PROSES PRODUKSI PHA TINJAUAN PUSTAKA A. PATI SAGU

12 yang dikode sebagai gen phbZ. Jalur metabolisme dan degradasi PHB oleh R. eutropha dari karbohidrat secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Babel et al. di dalam Scheper 2001 menyatakan bahwa meskipun faktor-faktor pembatas ammonium, oksigen, fosfat, sulfat, K + , Mg 2+ atau Fe 2+ memiliki peran dan pengaruh fisiologis yang berbeda, namun secara kualitatif bakteri merespon pembatasan-pembatasan tersebut dalam bentuk yang hampir sama. Konsentrasi intraseluler asetil-KoA yang tinggi akan menunjang sintesis asetoasetil-KoA, sementara itu ekivalen pereduksi reducing equivalent harus ada untuk menarik asetoasetil-KoA yang terbentuk dari reaksi kesetimbangan. Secara umum, pasokan nutrisi yang tidak seimbang, misalnya nitrogen atau oksigen, akan menurunkan kompleksitas metabolisme dan menyalurkan rangkaian karbon ke jalur sintesis PHB. Ketika siklus TCA dihambat maka laju pelepasan 2H melalui siklus TCA dan jumlah 2H yang tersedia menurun. Jika siklus TCA terhenti maka reaksi sebelum siklus TCA harus menyediakan 2H yang dibutuhkan untuk mereduksi asetoasetil-KoA menjadi 3-hidroksibutiril-KoA. Dengan demikian, jika ditambahkan glukosa maka siklus TCA tertunda dan sintesis PHB terjadi Babel et al. di dalam Scheper, 2001.

F. PROSES PRODUKSI PHA

Proses produksi PHA secara umum terdiri dari dua tahap utama, yaitu kultivasi dan isolasi PHA. Tahap kultivasi merupakan tahap pertumbuhan biomas sel dan akumulasi biopolimer PHA. Setelah kultivasi berakhir, dilakukan pemanenan biomassa dan biopolimer yang diikuti dengan tahap isolasi biopolimer. Pemisahan biopolimer dapat dilakukan dengan pelarut solvent based maupun tanpa pelarut non-solvent-based. Pemisahan tanpa pelarut pada dasarnya adalah proses melarutkan biomassa non-PHA, diikuti dengan sentrifugasi atau ultrafiltrasi. Pemisahan dengan pelarut merupakan proses ekstraksi PHA dengan pelarut, diikuti dengan presipitasi dengan airmetanol Kessler et al. di dalam Scheper, 2001. Tinjauan umum proses produksi PHA lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 7. 13 KULTIVASI TAHAP 1 PRODUKSI BIOMASSAA Perkembangbiakan sel pada kondisi pertumbuhan seimbang KULTIVASI TAHAP 2 AKUMULASI POLIMER PHA Akumulasi polimer cadangan pada kondisi nutrisi terbatas PEMANENAN ISOLASI Tanpa Pelarut • Pelarutan biomassa non- PHA • Sentrifugasi ultrafiltrasi Dengan Pelarut • Ekstraksi PHA dengan pelarut • Presipitasi dengan metanol air Gambar 7. Skema tahapan umum produksi PHA Kessler et al. di dalam Scheper, 2001. Secara teknis PHA dapat diproduksi dengan kultivasi batch curah, fed-batch terumpani maupun kontinyu sinambung. Sistem fed-batch banyak diterapkan terutama untuk memicu peningkatan akumulasi PHA di- dalam sel. Pada saat pergantian operasi dari batch ke fed-batch, densitas biomassa telah mencapai level yang tinggi dan konsentrasi substrat kunci menurun dan hampir habis. Level substrat pembatas yang rendah tersebut dipertahankan dengan pengumpanan perlahan substrat berkonsentrasi tinggi secara konstan Nielsen dan Villadsen di dalam Rehm et al., 1993. Terkait dengan penggunaan glukosa sebagai sumber karbon bagi R. eutropha, beberapa strategi pengumpanan substrat telah dikembangkan selama kultivasi fed-batch untuk menjaga konsentrasi glukosa agar tetap berada dalam rentang yang optimal bagi akumulasi PHB Lee dan Choi di dalam Babel dan Steinbuthchell, 2001. Menurut Atifah 2006, hidrolisat pati sagu dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi R. eutropha untuk tumbuh dan memproduksi PHA baik pada kultivasi batch curah maupun pada kultivasi fed-batch. Akan tetapi, kultivasi fed-batch dengan jenis umpan hidrolisat pati sagu adalah yang paling efektif diterapkan untuk meningkatkan konsentrasi PHA dan rendemen PHA 14 di dalam sel meskipun tidak efektif untuk meningkatkan konsentrasi sel. Konsentrasi PHA dan rendemen PHA di dalam sel dapat meningkat lebih dari dua kali lipat 3,72 gL atau 76,54 dari bobot kering sel dibandingkan dengan hasil kultivasi batch 1,44 gL atau 32,65 dari bobot kering sel pada kondisi karbon berlebih dengan indikasi nutrisi pembatas berupa magnesium, sulfat, nitrogen dan fosfat. Ralstonia eutropha tumbuh paling baik pada konsentrasi gula awal 30 gL dengan laju pertumbuhan spesifik maksimal 0,108jam dan rendemen molekuler Y xs sebesar 0,227 g selg gula.

G. PROSES HILIR PHA

Dokumen yang terkait

Produksi dan Karakterisasi Poly-β-hydroxyalkanoates (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 79

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Pengaruh Konsentrasi PemIastis Dimetil Ftalat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroalkanoates (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 10 78

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh Konsentrasi Peg 400 terhadap Karakteristik Bioplastik Polihidroksialkanoat (Pha) yang Dihasilkan Oleh Ralstonia Eutropha Menggunakan Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 28 96

Pengaruh Proporsi Hidrolisat Minyak Sawit dengan Asam Propanoat terhadap Perolehan dan Karakteristik Poly-β-Hydroxyalkanoates yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha

0 4 3