adanya intersep
yang lebih besar, berarti nilai pengeluaran rutin pada masa desentralisasi fiskal relatif lebih besar.Tingginya pengeluaran rutin pada masa desentralisasi fiskal
disebabkan banyaknya pegawai pusat yang didaerahkan pada masa desentralisasi fiskal. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan yang didaerahkan juga membutuhkan pengeluaran rutin sebagai dana operasional yang  relatif lebih besar  pada masa desentralisasi fiskal.
Rata-rata dana pengeluaran rutin pada masa sebelum desentralisasi fiskal  berkisar 71 persen dari total  pengeluaran daerah, sedang pada masa desentralisasi fiskal
meningkat menjadi berkisar sebesar  78  persen dari total pengeluaran daerah. Peningkatan dalam belanja pegawai dan belanja barang akan diikuti oleh
peningkatan dana pengeluaran rutin tetapi dalam proporsi yang jauh lebih kecil, hal ini wajar karena keterbatasan anggaran sehingga responsibilitas pengeluaran dana
terhadap belanja operasionalnya akan kecil dan  pemerintah  daerah diharapkan melakukan efisiensi  dalam penggunaan anggaran rutinnya sebagai dana operasional.
Tabel 18. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Daerah Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat
Persamaan Pengeluaran Rutin Parameter
T for H0: Prob  |T|
Elastisitas Label Variabel
Variable Estimate
Parameter=0 J. Pendek
J. Panjang
INTERCEP 53437
6.889 0.0001
- -
Intercep MJPGBB
0.015572 2.065
0.0408 0.0555
0.5393 Multiple belanja pegawai
dan barang PAD
265780 1.860
0.4260 -
- Pendapatan asli daerah
DALOK 564328 3.835
0.0620 0.1652
1.6055 Dana
alokasi DMDF
252609 18.480
0.0001 -
- Dummy desentralisasi
fiscal LPRUTIN
0.897104 9..362
0.0001 -
- Lag pengeluaran rutin
F Value  ProbF
R-Square Dh
212.556 0.0001
0.821 2..282
Persamaan Pengeluaran Sektor Pertanian Parameter
T for H0: Prob  |T|
Elastisitas Label Variabel
Variable Estimate
Parameter=0 J. Pendek
J. Panjang
INTERCEP 369.026425 0.666
0.5066 -  -
Intercep AREAL
0.010038 2.556
0.0116 0.4632
1.0617 Luas areal tanaman padi
PAD 3.6534 24
3.128 0.0026
0.0634 0.1453
Pendapatan  asli  daerah DALOK 0.003198
1..346 0.1806
0.3248 0.7445
Dana alokasi
DMDF 2640.285718
7.640 0.0001
- -
Dummy desentralisasi fiscal
LPSEKP 0..563788
6..598 0.0001
- -
Lag pengeluaran sektor pertanian
F Value  ProbF
R-Square Dh
38.763  0.0001 0.655
1..846
PAD berhubungan positif dengan pengeluaran rutin tetapi tidak signifikan, artinya apabila PAD meningkat maka akan meningkatkan penerimaan daerah
sebagai sumber pengeluaran yang digunakan untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. PAD tidak signifikan terhadap pengeluaran rutin, karena
kontribusi PAD yang relatif kecil dalam penerimaan daerah  dan  pengeluaran rutin merupakan pengeluaran yang kontribusinya relatif besar. Dana alokasi berhubungan
positif dan signifikan terhadap pengeluaran rutin, karena dana alokasi merupakan sumber penerimaan  terbesar daerah yang bisa digunakan untuk membiayai
pengeluaran operasional daerah sehingga signifikan terhadap pengeluaran rutin. Pengeluaran pembangunan sektor pertanian secara signifikan dipengaruhi
positif oleh areal tanaman padi, PAD, dana alokasi, dummy desentralisasi fiskal dan lag pengeluaran sektor pertanian. Areal tanaman padi signifikan mempengaruhi
pengeluaran pembangunan sektor pertanian dengan elastisitas sebesar 0.4632, artinya apabila areal tanaman padi meningkat 10 persen maka dana pembangunan
sektor pertanian akan naik 4.63 persen.  Walaupun nilai kenaikan anggaran tidak proporsional dengan kenaikan areal tanaman padi, namun hal ini menunjukkan
komitmen  pemerintah daerah kabupaten di Jawa Barat terhadap usahatani padi, yaitu dana pembangunan sektor pertanian masih dominan dan lebih diprioritaskan
pada peningkatan produktivitas tanaman padi. Fenomena ini cukup beralasan karena sebagian besar wilayah kabupaten di Jawa Barat mempunyai potensi dan
keunggulan pada produksi padi, sehingga mengantarkan wilayah Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional terbesar.
PAD sebagai sumber penerimaan lokal daerah  dan dana alokasi sebagai sumber penerimaan dari pusat merupakan sumber penerimaan daerah berhubungan
positif dan signifikan terhadap pengeluaran pembangunan sektor pertanian. Peningkatan penerimaan  dari  PAD dan dana alokasi dari pemerinah pusat akan
meningkatkan pengeluaran daerah  untuk pembangunan di sektor pertanian.
6.2.3. PDRB Kabupaten di  Provinsi Jawa Barat.