14 di dalam sel meskipun tidak efektif untuk meningkatkan konsentrasi sel.
Konsentrasi PHA dan rendemen PHA di dalam sel dapat meningkat lebih dari dua kali lipat 3,72 gL atau 76,54 dari bobot kering sel dibandingkan
dengan hasil kultivasi batch 1,44 gL atau 32,65 dari bobot kering sel pada kondisi karbon berlebih dengan indikasi nutrisi pembatas berupa magnesium,
sulfat, nitrogen dan fosfat. Ralstonia eutropha tumbuh paling baik pada konsentrasi gula awal 30 gL dengan laju pertumbuhan spesifik maksimal
0,108jam dan rendemen molekuler Y
xs
sebesar 0,227 g selg gula.
G. PROSES HILIR PHA
Ketika tahapan kultivasi telah selesai, sel yang mengandung PHA harus dipisahkan dari media kultivasi dengan berbagai prosedur konvensional
seperti sentrifugasi, filtrasi atau flokulasi-sentrifugasi. Sel selanjutnya dipecah agar polimer di dalamnya dapat diisolasi Kessler et al. di dalam Scheper,
2001. Hal ini senada dengan Lafferty et al. di dalam Rehm and Reid 1988, proses pemisahan biomassa yang mengandung PHA biasa dilakukan dengan
cara sentrifugasi atau flokulasi dan sentrifugasi, kemudian tahap selanjutnya adalah pemisahan PHBPHAs dari biomassa. Pemisahan PHAPHB dari
biomassanya dapat dilakukan dengan ekstraksi pelarut, proses digest dengan sodium hipoklorit dan proses digest secara enzimatis Lee, 1996.
Metode yang paling sering digunakan untuk mengisolasi PHA adalah ekstraksi polimer dari biomassa menggunakan pelarut seperti: kloroform,
metilen klorida, propilen karbonat, dikloroetan namun proses tersebut membutuhkan pelarut dalam jumlah besar Lee, 1996. Beberapa metode lain
juga dikembangkan, misalnya penggunaan sodium hipoklorit untuk memecah bahan-bahan sel non-PHA secara bertahap. Meskipun efektif, sodium
hipoklorit dapat mendegradasi PHA sehingga menurunkan berat molekulnya Kessler et al. di dalam Scheper, 2001.
Lee et al. 1999 melakukan pemecahan sel rekombinan E. coli yang mengandung 69 PHB dengan NaOH 0,2 N selama satu jam pada suhu 30
o
C dan PHB yang diperoleh menunjukkan kemurnian 97. Apabila waktu
pemecahan digestion diperpanjang hingga lima jam maka kemurnian PHB
15 meningkat menjadi 98, begitu juga jika konsentrasi NaOH ditingkatkan
menjadi 2 N. Pemecahan bahan-bahan sel non-PHA dengan NaOH NaOH digestion memiliki beberapa kelebihan, yaitu murah dan ramah lingkungan,
PHB yang diperoleh memiliki kemurnian tinggi 98 dan selama proses ekstraksi tidak terjadi degradasi PHB.
PHA diketahui dapat larut dalam kloroform Lafferty et al. di dalam Rehm and Reid, 1988 dan cara ini telah lama digunakan untuk mengekstrak
PHA dari biomassa mikrobial. Larutan PHA-kloroform dipanaskan pada suhu 40
o
C selama 20 jam. PHA-kloroform selanjutnya disaring dengan kertas saring whatman 40 untuk memisahkan ampas dan larutan PHA-kloroform.
Kloroform diuapkan pada ruang asam sehingga PHA yang tersisa membentuk suatu lapisan PHA kering yang lebih murni.
H. PELARUT BIOPLASTIK