II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses untuk membentuk dan merubah tingkah laku yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan. Menurut Slameto 2010: 2,
“belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil
pengalamannya sendiri
dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Menurut DimyatiMudjiono 2013: 18, “belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah
seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Sedangkan Whiterington dalam Rusman dkk. 2011: 7
menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan dalam
kepribadian yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Teori-Teori Belajar
Teori-teori belajar berkembang sejalan dengan berkembangnya psikologi pendidikan. Terdapat berbagai teori belajar, di antaranya yaitu teori belajar
behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivistik.
a. Teori Belajar Behavioristik Menurut Lilik Sriyanti 2013: 33, ada beberapa ciri utama yang melekat
pada teori-teori behavioristik antara lain: 1 objek psikologi adalah tingkah laku, yang diteliti adalah
perubahan-perubahan gerakan badaniah yang observable, 2 semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada refleks-refleks. Menurut
behaviorisme, perilaku adalah kumpulan reflek, dan perilaku pada dasarnya merupakan hubungan antara stimulus respons, 3
behaviorimse tidak mengakui potensi bawaan sebab pendidikan dan lingkungan memegang kekuasaan penuh terhadap proses
pembentukan perilaku individu.
Teori belajar behavioristik dipelopori oleh Thorndike, Pavlov dan Skinner yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia dikendalikan
oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan, sehingga belajar merupakan tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya
stimulus dari luar. b. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif dipelopori oleh Wertheimer, Koffka dan Kohler yang berpendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol
oleh ganjaran dan penguatan, melainkan didasarkan pada kognisi. Menurut Rusman dkk. 2011: 35, “Psikologi kognitif memandang
belajar sebagai proses internal dan jumlah yang dipelajari tergantung pada kapasitas proses belajar, usaha yang dilakukan selama proses
belajar, kedalaman proses tersebut dan struktur pengetahuan yang dimiliki siswa”.
c. Teori Belajar Konstruktivistik Konstruktivisme menganggap bahwa manusia mampu mengkonstruk
atau membangun pengetahuan setelah ia berinteraksi dengan lingkungannya. Teori belajar konstruktivistik dipelopori oleh Piaget,
Bruner dan Vygotsky. Cooper dalam Rusman dkk. 2011: 35 berpendapat bahwa “Konstruktivis memandang peserta didik
menginterpretasi informasi dan dunia sesuai dengan realitas personal mereka, dan mereka belajar melalui observasi, proses, dan interpretasi
dan membentuk informasi tersebut ke dalam pengetahuan personalnya”. Dari teori-teori belajar di atas, penulis memilih menggunakan teori belajar
konstruktivistik karena teori belajar ini sesuai dengan pembelajaran IPS di sekolah dasar dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Materi
“Keragaman Suku Bangsa dan Budaya” merupakan materi IPS yang berfokus pada pemahaman megenai bhineka tunggal ika, keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia, dan cara menghargai keragaman tersebut. Siswa banyak menemukan informasi jenis-jenis keragaman suku bangsa
dan budaya dalam materi ini dengan cara berinteraksi dengan
lingkungannya untuk membentuk pengetahuan yang baru dalam dirinya.
3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari bebagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain, komponen-komponen
tersebut meliputi tujuan, materi, dan evaluasi. Oemar Hamalik 2003: 30 menyatakan bahwa “Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Menurut Nana Sudjana 2004: 28, “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik warga belajar dan pendidik sumber belajar yang melakukan kegiatan
membelajarkan”. Sedangkan Rusman dkk. 2011: 15 menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif
agar terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru dan siswa
yang dilakukan dengan menggunakan media belajar dan model pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.