. Sikap attitudinal type .Kebahasaan linguistic type

4.3 . Faktor Penyebab tejadinya Campur Kode

Campur kode merupakan hal yag sering terjadi dalam komunikasi, ada bebrapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode bisa terjadi. Adapun faktor-faktor yang menyebakan terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

4.3.1 . Sikap attitudinal type

Latar belakang dari sikap penutur merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya campur kode tersebut, latar belakang tersebut antara lain: keinginan menghormti lawan tutur mitra wicara dan latar belakang tingkat pendidikan. Keinginan penutur untuk menghormati lawan tuturnya menjadi faktor penyebab terjadinya campur kode. Ketika berbicara dengan dosen, mahasiswa cenderung mencampur kode percakapan mereka dengan bahasa Arab. Misalnya mereka memanggil dosen mereka dengan “ustadz dan ustadzah”, atau ketika berbicara dengan sesame mahasiswa mereka menggunakan kata “antum, anti dan anta ”. Beberapa kata tersebut dirasa oleh penutur mempunyai nilai lebih sopan. Latar belakang tingkat pendidikan penutur juga menjadi faktor penyebab terjadinya campur kode. Hal ini dikarenakan penutur yang pernah mempelajari bahasa Arab sebelum menjadi mahasiswa Progrm Studi Pendidikan Bahasa Arab sudah terbiasa mencampur kode dalam percakapan mereka. Selain itu, mereka juga mempunyai perbendaharaan kosakata yang lebih banyak dibandingkan dengan penutur yang sama sekali belum pernah mempelajari bahasa Arab. Mahasiswa yang latar belakang pendidikannya lulusan dari SMA akan berbeda dengan mahasiswa lulusan MA, hal ini terlihat ketika dalam percakapan. Mahasiswa lulusan SMA akan cenderung sedikit melakukan campur kode bahasa Arab, mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia ataupun dialek mereka. Hal ini karena minimnya kosakata yang mereka miliki dan masih kurangnya rasa percaya diri untuk menggunakan bahasa Arab. Berbeda dengan mahasiswa lulusan MA, mereka sesering mungkin akan mencampurkan kode bahasa Arab dalam komunikasi mereka. Hal ini karena jumlah kosakata yang dimiliki lebih banyak dan mereka juga mendapatkan mata pelajaran bahasa Arab ketika masih duduk di sekolah menengah.

4.3.2 .Kebahasaan linguistic type

latar belakang keterbatasan bahasa dari penutur merupakan hal yang sangat berpengaruh terjadinya campur kode, sehingga ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan, dalam hal ini ketiganya saling bergantung. Identifikasi peranan adalah siapa yang menggunakan bahasa itu, dalam hal ini sifat-sifat khusus si penutur misalnya: latar belakang sosial, tingkat pendidikan dan sebagainya. Identifikasi ragam sangat ditentukan oleh bahasa dimana seseorang penutur melakukan campur kode yang menempatkan dia dalam hierarki status sosial. Keinginan menjelaskan dan menafsirkan nampak karena campur kode juga menandai sikap dan hubungan terhadap orang lain serta hubungan orang lain terhadapnya. Suwito,1983:77 . Campur kode terjadi karena memang adanya hubungan timbal balik antara penutur dan fungsi tuturan itu sendiri. Hal ini artinya penutur mempunyai latar belakang sosial tertentu cenderung memilih campur kode tertentu untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadi penutur di dalam masyarakat.

4.4 . Jenis-jenis Tindak Tutur