Koloni Sinularia umumnya mempunyai konstruksi yang kuat, liat dan keras. Koloninya juga mempunyai ukuran yang besar, bentuk sclerites berupa
gelondongan pada bagian anterior koloninya. Pada beberapa spesies bentuk sclerites
memadu atau melebur bersama-sama menjadi bentuk yang kuat, menyerupai batu yang disebut spikul. Anggota dari marga Sinularia sangat
banyak sehingga untuk membedakan jenis satu dengan yang lainnya tidak cukup hanya dengan ciri-ciri morfologinya saja Fabricus and Alderslade, 2001.
Karang lunak Sinularia diperkirakan sering dijumpai berada pada daerah pesisir yang terlindung dari daerah gelombang. Beberapa spesies memiliki
toleransi terhadap daerah dengan intensitas cahaya yang kurang tebing curam dan perairan dalam, beberapa tinggal di reef flat dan memilki toleransi yang baik
terhadap cahaya dan badai gelombang. Selain itu Sinularia mampu bertahan pada area terbuka saat peraiaran surut May, 1898 dalam Fabricus and
Alderslade, 2001.
2.3. Reproduksi karang lunak Sinularia
Karang lunak Sinularia dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual merupakan bentuk reproduksi yang umum, dan
dominan terjadi pada karang lunak. Proses ini dapat ditempuh melalui runner formation,
fragmentasi, maupun pembentukan tunas. Cara reproduksi yang berbeda pada setiap jenis karang lunak sebagai gambaran keberadaannya dalam
suatu komunitas, dan kemampuannya untuk pulih dari gangguan yang ada di lingkungan Fabricius and Alderslade, 2001. Reproduksi seksual yang terjadi
pada sebagian besar karang lunak melalui perkawinan. Selama prosesnya,
struktur reproduksi jantan dan betina berada pada koloni yang terpisah. Bentuk reproduksi ini disebut dengan gonochoric dioeceous. Namun demikian,
beberapa karang lunak seperti pada jenis Heteroxinia dan Xenia, tergolong hermafrodit monoesius. Hal ini menunjukan tiap koloni terdiri dari dua struktur
reproduksi, yaitu alat kelamin jantan dan betina Bernayu and Loya, 1984 in Fabricius dan Alderslade, 2001. Fertilisasi pada reproduksi seksual dapat terjadi
di luar tubuh, maupun di dalam tubuh. Fertilisasi yang terjadi di dalam tubuh hanya terjadi pada jenis-jenis monoesius Manuputty, 1986.
2.4. Perbedaan Antara Karang Lunak dan Karang Batu
Secara umum terlihat jelas adanya perbedaan antara karang lunak dan karang batu, terutama pada jumlah tentakel, kekenyalan tubuh dan kerangka yang
menyusunnya. Tetapi dalam hal fisiologisnya terutama mekanisme pengaturan organ-organ dalam untuk mengambil makanan dari dalam air dan mengeluarkan
zat-zat yang tidak terpakai ke luar tubuh, pada proses respirasi pada prinsipnya sama dengan karang batu. Perbedaan antara karang lunak dan karang batu dapat
dilihat pada Tabel 1 sedangkan perbedaan bentuk dan susunan tubuhnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 2. Perbedaan morfologi karang lunak dan karang batu Tabel 1. Perbedaan karang lunak dan karang keras
Karang Lunak Karang Batu
Bentuk dan susunan
tubuh Seperti tabung, lunak dan tertanam
dalam masa gelatin. Membentuk koloni
Seperti tabung. Terlindung dalam kerangka kapur yang
radial. Soliter atau membentuk koloni.
Tentakel Berjumlah delapan dan berduri
pinula Berjumlah enam atau kelipatan
enam dan tidak berduri
Kerangka tubuh
Tidak menghasilkan kerangka kapur yang radial tetapi spikula yang
terpisah-pisah dan berkapur. Bersifat endoskeleton
Menghasilkan kerangka kapur yang radial dalam bentuk kristal
aragonit. Bersifat eksosskeleton.
Sekret getah menghasilkan senyawa terpen yang
sewaktu-waktu dikeluarkan kedalam air laut, untuk mempertahankan diri
pada predator. Tidak menghasilkan senyawa
terpen.
Sumber : Ryan, 1985 dalam manuputty 2002
2.5. Faktor-faktor pembatas