SARAN KESIMPULAN DAN SARAN A.

55 menjadi ikut naik. Hal ini disebabkan pelarut dapat lebih mudah berimbibisi dalam molekul PHA ketika suhu naik tidak terlalu tinggi dari suhu ruang dan menyebabkan nilai viskositas yang terbaca naik. Nilai swelling index yang besar menunjukkan bahwa PHA lebih mudah menyerap pelarut. Interaksi perlakuan jenis pelarut dengan suhu menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan suhu, maka nilai indeks swelling mengalami kenaikan untuk semua jenis pelarut yang digunakan. Peningkatan perbandingan PHA-pelarut juga menyebabkan nilai indeks swelling mengalami kenaikan. Pengaruh perlakuan dalam pembentukan lembaran PHA, dari semua unit percobaan yang diujikan, didapatkan hanya PHA yang dilarutkan dalam pelarut kloroform saja yang dapat membentuk lembaran. Lembaran yang paling baik teksturnya dan rata ketebalannya, yaitu pada kondisi perbandingan konsentrasi 1:30 suhu 50 C, sedangkan pelarutan PHA blanko yang hanya membentuk lembaran apabila dilarutkan pada kloroform dengan menggunakan suhu 50 C. Perlakuan yang sesuai yang dihasilkan dari analisa kelarutan PHA dan pengamatan fisik adalah perlakuan pelarut kloroform dengan perbandingan PHA-pelarut 1:30 pada suhu 50 C.

