17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar sebagai
karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa
belajar. Banyak definisi tentang pengertian belajar yang telah dirumuskan oleh
para ahli.
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Gagne dalam Suprijono, 2012: 2 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama yaitu belajar berkaitan
dengan perubahan perilaku, perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif
permanen.
Belajar menurut Hamdani 2011: 21 adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Menurut Hakim dalam Hamdani,
2011: 21 bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan lain-lain. Apabila tidak mendapatkan peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, orang tersebut belum mengalami proses belajar. Slameto 2010: 2 menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Skinner dalam Dimyati, 2013: 9 berpandangan bahwa belajar adalah
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar
ditemukan adanya hal berikut: 1
kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, 2
respon si pelajar, dan 3
konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,
perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku di dalam respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi
perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk yang relatif permanen, seperti perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari terampil menjadi
terampil, serta aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. 2.1.1.2
Tujuan Belajar Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. Secara umum, tujuan belajar menurut Sardiman 2011: 26 ada tiga, yaitu:
1 Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,
tidak mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
2 Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis
atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan.
3 Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh ka
rena itu, guru tidak sekadar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu
kepada anak didiknya. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi: 1 hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta kognitif; 2 hal
ihwal personal, kepribadian atau sikap afektif; dan 3 hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan psikomotorik.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran