Pemanenan Hutan Kayu TINJAUAN PUSTAKA

rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Adapun yang dimaksud dengan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengelolaan dan pemasaran. Darusman 2002 menyatakan bahwa hutan tanaman memberikan peran yang penting yaitu : a. Penurunan kapasitas produksi hutan alam dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi hutan buatan tanaman dalam rangka mempertahankan peranan sektor kehutanan dan juga profesi kehutanan dalam pembangunan nasional. b. Penurunan pasokan bahan baku industri perkayuan dari hutan alam perlu diatasi dengan peningkatan pasokan dari hutan buatan tanaman dalam rangka mempertahankan pertumbuhan industri kehutanan yang sangat besar peranannya bagi perkembangan sosial ekonomi nasional. c. Penurunan kapasitas pemeliharaan lingkungan hidup dari hutan alam perlu diimbangi dengan peningkatan peranan dari hutan buatan tanaman. Namun demikian, tidak ada satu pernyataan pun yang mengemukakan bahwa hutan tanaman lebih baik dari hutan alam. Hutan tanaman tetap menjadi salah satu prioritas dalam upaya pembenahan kerusakan pada hutan produksi karena dianggap lebih dikuasai dari segi manajemen, dapat diprediksi dari segi usaha dan lebih intensif dari segi ekonominya.

A. Pemanenan Hutan Kayu

Conway 1978 mendefinisikan pemanenan kayu sebagai suatu rangkaian kegiatan pemindahan kayu dari hutan ke tempat pengolahan melalui tahapan kegiatan pemotongan kayu timber cutting, penyaradan skidding or yarding, pengangkutan transportation dan pengujian grading. Juta 1954 menyebutkan pemanenan hutan dengan menggunakan istilah Pemungutan Hasil Hutan, yaitu pemungutan hasil hutan berupa kayu merupakan semua tindakan yang berhubungan dengan penebangan, penggarapan batang, penyaradan, pengangkutan, penimbunan, dan penjualan hasil hutan dengan tujuan mencukupi kebutuhan konsumen akan kayu. Pemanenan hutan dimaksudkan untuk memanfaatkan hutan dari segi ekonomi, ekologi, dan sosial. Adapun tujuan dari kegiatan pemanenan adalah memaksimalkan nilai kayu, mengoptimalkan pasokan bahan baku industri, meningkatkan kesempatan kerja dan mengembangkan ekonomi daerah. Dengan pengertian pemanenan hutan kayu diatas, maka kegiatan pemanenan kayu meliputi kegiatan-kegiatan : Penebangan Penebangan merupakan proses mengubah pohon berdiri menjadi kayu bulat yang dapat diangkut keluar hutan untuk dimanfaatkan. Penebangan dilakukan dengan menggunakan empat prinsip yaitu meminimalkan kecelakaan, meminimalkan kerugian dan kerusakan pohon, memaksimalkan nilai produk kayu bulat dari tiap pohon dan tidak menyulitkan kegiatan selanjutnya. Kegiatan penebangan kayu pada hutan alam dilakukan dengan menggunakan batas diameter dimana pohon-pohon yang boleh ditebang adalah pohon-pohon dengan diameter sama atau lebih besar dari 50 cm untuk hutan produksi tetap dan diatas 60 cm untuk hutan produksi terbatas. Sedangkan untuk hutan tanaman, penebangan dilakukan berdasarkan ketentuan perusahaan yang disesuaikan dengan peruntukkan kayunya. Seringkali kegiatan penebangan diikuti dengan kegiatan pembagian batang. Pembagian batang sangat dipengaruhi oleh syarat yang diminta oleh pasar, kemungkinan penyaradan dan pengangkutan yang digunakan, kebutuhan industri pengolahan kayu dan pesanan-pesanan dari konsumen Sukanda 1995. Sebelum dilakukan penebangan, perlu dilakukan penentuan arah rebah yang tepat untuk mengatasi kerusakan yang mungkin akan timbul menjadi seminimal mungkin. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu yang sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakaan kerja dapat dihindari serta dapat menekan terjadinya kerusakan lingkungan. Penyaradan Penyaradan merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan kayu dari tempat penebangan petak tebang ke tempat pengumpulan kayu sementara TPn yang terletak di pinggir jalan angkutan. Penyaradan merupakan tahap awal dari kegiatan pengangkutan dimana penyaradan disebut sebagai Minor Transportation. Tujuan dari kegiatan penyaradan adalah memindahkan kayu dengan cepat dan murah. Muat Bongkar Kayu Pemuatan kayu merupakan kegiatan memindahkan kayu dari tanah ke atas kendaraan angkut yang dilakukan di TPn maupun Tempat Penimbunan Kayu TPK. Sedangkan pembongkaran adalah kegiatan menurunkan kayu dari atas alat angkut ke TPK atau di industri. Dalam kegiatan pemuatan kayu diperlukan tiga prinsip yaitu cepat, ekonomis dan peralatan harus selalu siap. Pengangkutan Pengangkutan kayu merupakan kegiatan memindahkan logkayu dari tempat tebangan sampai tujuan akhir yaitu TPK atau pabrik atau logpond atau logyard ataupun langsung ke konsumen. Kegiatan pengangkutan ini disebut dengan istilah Major Transportation . Menurut Elias 1988 bahwa makin besar kayu maka akan semakin pendek waktu penanganannya per satuan volume dan makin pendek waktu angkutan. Kayu akan turun kualitasnya jika dibiarkan terlalu lama di dalam hutan. Menurut Juta 1954 terdapat beberapa faktor yang perlu diketahui untuk merencanakan sistem pengangkutan yang baik dan meminimumkan biaya pengangkutan yaitu: 1. Bentuk dan keadaan lapangan topografi yang akan mempengaruhi dalam pemilihan cara dan alat pengangkutan yang digunakan. 2. Keadaan iklim, kegiatan pengangkutan akan berjalan lancar jika dilakukan pada iklim atau musim kemarau. 3. Susunan hutan di daerah yang bersangkutan, pemilihan sistem pengangkutan disesuaikan dengan jenis kayu yang akan dikeluarkan. 4. Jalan angkutan yang ada di dalam dan di luar hutan. 5. Letak industri perkayuan. 6. Ukuran dan beratnya kayu yang diminta, berhubungan dengan kapasitas alat angkut. 7. Ketersediaan tenaga kerja. 8. Cara pengangkutan yang paling baru, yang baru dan lama. 9. Keadaan setempat. 10. Ketersediaan dana.

B. Limbah Pemanenan Kayu