B. SARAN

Peningkatan suhu menunjukkan pengaruh yang positif terhadap kelarutan PHA dalam pelarut organik. Dengan adanya peningkatan suhu diharapkan mampu mereduksi waktu pelarutan PHA. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui waktu pelarutan PHA yang sesuai sehingga didapatkan waktu proses pembuatan lembaran PHA yang lebih efisien. Selain itu disarankan pula untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kecepatan pengadukan terhadap pelarutan bioplastik. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pelarut yang sesuai untuk melarutkan PHA dengan kondisi perlakuan yang diberikan adalah kloroform. Kloroform yang digunakan dalam penelitian adalah kloroform pure analisys 56 yang memiliki harga tinggi dan tidak mudah untuk memperolehnya sedangkan di toko-toko bahan kimia atau apotek dijual bebas jenis kloroform teknis yang memiliki harga jauh lebih murah dan kemudahan untuk mendapatkannya. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kelarutan PHA dalam kloroform teknis untuk mengurangi biaya produksi film bioplastik PHA. Kloroform merupakan pelarut yang tidak digunakan secara luas karena sifat toksik dan narkotiknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pelarut lain yang relatif lebih aman bagi kesehatan dan memiliki kemampuan yang baik dalam melarutkan PHA selain pelarut yang telah digunakan pada penelitian ini. Ketiga pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut yang memiliki kelarutan tinggi terhadap PHA yang disebutkan pada banyak literatur, namun pada penelitian ini didapatkan hanya kloroform saja yang menunjukkan kelarutan yang baik terhadap PHA. Hal ini diduga karena kondisi perlakuan yang tidak sesuai untuk kedua pelarut yang diujikan, misalkan suhu yang kurang tinggi, pelarutan dalam tekanan inert, pH, kekuatan ionik, irradiasi cahaya, kecepatan pelarutan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelarutan PHA. Disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang kondisi pelarutan yang sesuai untuk dua pelarut yang digunakan dalam penelitian ini asam asetat glasial dan dimetilformamida. DAFTAR PUSTAKA Abner, L dan Miftahorrahman. 2002. Keragaan Industri Sagu Indonesia. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol 8 No 1. Juni 2002 Akmaliah, P. 2003. Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dimetil Ftalat Terhadap Karakteristik Bioplastik Dari Polyhydroxyalkanoates PHA Yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor Akyuni, D. 2004. Pemanfaatan Pati Sagu Metroxylon sp. untuk Pembuatan Sirup Glukosa Menggunakan α-Amilase dan Amiloglukosidase. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian-Institut Pertanian Bogor, Bogor. Allcock, H.R dan Lampe. F.W. 1981. Contemporary Polimer Chemistry. Prentice- Hall, Inc. New Jersey. Andrandy, A.L. 2000. Assesment of Biodegdradability in Organic Polymers. In Hamid, S.H. ed. Handbook of polymer degradation 2 nd ed, rev and expanded. Marcel Dekker, Inc., New York Anonim 1 . 2005. Acetic Acid. http:en.wikipedia.orgwikiAcetic_acid. [15 Mei 2006] Anonim 2 . 2005. Appendix J: Chemichals Preparations. http:www.mallinckrodt baker. [15 Mei 2006] Anonim 3 . 2005. Chloroform. http:en.wikipedia.orgwikiChloroform. [30 November 2006] Anomim 4 . 2006. Dimethylformamide. www.wikipedia.org.wikiDimethylformamide. [ 19 Desember 2006] Anonim 5 . 2006. Gel Hidrokoloid. http:www.ebookpangan.com. [25 Desember 2006] Anonim 6 . 2006. Metabolix Core Technology. http:www.metabolix.com. [15 Mei 2006] Anonim 7 . 2006. Tanya Jawab. http:www.answers.comtopicturbidimetry. [15 November 2006] Anonim 8 . 2006. Turbidimetry. www.aptec.diagnostics_turbidimetry. [15 November 2006] Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati dan Budiyanto S. 1989. Analisa Pangan . Bogor: IPB Press ASTM. 1997. Annual Book of ASTM Standars. Vol 09.01. D. 3616. 58 Atifah, N. 2006. Pemanfaatan Hidrolisat Pati Sagu Sebagai Sumber Karbon Pada Produksi Bioplastik Poli-3-Hidroksialkanoat Secara Fed-Batch oleh Ralstonia eutropha. