a.
Guru menyiapkan perangkat pembelajaran.
b. Guru mengondisikan siswa mengikuti pembelajaran.
c. Guru melakukan apersepsi dengan menjelaskan dan melakukan tanya
jawab tentang permasalahan yang berkaitan dengan isi komik. d.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran. e.
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 anggota dilanjutkan penomoran pada tiap anggota kelompok.
f. Tiap kelompok diberi komik dan diminta untuk membaca dan
memahaminya. g.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang isi komik yang belum dipahami.
h.
Siswa menyelesaikan masalah yang ada di dalam komik.
i. Siswa dengan anggota kelompoknya mendiskusikan jawaban dan nomor
yang dipanggil oleh guru mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. j.
Guru dan siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi. k.
Guru menutup pelajaran
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together dan penggunaan media komik dalam pembelajaran. Adapun beberapa penelitian tersebut adalah:
Hasil penelitian sebelumnya dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dilakukan oleh Musfirotun
dengan judul “Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Cooperative Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 2 Buwaran Mayong Jepara”. Hasil persentase aktivitas siswa silkus I sebesar 59, siklus II 75 dan silkus III sebesar 90. Pada siklus I hasil
observasi aktivitas guru masuk kriteria aktif dengan persentase sebesar 78, siklus II sebesar 88 masuk dalam kriteria aktif, dan pada siklus III sebesar 95
dengan kriteria aktif sekali. Hasil belajar pada siklus I rerata kelas sebesar 71 dan pesentase ketuntasan klasikal sebesar 60, pada siklus II rerata kelas sebesar 74
dan pesentase ketuntasan klasikal sebesar 75, dan siklus III rerata kelas sebesar 84 dan pesentase ketuntasan klasikal sebesar 95. Dengan demikian penelitian ini
dinyatakan berhasil, karena aktivitas siswa, guru, dan hasil belajar siswa semakin meningkat.
Adapun penelitian oleh Pulung Dhian Wijanarko dengan judul “Numbered Head Together Berbantuan Media Visual Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran PKn” Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together mengalami peningkatan mulai
dari siklus I sampai siklus III. Persentase ketuntasan belajar pra tindakan sebesar 11,1 meningkat menjadi 33,3 pada siklus I. Pra tindakan rata-rata hasil
belajar siswa meningkat menjadi 57,5 pada siklus 1. Persentase ketuntasan klasikal siklus-2 sebesar 51,4 . dari hasil siklus 1 sebesar 57,5 menjadi 65,2
pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal siklus-3 sebesar 88,2 dari hasil
siklus 2 sebesar 65,2 menjadi 71 pada siklus 3. Persentase ketuntasan secara klasikal meningkat dari pra tindakan sampai siklus 3 sebesar 77,1. Penelitian ini
dinyatakan berhasil, karena aktivitas dan hasil belajar siswa semakin meningkat. Penggunaan model Numbered Heads Together juga didukung oleh
penelitian Maharani yang berjudul “The Effectiveness Of Numbered Heads Together NHT To Improve Vocabulary Mastery Of The Fifth Grade Students At
SD N Karanggede In The Academic Year Of 20122013 ”. Hasil penelitian
menunjukkan pembelajaran yang menggunakan model Numbered Heads Together mengalami peningkatan hasil belajar yang pada mulanya rata-rata hasil belajar
siswa adalah 50,20 meningkat menjadi 67,80 dengan t-test 9.791. Penelitian yang dilakukan oleh La Suha Ishabu, S, Pd., M.Si juga
mendukung penggunaan model Numbered Heads Together. hasil penelitian yang berjudul The Improve Learning Results and Creativity Student to Lesson
Operation Count Numbers Through Cooperative Learning Type Numbered Heads Together NHT in Class IV S D District 6 3 Ambon-Indonesia yaitu 1 penilaian
kognitif siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 62,2 meningkat menjadi 70,3 pada siklus II, pada siklus III mengalami
peningkatan menjadi 78,4; 2 nilai afektif siswa pada siklus I adalah 59,5 meningkat menjadi 86,5 pada siklus II, pada siklus III meningkat menjadi 100 ;
3 nilai psikomotor siswa dari siklus I adalah 64,9 meningkat menjadi 91,9 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 100.
Penelitian tentang penggunaan media komik dalam pembelajaran telah dilakukan sebelumnya oleh Dwimarta 2014:1-
5 berjudul “Pengaruh Media
Pembelajaran Komik Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan”. Pada penelitian ini hasilnya adalah
media pembelajaran komik berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Se-
Gugus Gajah Mada.. Hal ini didukung dengan data yaitu hasil uji t diketahui bahwa H0 di-tolak karena Fhitung = 2,37 Ftabel = 2, 013. Hal ini berarti terdapat
perbedaan pengaruh antara media pembelajaran komik dan media pembelajaran gambar terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran matematika sesuai
dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Dari jumlah rata-rata kelompok eksperimen = 89 rata-rata kelompok kontrol = 81 menunjukkan
bahwa penerapan media pembelajaran komik menghasilkan pe-mahaman konsep siswa yang lebih baik dari pada media pembelajaran gambar pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jufri
Ahmad yang berjudul ”Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Cerita Di Kelas V Sekolah Dasar”. Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan. Pada Siklus I aktivitas guru memperoleh persentase 100 dengan skor
ketercapaian pada pertemuan ke-1 sebesar 77,3 dan 80,4 pada pertemuan ke-2. Sedangkan pada Siklus II keterlaksanaan aktivitas guru memperoleh persentase
100 dengan skor ketercapaian pertemuan ke-1 sebesar 85,2 dan 91,3 pada pertemuan ke-2. Untuk hasil belajar menyimpulkan isi cerita juga mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,1 dengan
ketuntasan klasikal 67,7 dan Siklus II sebesar 80,1 dengan ketuntasan klasikal 83,87. Dari hasil penelitian ini membuktikan , media komik cocok digunakan
dalam pembelajaran membaca cerita untuk menyimpulkan isi cerita, karena terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together berbantuan media komik dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, hasil penelitian tersebut dijadikan landasan untuk melaksanakan penelitian menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
berbantuan media komik pada mata pelajaran IPA.
2.3 KERANGKA BERPIKIR