Produk Kering Produk Basah

78 sistem perpipaan yang tertutup untuk menjamin agar produk tidak tercemar. Penandaan pada sistem pemipaan harus menunjukkan arah aliran dan dapat menjamin bahwa bahanproduk tersebut disalurkan ke bagian yang tepat. Pada sistem tertutup hendaklah dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk melakukan pengawasan selama pengolahan, antara lain kran untuk pengambilan contoh, alat ukur kecepatan pengadukan. Pembersihan dan sanitasi pada sistem tertutup dilengkapi dengan cara Cleaning in Place CIP. Pada umumnya digunakan tangki dan perpipaan yang terbuat dari stainless steel. 1.9.3 Bila digunakan sistem perpipaan untuk transfer bahan baku dan produk ruahan, harus dibuat suatu sistem yang memudahkan pembersihan dan sanitasi misalnya konstruksi alat tidak banyak lekukan yang dapat menimbulkan stagnasi atau dead legend. Contoh Daftar Pemeriksaan untuk Pengolahan Krim Sebelum Operasional tercantum pada Lampiran VII.8.

1.10 Produk Aerosol

1.10.1 Produk aerosol mempunyai sifat khusus yang dapat menimbulkan ledakan akibat penggunaan gas penekan propelan yang mudah terbakar. Oleh karena itu, diperlukan sarana khusus terutama dari sisi keamanannya. 1.10.2 Persyaratan khusus untuk area produksi aerosol antara lain: 1.10.2.1 Lokasi atau bangunan terpisah, dengan penempatan gas yang aman misal dilindungi oleh dinding yang tahan ledakan, sistem kelistrikan yang aman dan lain-lain. 1.10.2.2 Aliran udara baik. 1.10.2.3 Bangunan dan peralatan kedap ledakan explotion proof. 1.10.2.4 Detektor gas untuk propelan yang mudah terbakar. Contoh POB Prosedur Pengolahan Induk tercantum pada Lampiran VII.9. Contoh Catatan Pengolahan Bets tercantum pada Lampiran VII.10.

1.11 Pelabelan dan Pengemasan

79 1.11.1 Peralatanmesin pengemasan harus selalu dalam keadaan baik dan bersih sebelum digunakan, ditandai dengan adanya label bersih. Sebelum digunakan, lini pengemasan harus dibersihkan dari bahan pengemas dan produk sebelumnya misalnya labeletiket, wadah, produk jadi ataupun barang-barang lain yang tidak ada kaitannya dengan proses pengemasan yang akan dilakukan. Hal ini untuk mengurangi kontaminasi silang dan campur baur. Produk yang berbeda, tidak dikemas pada lokasi yang berdekatan kecuali terdapat pemisahan secara fi sik, misalnya jarak antara jalur pengemasan paling sedikit 1 ½ meter diukur dari sisi terluar. 1.11.2 Selama proses pengemasan dan pelabelan harus dilakukan pengambilan contoh secara acak untuk pemeriksaan bobot dan penampilan serta untuk pemeriksaan kualitas meliputi pemerianorganoleptik, fi sika, kimia dan mikrobiologi. Contoh yang diambil hendaklah mewakili satu periode pengemasan yang dilaksanakan, dengan cara mengambil contoh secara berkala. Jumlah contoh yang diambil sangat tergantung dari tingkat ketelitian. Pengambilan contoh dilakukan minimal pada saat awal, tengah dan akhir pengisian dan atau apabila terjadi kerusakanperbaikan alat. Pemeriksaan dapat dilakukan segera setelah pengambilan contoh, atau waktu tertentu sesuai dengan spesifi kasi. Bila ditemukan penyimpangan selama proses pengemasan dan pelabelan ini, proses pengemasan dan pelabelan dapat dihentikan seketika. 1.11.3 Pada saat digunakan, lini tersebut hendaklah diberi identitas produk yang dikemas, misalnya nama produk, ukuran dan nomor bets yang dapat dilihat dengan jelas. Satu lini pengemasan dalam satu satuan waktu tertentu hanya digunakan untuk satu macam produk guna menghindari tercampurnya satu produk dengan produk lain. Produk yang telah dimasukkan ke dalam wadah akhir tetapi belum diberi label hendaklah dipisahkan dan diberi tanda untuk menjaga agar tidak tercampur dengan produk lain. 1.11.4 Pada akhir pengemasan dan pelabelan, hendaklah dilakukan penghitungan kembali rekonsiliasi produk akhir yang diperoleh, sisa komponen wadah dan tutup, pembungkus dan lain-lain. Rekonsiliasi ini dicatat pada Catatan Pengemasan Bets. Hanya produk yang berasal dari satu bets pengemasan saja yang boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh maka jumlah kemasan yang ada di