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian-Institut Pertanian Bogor, Bogor. Atkinson, B dan F. Mavituna. 1991. Biochemical Engineering and Biotechnology Handbook. Second Edition. M Stockton Press. Now York. 1271 pages. Ayorinde, F.O., K.A. Saeed, E. Price, A. Morrow, W.E. Collins, F. Mclnnis, S.K. Pollack dan B. E. Eribo. 1998. Production of Poly- β-Hydroxybutirate from saponified Vernonia galamensis oil by Alcaligenes eutrophus. Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology. 21:46-50. Babel W, Ackermann U dan Breuer. 2001. Physiology, regulation and limits of synthesis of poly3HB. Di dalam: Scheper T, managing editor. Biopolyester : Advances in Biochemical Engineering Biotechnology. Vol 71. Berlin: Springer-Verlag. Berghmans, E. 1981. Carbohydrate Simposium in Indonesia “Starch Hydrolisates Improved Sweeteners Obtained by The Use Enzyme”. Novo Industry AS. Novo Alle, Denmark. Byrom, D. 1990. Industrial production of copolymer from Alcaligenes eutrophus. Di dalam Novel Biodegradable Microbial Polymers, Dawes, E. A. ed., Kluwer Academic Publishers, The Netherlands, 113-117. Chaplin, M.F dan C. Bucle. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press, New York. Cowd. M. A. 1982. Polimer Chemistry. Di dalam Clark, J.G. ed. 1982. Modern Chemistry background readers : John Murray Publishers Ltd, London. Diterjemahkan Harry, F. 1991. Kimia Polimer. Penerbit : ITB. Bandung Crueger, W dan A. Crueger. 1984. Biotechnology : A Textbook of Industrial Microbiology Traslated into English by C. Haessly and edited by T.D. Brock. Sinauer Associates, Inc. Sunderland and Science Tech, Inc. Madison. 308 pages; Ratledge, 1986. Cuq, B., N. Gontard, J.L. Cuq dan S. Gullbert . 1997. Selected Functional Properties of Fish Myofibrillar Protein Based Film as Affected by Hydrophilic Plasticicers. J. Agric. Food Chem 45 : 622-626 Dawes, I.W. dan I.W. Sutherland. 1976. Microial Psycology. Basic Microbiology. Volume 4. Blackwell Scientific Publications. Oxford. 185 pages. Day, R.A. dan A. L. Underwood. 1980. Quantitative Analysis, 4 th edition. Diterjemahkan R. Soendoro,drs, Widaningsih. W, dan Sri Rahadjeng eds. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga. Jakarta. 59 Doi, Y., N. Kamiya, M . Sakurai, Y. Inoue dan R. Chujo. 1991. “Studies of Cocrystallization of PBV by Solid High Resolution 13 C NMR dan DSC, “ Macromolecules, 24: 2178-2182. Durrans, T.H., dan E.H. Davies. 1988. Solvent. Chapmann and Hall Ltd. London. Farquharson FG, Hall MH, and Fullerton WT. 1983. Poor obstetric outcome on three quality control laboratory workers. Lancet 1 8831 : 983-984 [cited in U.S. EPA, 1994] Flach, M. 1997. Sago Palm. Ipgri. Rome-Italy. 75 p Fullbrook, P.D. 1984. The Enzyme Production of Glucose Syrups. In Dzieldzic, S. Z. dan M. W. Kearsley eds.. Glucose Syrups: Science and Technology. Elsevier Applied Science Publisher, London. Furukawa, J. 2005. Physical Chemistry of Polymer Rheology. Kodansa, Springer. USA. Gescher A. 1993. Metabolism of N,N-dimethylformamide: key to understanding of its toxicity. Chem. Res. Toxicol. 63 : 245-251 Gordon, Manfred. 1963. High Polimers Structure and Physical Properties. Addison- Wesley Publishing Company, Inc. London. Harrison, S.T. 1990. The extraction and purification of Poly- β-hydroxybutirate from Alcaligenes eutrophus. Di dalam Van Wegen, R. J., Y. Ling dan A. P. J. Middleberg. 1998. Industrial Production of Polyhydroxyalkanoates Using Escherichia Coli: An Economic Analysis. Trans Chem E., Vol 76, Part A. pp. 417-426. Haryanto, B dan P. Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius, Yogyakarta. Hildebrand, J.H., J.M. Prausnitz dan R.L. Scott. 1970. Reguler and Related Solutions. Van Nonstrand, New York Holmes PA. 1988. Biologically produced PHA polymers and copolymers. Di dalam Bassett DC ed. Developments in crystalline polymers, , Elsevier, London 2: pp. 1-65. Howard PH. ed 1993. Handbook of Environtmental Fate and Exposure Data of Organic Chemicals. Vol. IV:Solvent 2. Chelsea, MI: Lewish Publishers. Inc. Hrabak, O. 1992. Industrial Production of Poly-3-hydroxybutyrate. FEMS Microbiology Reviews. 