32
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3. Kemudahan memperoleh media
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa
2.9 KERANGKA BERFIKIR
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran guru perlu memilih metode pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-
teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan mengajar Sugandi,2006. Metode pembelajaran ceramah bervariasi merupakan modifikasi antara
metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Guru menggunakan metode ceramah dengan harapan dapat menyelesaikan materi pelajaran dengan waktu
yang terbatas. Sehingga dalam penyampaian materi pembelajaran terlalu cepat. Hal ini mengakibatkan siswa kurang paham terhadap materi
pembelajaran. Menurut Nurlaili 2009 kelemahan metode pembelajaran ceramah adalah siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru
sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa, melemahkan perhatian siswa dan guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang
penguasaan materi yang disampaikan. Untuk mengatasinya maka guru
33
memberi penugasan pada siswa untuk memperdalam pemahaman, tetapi pada kenyataannya siswa yang belum paham tidak berani bertanya pada guru dan
mengerjakan tugas dengan mencontek pekerjaan temannya. Jurnal merupakan tahap pencatatan awal pada siklus akuntansi yang membutuhkan pemahaman
secara mendalam. Oleh karena itu dalam pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk benar-benar mengerti dan
menerima materi dengan baik. Pemikiran konstruktivisme mengatakan bahwa belajar lebih dari
sekedar mengingat. Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerima ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan
masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergulat dengan ide-ide Anni, 2006. Oleh karena itu, salah satu alternatif dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan bentuk metode pembelajaran yang melibatkan partisipasi penuh baik antara guru dengan siswa maupun siswa satu dengan
siswa lainnya. Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi
siswa sepenuhnya. Menurut Isjoni 2009, pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja
sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah berpikir
34
berpasangan berbagi Think Pair Share, yaitu tehnik yang dikembangkan oleh Frank Lyman. Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siwa, yaitu memberi kesempatan delapan kali
lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepadaorang lain.
Selain metode pembelajaran, media pembelajaran juga dapat menciptakan suasana belajar yang menarik. Media pembelajaran juga dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran,
sehingga diharapkan penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran Think
Pair Share TPS berbantuan multimedia dengan metode pembelajaran
ceramah bervariasi berbantuan multimedia yang diterapkan pada dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil belajar, aktivitas
siswa dan aktivitas guru dari dua metode tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan efektivitas proses pembelajaran kedua metode
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Adapun skema kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar2.1.
35
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
2.10 HIPOTESIS