Gambar 2. Perbedaan morfologi karang lunak dan karang batu Tabel 1. Perbedaan karang lunak dan karang keras
Karang Lunak Karang Batu
Bentuk dan susunan
tubuh Seperti tabung, lunak dan tertanam
dalam masa gelatin. Membentuk koloni
Seperti tabung. Terlindung dalam kerangka kapur yang
radial. Soliter atau membentuk koloni.
Tentakel Berjumlah delapan dan berduri
pinula Berjumlah enam atau kelipatan
enam dan tidak berduri
Kerangka tubuh
Tidak menghasilkan kerangka kapur yang radial tetapi spikula yang
terpisah-pisah dan berkapur. Bersifat endoskeleton
Menghasilkan kerangka kapur yang radial dalam bentuk kristal
aragonit. Bersifat eksosskeleton.
Sekret getah menghasilkan senyawa terpen yang
sewaktu-waktu dikeluarkan kedalam air laut, untuk mempertahankan diri
pada predator. Tidak menghasilkan senyawa
terpen.
Sumber : Ryan, 1985 dalam manuputty 2002
2.5. Faktor-faktor pembatas
Distribusi dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang tergantung dari beberapa parameter fisika, yaitu :
1. polyp
5. farinks 2.
mulut 6. mesenteri 3.
tentakel 7. benang mesenterial 4.
spikula 1.
polyp 5. septa
2. mulut 6. rongga perut
3. tentakel 7. mesentri
4. kerangka kapur 8. jaringan penyokong
2.5.1. Sinar matahari
Sinar matahari dibutuhkan oleh karang untuk keperluan fotosintesis bagi alga yang bersimbiosis dan terdapat pada jaringan terumbu karang. Cahaya
dibutuhkan oleh karang lunak yang bersimbiosis dengan zooxanthellae pada proses fotosintesis. Pada perairan yang keruh, karang lunak yang ber-
zooxanthellae memilik sebaran terbatas hanya sampai kedalaman 10 meter, sedangkan yang tidak ber-zooxanthellae dominan pada kedalaman dibawah 10
meter. Pada perairan yang jernih karang lunak yang bersimbiosis dengan zooxanthellae dapat mencapai kedalaman 40 meter, sedangkan karang lunak yang
tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae mulai tumbuh pada kedalaman 25 meter Fabricus dan Alderslade, 2001.
2.5.2. Suhu
Suhu merupakan faktor penting bagi kehidupan karang lunak. Pertumbuhan karang lunak sangat dipengaruhi oleh suatu perairan sekitarnya.
Biasanya karang dapat tumbuh pada suhu 18-36
o
C dan pertumbuhan optimum terjadi diperairan dengan suhu rata-rata 26-28
o
C Birkeland, 1997 dalam Nugroho 2008
2.5.3. Salinitas
Tidak terlalu banyak diketahui tentang perbedaan diantara spesies karang lunak terhadap toleransi salinitas pada air yang jernih. Salinitas yang berada pada
35
00
normal untuk kondisi lingkungan di Indo-Pasifik Fabricus dan Alderslade, 2001. Pada perairan bersalinitas rendah seperti muara sungai dan daerah
bercurah tinggi jarang ditemukan terumbu karang. Begitu juga pada perairan yang kadar garamnya yang sangat tinggi Nybakken, 1992
2.5.4. Sedimentasi
Sedimentasi pada daerah terumbu karang mengalami variasi yang signifikan dan diantara banyak spesies karang lunak juga memilki toleransi yang
beraneka ragam. Tingginya sedimentasi diduga dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan karang, terutama bila terjadi bersamaan dengan tingginya
konsentrasi nutrien. Hal ini terjadi terutama bila perairan dekat dengan daerah pertanian atau daerah pemukiman. Endapan sedimen yang tebal dan menutupi
koloni kecil dan anakan karang sehingga mengalami pertukaran gas yang dibutuhkan oleh koloni karang dari lingkungan. Sedimen juga mempengaruhi
proses fotosintesis karena partikel-partikel sedimen menyerap dan menghalangi cahaya yang masuk perairan Fabricus dan Alderslade, 2001.
2.6. Cara makan karang lunak