103, 251-256. Humas. 2006. Sagu, Potensial Perkaya Keragaman Pangan. www.bppt.go.id. [13 November 2006] 60 Ishizaki, A dan K. Tanaka. 1991. Production of Poly- β-H ydroxybutyratiric Acid from Carbon Dioxide by Alcaligenes eutrophus ATCC 17697T. J. Ferm. Bioeng. 71 4 : 254-257 Keenan, Kleinfelter, dan Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas edisi keenam. Judul asli : General College Chemistry Sixth Edition, Peterjemah Pudjaatmaka, A Hadyana. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kemmish, D. 1993. ICI Bio Pruduct Fine Chemicals, Biopolimer Group, Billingam. Cleveand. United Kingdom. Kessler B, Weisthuis R, Witholt B dan Eggink G. 2001. Production of Microbial Polyester: Fermentation and Downstream Processes. Di dalam: Scheper T, managing editor. Biopolyester: Advances in Biochemical EngineeringBiotechnology. Vol 71. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Kim, B.S., S.C. Lee, S.Y. Lee, H.N. Chang dan S.I. Woo. 1994. Production of Poly-3- Hydroxybutiric Acid by Fed Batch Culture of Alcaligenes eutrophus with Glucose Concentration Control. Biotechnol. Bioeng. 43:892-898. Klem JK. 1999. Alcaligenes. Di dalam: Robinson RK, Batt CA, Patel PP. Encyclopedia of Food Microbiology. Vol 1. 2000. London: Academic Press. Knigt, J. W. 1969. The Starch Industry. Pergamon Press, Oxford. Krupp, L. R. dan W.J. Jewel. 1992. Biodegradability of Modified Plasitic Films in Controlled Biological Environtments. Environtmental Sci. Technol., 261: 193- 198 Lafferty R.M., Brigitta Korsatko, Werner Korsatko. 1988. Microbial Production of Poly- β-Hydroxybutyrate Acid. Di dalam Rehm, H.J dan R.G. Reed eds. Biotechnology. Vol. 6b. Weinheim VCH, Basel Graz University. Austria. Lee, S.Y. 1996. Bacterial Polyhydroxyalkanoates. Biotechnol. Bioeng. 49:1-14. Lee, S.Y. dan J. Choi. 2001. Production of Microbial Polyester by Fermentation of Recombinant Microorganism. In Babel, W dan A. Steinbuchel. Biopolyester: Advances in Biochemical EngineeringBiotechnology. Vol 71. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Lindsay K. 1992. ‘Truly degradable’ resins are now truly commercial. Modern Plastics 2: 62-64. Mark J, Ngai K, Graessley W, Mandelkern L, Samsulski E, Koenig J, dan Wignall G. 2004. Physical Properties of Polymers Third Edition. Cambridge University Press. USA. Mellan, I. 1950. Industrial Solvent. Reinhold Publiching Corporation. New York. 61 Nielsen J dan Villadsen J. 1993. Bioreactors: Description and Modeling. Di dalam : Rehm HJ, Reed G, Pühler A dan Stadler P, editor. Biotechnology. Bioprocessing. Ed ke-2 Vol 3. VCH, Weiheim. Noda, Isao. 1998. Solvent extraction of polyhydroxy-alkanoates from biomass facilitated by the use of marginal nonsolvent. United States Patent 5821299. Norman, B. E. 1981.New Development IN Starch Syrup Technology. Di dalam G.G . Birch, N. Blackebrough dan K.J. Parker ed.. 1981. Enzymes and Food Processing. Applied Science Publ. Ltd., London. Page, W. J., K. Budwill dan P. M. Fedorack. 1992. Methanogenic Degradation of Poly3-hydroxyalkanoates, Applied and Environmental Microbiology, 584: 1398-1401. Pine, S.H., J. B. Hendrickson, D.J. Cram, dan G.S. Hammand. 1980. Organic Chemistry Fourth Edition. Mc Graw-Hill, Inc. Diterjemahkan oleh Roehyanti, S. dan Sasanti W. 1988. Kimia Organik 2 dala dua jilid. ITB : Bandung. Poirier, Y., Newrath C. dan Somerville C. 1995. production of PHA, a Family of Biodegradable Plastics and Elastomers in Bacteria and Plants. Biotechnology. 13 Feb: 142-150. Pruett, K. M. 1988. Chemical Resistance for Elastomers. Compass Publications. California Rabek, J. F. 1983. Experimental Methods in Polymer Chemistry. Departement of Polymer Technology, The Royal Institute of Technology, Stockholm. Sweden. A. Wiley-Interscience Publication. Toronto. Rabek, J. F. 1983. Experimental Methods in Polymer Chemistry. Department of Polymer Technology, TheRoyal Institute of Technology, Stockholm. Sweden. Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI, Jakarta. Sperling, L.H. and C.E. Carraher.1990. Polymers from Renewable Sources. In: Kroschwitz, J.I. executive ed.. Concise Encyclopedia of Polymer Science and Engineering. John Wiley Sons. New York. 1341 pages. Spink, W. P dan W.F. Waychoff. Plasticizers. J. A. Kent ed. 1958. Di dalam Modern Plastic Encyclopedia Issue. Hildrent Press, Inc. New York. Srivastava, A.C. 1989. Instrumentation Technic. Diterjemahkan oleh Sutanto. Teknik Instrumentasi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Sugiarti, R. 2003. Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-3-Hidroksialkanoat PHA Yang Dihasilkan Oleh Ralstronia eutropha Dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 Sukardjo. Prof. Dr. 1989. Ikatan Kimia. Penerbit Rineka Cipta, Yogyakarta. Timmins, M. R., D.F. Gilmore, R.C. Fuller, dan R.W Lenz. 1993. Bacterial Polyesters and Their Biodegradation. University of Massachusetts. USA. Utz, H., M. Korn and D. Brune. 1991. Untersuchung zum Einsatz Biobbaubarer Kunststoffe im Verpackungsbereich. Bundesministerium fur Forschung und Technologie Forschungsbericht Nr. 01-ZV 8904. Van Wegen, R. J., Y. Ling dan A. P. J. Middleberg. 1998. Industrial Production of Polyhydroxyalkanoates Using Escherichia Coli: An Economic Analysis. Trans Chem., Vol 76, Part A. pp. 417-426. Wijanarko,Q. 2003. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadapkarakteristik Biopolimer Yang Dihasilkan Oleh Alcaligenes eutrophus Pada Subtrat Hidrolisat Minyak Sawit . Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Winarno, F.G, Dedi Fardiaz, dan Srikandi Fardiaz. 1973. Spektroskopi. Departemen Teknologi Hasil Pertanian. FATEMETA-1PB. Bogor. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wiyono, B., Toga S., dan Edward A.S. 1990. Percobaan Pendahuluan Pembuatan Sirup Berfruktosa Tingi dari Pati Sagu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 8 4 : 144- 145. Puslitbang Hasil Hutan. Departemen Kehutanan. Yoshida, T., Pornchai M., Reynaldo, E., Made S.P. dan M. Ismail A.K. 1996. Biotechnology for Sustainable Utilization of Biological Resources in the Tropics. Joint Seminar. 1996. International Center for Biotechnology. Osaka University. Japan. Lampiran 1. Lintasan umum biosintesis dan degradasi PHB oleh mikroba Ralstonia eutropha, Azotobacter beijerinckii Lafferty et al. di- dalam Rehm and Reid 1988 Keterangan : X β-ketothiolase β-ketoasilthiolase, asetoasetil-KoA, asetasetil-KoA thiolase Y Asetasetil-KoA reduktase Z PHB polimerase PHB sintetase [ PHB hidrolase \ Dimer hidrolase ] β-hidroksibutirat dehidrogenase Thiophorase asetasetil-SKoA thiokinase; Asetoasetat-suksinil-KoA transferase EMP : jalur glikolisis Embden-Meyerhof-Parnas HM : jalur Heksosa Monofosfat ED : jalur Entner-Doudoroff Metabolisme karbohidrat Jalur EMP, HM, ED Asetil-SKoA Asetasetil-SKoA Poli- β-hidroksibutirat D-- β-hidroksibutirat Asetoasetat Piruvat CO 2 X PhaA CoASH D-- β-hidroksibutiril-SKoA D-- β-hidroksibutiril-AI Oligomer, trimer, dimer Y NADH 2 NAD Protein- AI Z [ \ ] NADH 2 NAD Suksinat Suksinil-SKoA Siklus TCA PhaB PhaC PhaC PhaZ PhaZ 64 Lampiran 2. Kelarutan PHA dalam berbagai pelarut Lafferty et al. di dalam Rehm and Reid, 1988 Kelarutan Tinggi Kelarutan Sedang Tidak Terlarut Asetat Anhidrida Dioksan Air Kloroform Oktanol Metanol Diklorometana Toluen Etanol Dikloroasetat Piridin Propanol Etilen karbonat Sikloheksanol Propilen karbonat Karbontetraklorida Trifluoroetanol Asam mineral terlarut Dimetil formamida Alkalin hipoklorit Etilaseto asetat Dietileter Triolein Heksana Asam Asetat Benzena Alkohol lebih dari 3 atom-C Sikloheksanona Sodium Hidroksida Etil asetat Etilmetilketon Tetrahidrofuran Etilformiat Butil asetat Asam Valerat 65 Lampiran 3. Prosedur pembuatan bahan baku PHA a. Persiapan Substrat Tahap persiapan substrat meliputi proses pembuatan hidrolisat pati sagu secara enzimatis, persiapan kultur dan media kultivasi.

i. Pembuatan hidrolisat pati sagu Akyuni, 2004

Suspensi pati sagu dalam air 30 bv diatur pH-nya 6-6,5 dengan penambahan CaCO 3 kemudian digelatinisasi sempurna dengan cara pemanasan 70-80 o C dan mengaduknya hingga kental dan bening. Likuifikasi dilakukan dengan menambahkan α-amilase sebanyak 1,75 Ug pati ke dalam suspensi pati yang telah tergelatinisasi kemudian dipanaskan dan diaduk pada suhu 90-95 o C selama 210 menit. Hasil likuifikasi selanjutnya disakarifikasi pada suhu 60 o C, pH 4-4,5 selama 48 jam pada inkubator goyang 150 rpm dengan menambahkan amiloglukosidase AMG sebanyak 0,3 Ug pati, untuk menjernihkan warna, hidrolisat ditambah arang aktif 1-2 bobot pati, dipanaskan 80 o C selama satu jam lalu disaring vakum. Hidrolisat pati sagu tersebut telah siap digunakan sebagai sumber karbon kultivasi PHA dan sebelumnya dilakukan analisis total gula metode Fenol Sulfat. Prosedur analisis total gula Apriyantono et al .,1989 adalah sebagai berikut: Prinsip metode ini adalah bahwa gula sederhana, oligosakarida, polisakarida dan turunannya dapat bereaksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna orange-kekuningan yang stabil. Penetapan sampel Untuk menetapkan total gula, sampel harus berupa cairan yang jernih. Sebanyak 2 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml larutan fenol 5 dan dikocok. Selanjutnya ditambahkan dengan cepat 5 ml larutan asam sulfat pekat dan dibiarkan selama 10 menit, dikocok lalu dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit. Setelah dingin, absorbansinya diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm. Sampel 66 sebelumnya diencerkan dengan tingkat pengenceran yang sesuai sehingga dapat terbaca pada kisaran 20-80 absorban. Nilai rata- rata absorbansi sampel hasil pengukuran dimasukkan ke persamaan kurva standar sehingga didapatkan nilai konsentrasi glukosa. Kurva standar untuk penentuan kadar total gula hidrolisat pati sagu dengan metode Fenol-Sulfat Atifah, 2006. Diagram proses pembuatan hidrolisat pati sagu adalah sebagai berikut. Konsentrasi glukosa μgml Absorbansi 490nm 10 0,235 ± 0,043 20 0,309 ± 0,052 30 0,475 ± 0,069 40 0,627 ± 0,071 50 0,762 ± 0,040 60 0,917 ± 0,048 Kurva Standar Glukosa y = 0,0141x + 0,0616 R 2 = 0,9931 0,2 0,4 0,6 0,8 1 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi glukosa mikrogramml A b s o rb an si 490 n m Pati sagu Suspensi pati 30 Set pH 6-6,5 Gelatinisasi Likuifikasi 90-95 o C ~ 21 menit Uji iod Set pH 4-4,5 Sakarifikasi 60 o C, 48-60 jam, 150 rpm Inaktivasi enzim 105 o C ~ 5 menit Pemanasan 80 o C ~ 1 jam Penyaringan vakum Hidrolisat pati sagu Air CaCO 3 Alfa Amilase 1,75 ug positif negatif HCl 0,2 N AMG 0,3 ug Arang aktif 1-2 67 ii. Persiapan kultur dan media kultivasi Atifah, 2006 Kultur R. eutropha dipelihara dalam bentuk kering-beku. Kultur disegarkan setiap dua minggu dengan menumbuhkannya pada media cair Nutrient Broth inkubasi 34 o C selama 24 jam. Formulasi media kultivasi per liter adalah X ml hidrolisat pati sagu dan Y gram NH 4 2 HPO 4 sedemikian sehingga rasio CN awal 10:1 dengan asumsi bahwa konsentrasi karbon pada sirup glukosa pati sagu adalah 40 dari total gula dan konsentrasi N pada NH 4 2 HPO 4 adalah 21,21 komposisi media propagasi dan media kultivasi Atifah, 2006 dapat dilihat pada Tabel 6. Larutan mikroelemen terdiri dari 2,78 g FeSO 4 .7H 2 O; 1,98 g MnCl 2 .4H 2 O; 2,81 g CoSO 4 .7H 2 O; 1,67 g CaCl 2 .2H 2 O; 0,17 g CuCl 2 .2H 2 O dan 0,29 g ZnSO 4 .7H 2 O yang dilarutkan dalam 1 liter HCl 1 N. Komposisi media propagasi dan media kultivasi Atifah, 2006 adalah sebagai berikut : Bahan Media Propagasi II 90 ml Propagasi III 900 ml Kultivasi 9000 ml Sirup 9,608 ml 96,085 ml 960,854 ml NH 4 2 HPO 4 0,566 gr 5,658 gr 56,577 gr K 2 HPO 4 0,522 gr 5,22 gr 52,2 gr KH 2 PO 4 0,342 gr 3,42 gr 34,2 gr MgSO 4 0.1 M 0,9 ml 9,0 ml 90 ml Mikro Elemen 0,09 ml 0,9 ml 9 ml Sebelum digunakan, media terlebih dahulu disterilisasi pada suhu 121 o C selama 15 menit sumber karbon dan sumber nitrogen disterilisasi dalam wadah yang terpisah untuk menghindari reaksi pencoklatan. Media didiamkan beberapa saat setelah disterilisasi sehingga suhunya mencapai 25-30 o C dan siap diinokulasi. Untuk keperluan kultivasi, terlebih dahulu dilakukan propagasi kultur dengan menumbuhkan kultur segar R. eutropha ke dalam media steril 10 vv pada inkubator goyang 150 rpm, suhu 34 o C selama 24 jam. Komposisi media propagasi disesuaikan dengan media yang digunakan pada kultivasi, volume kultur propagasi 10 dari volume media kultivasi. Kultur hasil propagasi selanjutnya diinokulasikan ke dalam media kultivasi. 68

