Klasifikasi Karang Lunak Mofologi dan Pertumbuhan Karang Lunak

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Karang Lunak

Sinularia dura Sistem klasifikasi karang lunak Sinularia dura adalah sebagai berikut Hyman, 1940; Bayer 1956 dalam Ellis and Sharron, 2005: Filum : Cnidaria Kelas : Anthozoa Sub Kelas : Octocorallia Alcyonaria Bangsa : Alcyonacea Kelas : Alcyoniidae Marga: Sinularia Spesies : Sinularia dura Istilah Anthozoa berasal dari bahasaYunani yang berarti binatang berbunga flower animal. Anthozoa termasuk bagian dari filum Cnidaria yang bagian tubuh tersusun oleh polip. Tidak memiliki medusa. Sebagai bagian dari Cnidaria, Anthozoa terdiri dari berbagai macam kelas, yang keragamannya tercermin dalam variasi bentuk polip yang beraneka macam Colin and Arneson, 1995. Kelas Anthozoa dibagi dalam dua sub-kelas yaitu sub-kelas Zoantharia atau Hexacorallia atau Scleractinia dan sub-kelas Octocorallia atau lebih populer dengan Alcyonaria. Karang lunak Sinulara dura termasuk dalam sub-kelas Alcyonaria. Subkelas Alcyonaria dibagi dalam enam bangsa ordo dan salah satu diantaranya termasuk dalam ordo Alcyonacea yang merupakan kategori karang lunak sebenarnya Fabricus and Alderslade, 2001

2.2. Mofologi dan Pertumbuhan Karang Lunak

Sinularia Berdasarkan ukuran dan ada tidaknya tangkai, Sinularia dura termasuk dalam kategori karang lunak tanpa tangkai, dan merambat Encrusting Manuputty, 2002. Sinularia mempunyai bentuk koloni yang beragam dibanding dengan genus karang lunak lainnya. Koloninya biasanya rendah dan mengerak dengan bentuk seperti bukit kecil, tinggi, bentuk daun telinga yang melimpah, bercabang, datar, dan seperti atau tidak seperti daun Fabricus and Alderslade, 2001. Genus Sinularia mempunyai polip monomorfik, yaitu tidak memiliki sifonosoid dan retraktil. Tangkai berwarna senada dengan kapitulum, kecuali Sinularia Flexibilis , tangkainya berwarna putih, kapitulum lentur, dan berwarna krem. Warna koloni krem, coklat muda atau abu-abu. Pada beberapa spesies bentuknya tunggal, koloni matang dapat mencapai ukuran 10 meter dan pada beberapa spesies hanya beberapa centimeter saja. Dalam air, reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan koloni yang nampak sama dan agregasi yang terdiri dari ratusan koloni yang dapat pula ditemukan. Biasanya tumbuh dari daerah rataan terumbu sampai kedalaman 20 meter Fabricus and Alderslade, 2001. Sumber : CRRF dalam Fabricus and Alderslade, 2001 Gambar 1. Koloni karang lunak Sinularia Koloni Sinularia umumnya mempunyai konstruksi yang kuat, liat dan keras. Koloninya juga mempunyai ukuran yang besar, bentuk sclerites berupa gelondongan pada bagian anterior koloninya. Pada beberapa spesies bentuk sclerites memadu atau melebur bersama-sama menjadi bentuk yang kuat, menyerupai batu yang disebut spikul. Anggota dari marga Sinularia sangat banyak sehingga untuk membedakan jenis satu dengan yang lainnya tidak cukup hanya dengan ciri-ciri morfologinya saja Fabricus and Alderslade, 2001. Karang lunak Sinularia diperkirakan sering dijumpai berada pada daerah pesisir yang terlindung dari daerah gelombang. Beberapa spesies memiliki toleransi terhadap daerah dengan intensitas cahaya yang kurang tebing curam dan perairan dalam, beberapa tinggal di reef flat dan memilki toleransi yang baik terhadap cahaya dan badai gelombang. Selain itu Sinularia mampu bertahan pada area terbuka saat peraiaran surut May, 1898 dalam Fabricus and Alderslade, 2001.

2.3. Reproduksi karang lunak Sinularia