Tahapan Pemanenan Kayu di HTI Pulp

limbah yang berupa kayu-kayu rusak seperti busuk, lapuk, pecah dan tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh pabrik serta sortimen yang sesuai dengan persyaratan pabrik namun tidak termuat ke dalam alat angkut. IV. Limbah pengangkutan adalah limbah yang terjadi selama proses pengangkutan dari TPn menuju TPKpabrik, berupa sortimen yang sesuai syarat bahan baku serpih yang jatuh di sepanjang jalan angkutan ataupun yang sengaja ditinggalkan di jalan angkutan karena sebab-sebab tertentu.

B. Tahapan Pemanenan Kayu di HTI Pulp

Kegiatan pemanenan kayu dimulai dari kegiatan penebangan. Kegiatan penebangan di PT. MHP dilakukan oleh pihak mitra kerja dalam hal ini adalah kontraktor tebang. Dalam kontrak kerjanya setiap kontraktor membawahi 10 regu tebang dimana setiap regu tebang terdiri dari 3 – 4 orang dengan pembagian tugas sebagai penebang, pengukur dan penumpuk sortimen ke jalur tumpukan. Setelah kegiatan penebangan selesai dilakukan oleh kontraktor tebang, dilakukan audit pasca tebang sebelum kegiatan penyaradan dimulai. Kegiatan audit pasca tebang ini dilakukan untuk mengecek kembali apakah kegiatan penebangan yang dilakukan telah terselesaikan dengan baik dan benar baik dari jumlah pohon yang ditebang, kualitas sortimen, jalur sarad dan tumpukan yang dibuat serta tunggak yang ditinggalkan. Jika hasil audit tidak sesuai dengan ketentuan yang ada maka pihak kontraktor diminta untuk melakukan servis ulang pekerjaannya. Setelah audit pasca tebang selesai, alat sarad forwarder dapat memasuki areal untuk menyarad sortimen yang telah tertata pada jalur tumpukan. Audit pasca tebang tersebut juga bermanfaat bagi kegiatan penyaradan ini terutama mengenai tinggi tunggak. Jika tunggak yang ditinggalkan terlalu tinggi maka alat sarad akan mengalami kesulitan dalam pengoperasiannya. Di dalam satu areal tebang hanya diperbolehkan 2 dua alat sarad yang beroperasi. Audit pasca sarad dilakukan setelah kegiatan penyaradan selesai dilaksanakan. Gunanya untuk mengecek apakah semua sortimen yang berada dijalur sarad sudah tersarad seluruhnya ke TPn serta mengecek ada atau tidaknya sortimen yang tercecer di jalur sarad. Kegiatan pengukuran kayu dapat dilaksanakan jika hasil audit pasca sarad menyatakan tidak ada kegiatan penyaradan ulang. Alur kegiatan pemanenan di PT. MHP dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Bagan Pemanenan di HPHTI PT. Musi Hutan Persada Sumber: PT. Musi Hutan Persada Kegiatan penebangan di PT. MHP dilakukan dengan pembagian setting tebang, dimana setiap setting akan dikerjakan oleh satu kontraktor tebang. Setiap setting tebang dapat terdiri dari satu atau lebih petak. Adapun kondisi petak contoh penelitian disajikan pada Tabel 5, 6 dan 7 dibawah ini. Tabel 5. Data petak contoh penelitian untuk kegiatan penebangan dan penyaradan. Keterangan Petak A Petak B No Setting 26 30 Penebangan Audit Pasca Angkut Penanaman kembali Pengangkutan Pengukuran LOAHOA Penyaradan Pengukuran Kayu Perencanaan dan Persiapan Tebang Audit Pasca Tebang Audit Pasca Sarad No Petak Blok Luas Ha Tahun Tanam Jarak Tanam m Jumlah PohonHa Tinggi Rata-rata m Dbh Rata-rata cm Angka Bentuk Periode Tebang Volume Ha m 3 ha Volume Total m 3 18 Teras 12.61 19971998 3 x 4 833 16 21 0,45 Agustus 2005 207,63 2618,21 20 Teras 16.33 19971998 3 x 4 833 16 21 0,45 Agustus 2005 207,63 3390,60 Sumber: PT. Musi Hutan Persada 2005, Suwarna 2001 Tabel 6. Data petak contoh penelitian untuk kegiatan pemuatan. TPN P TPN Q Keterangan Kav B Kav D Kav E Kav J Kav A Kav B Kav C Kav D No Setting 94 94 94 94 04 04 04 04 Luas SettingHa 25,51 25,51 25,51 25,51 12,22 12,22 12,22 12,22 Blok Selibing Selibing Selibing Selibing Penyem bangan Penyem bangan Penyem bangan Penyem bangan Luas m 2 21,3 10,5 6,5 14,9 6,5 12,5 12 4,6 Periode Tebang Juni ‘05 Juni ‘05 Juni ‘05 Juni ‘05 Maret ‘05 Maret ‘05 Maret ‘05 Maret ‘05 Periode Tumpuk Juli ‘05 Juni ‘05 Juli ‘05 Juli ‘05 April ‘05 April ‘05 April ‘05 April ‘05 Periode Muat Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Agustus ‘05 Volume m 3 455,35 189,75 106,89 292,63 119,61 206,67 205,90 65,71 Sumber : PT. Musi Hutan Persada 2005 Tabel 7. Data contoh penelitian untuk kegiatan pengangkutan. TPN X TPN Y Keterangan Alat angkut 1 Alat angkut 2 Alat angkut 1 Alat angkut 2 KavlingSetting F04 F04 E03 E03 Luas SettingHa 12,22 12,22 17,34 17,34 Blok Penyembangan Penyembangan Penyembangan Penyembangan Volume Kavling m 3 69,06 69,06 8,64 8,64 No Polisi BG8071D BK9279BJ BK9281BJ BE4074BA Volume Alat Angkut m 3 25,20 24,60 22,40 27,30 Sumber : PT. Musi Hutan Persada 2005

C. Potensi Limbah pada Kegiatan Pemanenan HTI Pulp