ketuntasan klasikal 67,7 dan Siklus II sebesar 80,1 dengan ketuntasan klasikal 83,87. Dari hasil penelitian ini membuktikan , media komik cocok digunakan
dalam pembelajaran membaca cerita untuk menyimpulkan isi cerita, karena terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together berbantuan media komik dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, hasil penelitian tersebut dijadikan landasan untuk melaksanakan penelitian menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
berbantuan media komik pada mata pelajaran IPA.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Uno 2011: 153 berpendapat, membicarakan kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagiamana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama
ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dan guru serta sumber belajar pada
lingkungan. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa dituntut untuk berperan aktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu cara dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan keterampilan guru dalam proses belajar. Kualitas pembelajaran
dikatakan meningkat, apabila indikator kualitas pembelajaran yang meliputi perilaku pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim
pembelajaran, materi
pembelajaran yang
berkualitas, kualitas
media pembelajaran, serta sistem pembelajaran tercapai.
Permasalahan yang bersumber pada guru adalah kurangnya keterampilan seorang guru dalam menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa,
sehingga siswa merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Suasana kelas yang kondusif juga berpengaruh terhadap daya konsentrasi siswa di kelas.
Penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif akan menumbuhkan minat belajar dan membangun pemahaman siswa yang konkrit terhadap mata
pelajaran IPA. Jika kualitas pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan maksimal, dipastikan hasil belajar siswa akan meningkat.
Pada kondisi awal pembelajaran siswa kurang memahami materi secara konkret. Siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran IPA, kurang menguasai
pembelajaran IPA. Saat melakukan diskusi siswa sering ramai dan tidak konsentrasi untuk mendiskusikan permasalahan. Ketika diskusi kelas, siswa hanya
mengandalkan salah satu siswa untuk mengerjakan, sehingga tidak semua anggota diskusi memahami persoalan yang didiskusikan. Dari faktor guru guru kurang
optimal dalam menggunakan media sehingga pemahaman siswa terhadap materi masih abstrak. Dalam penggunaan model pembelajaran guru juga belum
mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran yang dapat mendukung terjadinya kebermaknaan siswa dalam belajar, pembelajaran masih bersifat
teacher centered. Hal tersebut didukung dengan data perolehan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA kelas IVA pada semester I SDN Sampangan 02 Semarang
belum optimal. Data hasil belajar IPA, didapatkan bahwa dari 36 jumlah siswa, terdapat 32 siswa 88,89 mendapatkan nilai di bawah KKM 67 dan hanya 4
siswa 11,11 yang mencapai nilai diatas KKM. Sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 40 dan nilai tertinggi adalah 85, dengan rata-rata kelas sebesar 68,19.
Melihat hal tersebut, peneliti bersama tim kolaborator merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Numbered Head Together berbantuan media komik dalam pembelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena dalam penerapan model
pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media komik akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi aktif bukan
sebagai pengamat yang pasif dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Selain itu model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media komik akan
membantu guru untuk mengkaitkan materi dengan situasi kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk membentuk hubungan pengetahuan dan aplikasinya.
Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan
media komik diharapkan dapat memberikan peningkatan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi atau
masukan bagi guru untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Adapun kerangka berpikir ini digambarkan dalam skema dibawah ini:
Kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Sampangan 02 Semarang rendah ditandai dengan :
Kondisi awal pembelajaran : Guru :
1. guru kurang optimal dalam menggunakan media sehingga pemahaman siswa terhadap materi masih abstrak,
2. dalam penggunaan model pembelajaran guru juga belum mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran yang mendukung terjadinya kebermaknaan siswa dalam belajar,
3. pembelajaran masih bersifat teacher centered. Siswa :
` 1. siswa belum mampu menguasai pembelajaran IPA dengan baik ditunjukkan dengan
hasil belajar siswa yang rendah 88,89 belum mencapai KKM yaitu 67, 2. saat melakukan diskusi, siswa hanya mengandalkan salah satu siswa untuk
mengerjakan, sehingga tidak semua anggota diskusi memahami persoalan yang didiskusikan,
3. siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran IPA yang dilaksanakan.
Pelaksanaan tindakan melalui model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media komik dengan langkah-langkah:
1.
Guru menyiapkan perangkat pembelajaran
2.
Guru mengondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaraan
3. Guru melakukan apersepsi dengan menjelaskan dan melakukan tanya jawab tentang
permasalahan yang berkaitan dengan isi komik
4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 anggota dilanjutkan penomoran pada
tiap anggota kelompok
6.
Tiap kelompok diberi komik dan diminta untuk membaca dan memahaminya Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang isi komik yang belum dipahami
7.
Siswa menyelesaikan masalah yang ada di dalam komik
8. Siswa dengan anggota kelompoknya mendiskusikan jawaban dan nomor yang
dipanggil oleh guru mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 9.
Guru dan siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi
Kondisi akhir pembelajaran :
Kualitas Pembelajaran IPA pada siswa kelas IVA SD Negeri Sampangan 02 Semarang dapat meningkat :
1. Keterampilan guru meningkat sekurang-kurangnya baik 2. Aktivitas siswa meningkat sekurang-kurangnya baik
3. Hasil belajar siswa meningkat lebih dari 85 tuntas secara klasikal dan tuntas KKM secara individual yaitu 62
Gambar 2.2: Kerangka Berpikir
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN