6. Tumbuhnya permudaan alami Acacia mangium dalam jumlah dan frekuensi yang sangat besar.
C. Aspek Sosial Ekonomi
Dibukanya HPHTI PT. Musi Hutan Persada di wilayah Propinsi Sumatera Selatan memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal serta meningkatnya
pendapatan daerah setempat. Tercatat bahwa PT. MHP telah mempekerjakan sekitar 2.822 orang dari komisaris sampai pekerja hariannya PT. MHP. Perubahan di bidang
sosial ekonomi lainnya antara lain adalah PT. MHP: 1. Terciptanya lapangan kerja dengan bangkitnya kembali masyarakat lokal yang
berdaya yang membentuk kelompok-kelompok dan bekerjasama dengan perusahaan melalui program Mengelola Hutan Bersama Masyarakat MHBM
serta program Mengelola Hutan Rakyat MHR. 2. Tumbuhnya multiplier effect infrastructur sosial, budaya dan ekonomi
kemasyarakatan di tingkat dusun dan desa. 3. Meningkatnya pendapatan daerah antara lain dari sektor Pajak Bumi dan
Bangunan sebesar Rp 2.175.182.681,-, dari sektor Provisi Sumber Daya Hutan sebesar Rp 4.438.510.544,-, serta dari sektor Pajak Penghasilan sebesar Rp
1.217.605.428,-. 4. Meningkatnya perekonomian masyarakat dari kegiatan-kegiatan yang secara
langsung berkaitan dengan perusahaan seperti kegiatan penanaman, kegiatan pemeliharaan, dan kegiatan pemanenan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kriteria Limbah Pemanenan HTI Pulp
HTI Pulp sebagai pemasok bahan baku bagi industri pulp dan kertas memiliki spesifikasi khusus bagi sortimen yang dikeluarkannya. Dengan demikian sortimen-
sortimen yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan akan berpotensi menjadi limbah. Potensi limbah yang terjadi pada kegiatan pemanenan pada HTI Pulp
ini dapat dibedakan menjadi : I. Limbah penebangan yaitu limbah yang terjadi di tempat penebangan yang terdiri
dari : 1. Limbah tunggak, berupa kelebihan tunggak dari tinggi tunggak yang
diperbolehkan yaitu tinggi tunggak di atas 10 cm dari permukaan tanah. 2. Limbah batang kayu, berupa batang-batangsortimen yang berserakan di petak
tebang yang terdiri dari: a Sortimen yang sesuai dengan syarat bahan baku serpih yang berupa kayu
dengan diameter besar dan berat serta sortimen-sortimen yang jatuh ke jurang.
b Sortimen yang tidak sesuai syarat bahan baku serpih yang berupa: a. Sortimen dengan panjang 2.5 m
b. Sortimen rusak seperti retak, pecah atau terbelah c. Kayu bekas terbakar
d. Kayu jenis lain e. Kayu berdiameter 8 cm
3. Limbah cabang, ranting dan daun yang bagi perusahaan tidak memberikan manfaat ekonomis sehingga dimanfaatkan secara teknis sebagai bantalan jalan
sarad guna mengurangi pemadatan tanah. II. Limbah penyaradan adalah limbah yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan
penyaradan dengan forwarder yang berupa sortimen-sortimen yang terjatuh sepanjang jalan sarad serta sortimen-sortimen yang tertinggal di jalur tumpukan.
III. Limbah TPn adalah limbah yang terjadi di TPn sebagai akibat dari kegiatan pemuatan sortimen ke dalam alat angkut. Limbah TPn dapat dibedakan menjadi