1 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oktocoralia karang lunak merupakan biota penyusun terumbu karang kedua setelah karang batu. Posisinya dalam sistem taksonomi, karang
lunak bersama dengan kipas laut sea fans, tergabung dalam ordo Alcyonacea Manuputy, 2008. Salah satu jenis karang lunak penyusun terumbu karang yang
sering ditemukan adalah Sinularia. Genus ini umum terdapat di Kepulauan Seribu dengan morfologi yang sangat bervariasi di antara berbagai jenis karang lunak
Tuti dan Soemodihardjo, 2006. Kajian pada karang lunak, terutama jenis Sinularia banyak dilakukan,
untuk mengetahui fungsi dan peranan dalam ekosistem terumbu karang, serta nilai ekonomis yang dimilikinya. Menurut Manuputty 2002, karang jenis ini dapat
digunakan sebagai indikator suatu perairan yang keruh, maupun perairan dengan kondisi dasarnya berupa pasir halus, dan lumpur. Selain itu, genus dari karang ini
dapat dijadikan sebagai bioaktif untuk berbagai jenis bidang seperti kesehatan, makanan dan lain sebagainya Khalesi, 2008.
Sampai saat ini pengambilan karang lunak dari alam semakin sering dilakukan untuk pembuatan bioaktif. Oleh karena itu, jika hanya mengambil stok
karang dari alam saja akan membuat persediaan karang tersebut akan habis dan juga akan membuat ekosistem terumbu karang menjadi tidak seimbang sehingga
berdampak buruk bagi biota-biota lainnya yang menggantungkan hidup pada ekosistem tersebut. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian karang agar tetap
seimbang dan terhindar dari kepunahan yaitu dengan kultur karang dengan cara transplantasi. Transplantasi karang merupakan suatu teknik penanaman dan
pertumbuhan koloni karang baru dengan cara fragmentasi dimana benih karang diambil dari suatu induk koloni tertentu Soedharma dan Arafat, 2007.
Transplantasi karang bertujuan untuk mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah mengalami kerusakan atau untuk memperbaiki daerah terumbu karang
yang rusak, terutama untuk meningkatkan keragaman dan persen penutupan. Hariot dan Fisk,1998 dalam Soedharma dan Arafat, 2007.
Kultur karang lunak yang ada di alam memiliki beberapa kendala seperti terjadinya sedimentasi dan pengontrolan yang agak sulit seperti perubahan suhu
yang tidak menentu, gangguan oleh predator lain. Hakim et al., 2009. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan transplantasi karang lunak pada
bak terkontrol yang memiliki beberapa kelebihan seperti tidak adannya sedimentasi, gangguan oleh predator lain, dan lebih efektif dalam pengontrolan,
pengamatan, dan juga dalam segi biaya yang dikeluarkan. Sebelumnya, penelitian tentang transplantasi pada bak terkontrol sudah
pernah dilakukan untuk mengamati pertumbuhan dan kelangsungan hidup Hakim et al
., 2009. Penelitian kali ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yaitu dengan perlakuan yang berbeda saat berada di bak terkontrol, sehingga dapat
menjadi referensi baik untuk kepentingan, rehabilitasi ekosistem, maupun perdagangan.
1.2. Tujuan