B. Limbah Pemanenan Kayu
Kegiatan pemanenan hutan baik secara sadar ataupun tidak sadar akan memberikan dampak negatif dari aspek ekologis, ekonomis maupun sosial. Secara
ekonomis dan ekologis, pemanenan hutan terutama di hutan alam menyebabkan lima dampak terbesar yaitu berupa keterbukaan areal, kerusakan tegakan tinggal, pemadatan
tanah, erosi dan limbah pemanenan, sedangkan kegiatan pemanenan hutan pada hutan tanaman dampak yang ditimbulkan berupa pemadatan tanah, erosi dan limbah
pemanenan.
1. Pengertian
Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1973 Waste atau wood waste diartikan sebagai sisa-sisa atau bagian-bagian kayu yang dianggap tidak bernilai ekonomis lagi
dalam suatu proses tertentu, pada waktu dan tempat tertentu, namun mungkin masih dapat dimanfaatkan pada proses yang berbeda, pada waktu dan tempat yang berbeda
pula. Menurut Sastrodimedjo dan Sampe 1980, limbah pemanenan adalah bagian pohon yang seharusnya dapat dimanfaatkan akan tetapi karena berbagai sebab terpaksa
ditinggalkan di hutan. Limbah pemanenan kayu adalah bagian dari pohon yang ditebang yang tidak
dimanfaatkan karena adanya cacat dan rusak berdiameter kecil serta panjang tidak memenuhi syarat untuk tujuan penggunaan tertentu, termasuk juga bagian pohon pada
tegakan tinggal yang menjadi rusak karena kegiatan penebangan, penyaradan dan pembuatan jalan hutan.
Limbah pembalakan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.59 tahun 1998 Sasmita 2003 adalah kayu yang tidak atau belum dimanfaatkan pada
kegiatan yang berasal dari pohon yang boleh ditebang berupa sisa pembagian batang, tunggak, ranting, pucuk yang mempunyai ukuran diameter kurang dari 30 cm atau
panjang kurang dari 1.30 m. Matangaran, et al 2000 menyatakan bahwa limbah pemanenan merupakan limbah mekanis yang terjadi akibat kegiatan pemanenan kayu,
selain itu terdapat pula limbah alami defect yang terjadi karena bagian kayu secara alami tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan.
2. Klasifikasi Limbah Pemanenan
Berdasarkan pengerjaan kayunya wood processing, limbah kayu dapat dibedakan menjadi Logging waste yaitu limbah akibat kegiatan pemanenan dan Processing wood
waste , yaitu limbah yang diakibatkan oleh kegiatan industri kayu seperti pada pabrik
penggergajian, mebel dan lain-lain Direktorat Jenderal Kehutanan 1973. Berdasarkan tempat terjadinya limbah dapat dibedakan menjadi Sastrodimedjo
dan Sampe 1978 : a. Limbah yang terjadi di areal tebangan Cutting Area, limbah tebangan ini dapat
berupa kelebihan tunggak dari yang diijinkan, bagian batang dari pohon yang rusak, cacat, potongan-potongan akibat pembagian batang dan sisa cabang dan
ranting. b. Limbah yang terjadi di Tempat Pengumpulan Kayu TPn, batang-batang yang
tidak memenuhi syarat baik kualitas maupun ukurannya. c. Limbah yang terjadi di Tempat Penimbunan Kayu TPK, umumnya terjadi karena
penolakan oleh pembeli karena log sudah terlalu lama disimpan sehingga busuk, pecah dan terserang jamur.
Hidayat 2000 menggolongkan limbah berdasarkan: a. Bentuknya
1. Berupa pohon hidup yang bernilai komersial namun tidak dipanen meskipun dari segi teknis memungkinkan.
2. Berupa bagian batang bebas cabang yang terbuang akibat berbagai faktor, seperti teknis, fisik, biologis dll.
3. Berupa sisa bagian pohon yakni dahan,.ranting maupun tunggak. 4. Berupa sisa produksi atau akibat proses produksi.
b. Pengerjaan processing kayunya 1. Logging waste, yakni limbah akibat kegiatan eksploitasi yang dapat berupa
kayu-kayu yang tertinggal di hutan, di tempat pengumpulan atau penimbunan. 2. Processing wood waste, yaitu limbah yang diakibatkan oleh kegiatan industri
kayu, seperti pada pabrik penggergajian, plywood dll. c. Tempat terjadinya
1. Limbah yang terjadi di tempat penebangan cutting area. 2. Limbah yang terjadi di tempat pengumpulan kayu.
3. Limbah yang terjadi di logpond.
Soewito 1980 mengemukakan bahwa limbah kayu akibat pemanenan di areal tebangan berasal dari dua sumber yaitu bagian dari pohon yang ditebang yang
seharusnya dapat dimanfaatkan tetapi tidak diambil dan berasal dari tegakan tinggal yang rusak akibat dilakukannya kegiatan pemanenan kayu. Limbah dari pohon ditebang
terjadi karena pengusaha hanya mengambil bagian kayu yang dianggap terbaik saja sesuai dengan persyaratan ukuran dan kualita.
3. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Limbah