Tahap kelima menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yaitu mengkomunikasikan. Kegiatan belajarnya yaitu menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan yaitu mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
2.1.8 Model Pembelajaran Cooperative Script
2.1.8.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pembelajaran kooperatif diantaranya, Sanjaya dalam Hamdani, 2011: 30 berpendapat bahwa
model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah
kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto,
2011: 42. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas Suprijono, 2012: 54.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah anggota 3-5
siswa dengan gagasan untuk saling memotivasi antar anggotanya untuk saling membantu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Di dalam
kelompok ini siswa akan berlatih bertanggung jawab dan bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya. Dalam kelas kooperatif siswa diharapkan untuk saling
membantu, berdiskusi, berdebat, saling menilai pengetahuan terbaru, dan saling mengisi kelemahan masing-masing.
2.1.8.2 Pengertian Model Cooperative Script
Skrip kooperatif merupakan model pembelajaran belajar di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian
dari materi yang dipelajari Suprijono, 2012: 126. Lambiotte dalam Huda, 2013: 213 mengemukakan bahwa model
pembelajaran Cooperative Script ditujukan untuk membantu siswa berpikir secara sistematis dan berkonsentrasi pada materi pelajaran. Siswa juga dilatih untuk
saling bekerja sama satu sama lain dalam suasana yang menyenangkan. Cooperative Script juga memungkinkan siswa untuk menemukan ide-ide pokok
dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru. 2.1.8.3
Langkah-langkah Model Cooperative Script Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Cooperative Script
adalah sebagai berikut. 1
Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berpasangan.
2 Guru membagi wacanamateri tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan. 3
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok ke dalam ringkasannya. Selama proses pembacaan, siswa-siswa lain harus menyimakmenunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap dan membantu mengingat dan menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkannya dengan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya. 5
Siswa bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6 Guru dan siswa melakukan kembali kegiatan seperti di atas.
7 Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran.
8 Penutup Huda, 2013: 213.
2.1.8.4 Kelebihan Model Cooperative Script
Huda 2013: 214 mengemukakan bahwa model pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:
1 dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis, serta
mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar;
2 mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada
kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan belajar dari siswa lain;
3 mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa dengan ide temannya;
4 memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan
pemikirannya; 5
memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial; dan 6
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. 2.1.8.5
Kekurangan Model Cooperative Script Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan model Cooperative Script ini. Adapun yang menjadi kekurangan dari model Cooperative Script ini adalah:
1 ketakutan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena akan dinilai oleh
teman dalam kelompoknya; 2
ketidakmampuan semua siswa untuk menerapkan strategi ini, sehingga banyak waktu yang akan tersita untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini;
3 keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas
siswa untuk menghitung hasil prestasi kelompok, dan ini bukan tugas yang sebentar;
4 kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama dengan
baik; dan
5 kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada dalam
kelompok Huda, 2013: 215. Dari kekurangan-kekurangan model Cooperative Script, maka peneliti
memberikan solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut, antara lain. 1
Guru perlu menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa agar tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya. Misalnya, dengan memberikan motivasi atau
penguatan saat pembelajaran. 2
Guru harus mengefektifkan waktu yang tersedia agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai, jangan buang-buang waktu, langsung pada
permasalahan. 3
Guru harus dapat mengamati setiap siswa dengan cara memantau aktivitas mereka dalam tiap kelompok sehingga penilaian individu menjadi mudah.
2.1.9 Media Audiovisual