b. Produksi PHA secara Fed Batch

Produksi PHA dengan cara kultivasi secara fed batch dengan Ralstonia eutropha dilakukan pada bioreaktor skala 10 liter. Strategi pengumpanan larutan stok dilakukan berdasarkan Byrom 1990. Pada saat mikroba diperkirakan memasuki fase pertumbuhan stasioner maka ke dalam bioreaktor diumpankan larutan stok dengan volume setara 20 gram gula per liter kultur atau sekitar 640,57 ml dengan kecepatan pengumpanan konstan 1.7 mlmenit. Kultivasi dilakukan pada suhu 34 o C, agitasi 150 rpm, pH 7 dan aerasi 0,2 vvm. Proses kultivasi dilakukan selama 96 jam dengan pengumpanan pada jam ke-48. Bioreaktor kapasitas 10 L yang digunakan dalam penelitian Diagram alir kultivasi PHA Modifikasi Ayorinde et al., 1998 oleh Atifah, 2006 Media Kultivasi Kultur Ralstonia eutopha Sterilisasi 121 o C, 15’ Propagasi kultur dalam Nutrien broth steril Inokulasi Ralstonia eutopha pada media kultivasi Kultivasi Suhu 34 o C, agitasi 150 rpm, pH 7, aerasi 0,2 vvm, 96 jam, pengumpanan pada jam ke-48 Cairan Kultivasi 69

c. Proses Hilir PHA modifikasi Van Wegen et al., 1998 dan Williamson, D.

H. Dan J. F. Wilkinson, 1958 di dalam Lafferty et al., 1988

Dokumen yang terkait

Produksi dan Karakterisasi Poly-β-hydroxyalkanoates (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 79

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Pengaruh Konsentrasi PemIastis Dimetil Ftalat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroalkanoates (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 10 78

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh Proporsi Hidrolisat Minyak Sawit dengan Asam Propanoat terhadap Perolehan dan Karakteristik Poly-β-Hydroxyalkanoates yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha

0 4 3