Tindak Tutur Jika peristiwa tutur speech event merupakan gejala sosial yang

peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen tutur yang diakronimkan menjadi SPEAKING. Kedelapan tersebut adalah Setting and Scene, Participan, And, Act, Sequences, Key, Instrumentralities, Nomsof Interaction and Interpretaion, dan Genre. Dari keseluruhan komponen tutur yang dikemukakan oleh Hymes dalam sebuah peristiwa berbahasa itulah yang disebut dengan peristiwa tutur speech event yang pada dasarnya peristiwa tutur merupakan rangkaian dari sejumlah peristiwa tutur yang terorganisasikan untuk mencapai ujaran.

2.2.4 Tindak Tutur Jika peristiwa tutur speech event merupakan gejala sosial yang

menyangkut adanya pihak-pihak yang bertutur dalam situasi dan tempat tertentu, tindak tutur cenderung sebagai gejala individu yang bersifat psikologis dan ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi peristiwa tertentu. Peristiwa tutur lebih menitikberatkan pada tujuan peristiwa event, sedangkan tindak tutur lebih menitikberatkan pada makna atau arti tindak act dalam suatu tuturan. Peristiwa tutur dan tindak tutur merupakan dua gejala berbahasa yang terdapat pada satu proses, yaitu proses berkomunikasi. Searle dalam Aslinda dan Leni, 2010:33 mengemukakan bahwa dalam semua interaksi lingual terdapat tindak tutur. Interaksi lingual bukan hanya lambang, kata atau kalimat, melainkan lebih tepat bila disebut produk atau hasil dari lambang, kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur the performance of speech act. Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari interaksi lingual. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa tindak tutur adalah sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian terkecil dalam interaksi lingual. Tindak tutur dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah Suwito dalam Aslinda dan Leni, 2010:34 . Chaer 1995:65 tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi. Rustono dan Gunawan dalam Rustono, 1999:32-33 berpendapat bahwa tindak tutur adalah kegiatan melakukan tindakan mengerjakan tuturan dengan maksud tertentu. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah suatu tindakan atau perbuatan bertutur untuk menyampaikan maksud tertentu. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindak tutur, yaitu: 1 dengan bahasa apa ia harus menyampaikan tuturannya, 2 kepada siapa ia harus menyampaikan tuturannya, 3 dalam situasi bagaimana tuturan itu disampaikan, dan 4 kemungkinan-kemungkinan struktur manakah yang ada dalam bahasa yang digunakannya. Dengan demikian, satu maksud tuturan perlu dipertimbangkan berbagai kemungkinan tindak tutur sesuai dengan posisi penutur, situasi tutur, dan kemungkinan struktur yang ada dalam bahasa itu.

2.2.4 .1 Jenis-jenis Tindak Tutur