yang akan digunakan sebagai volume kayu limbah Vl. Pengukuran komponen- komponen volume batang kayu dengan menggunakan rumus empiris Brereton, yaitu :
∑
=
=
n i
Vi Vl
1
P Du
Dp V
2
100 2
1 4
1
+
= π
Dimana : V = Volume limbah m
3
Vi = Volume sortimen ke-i i=1,2,3,… Dp = Diameter pangkal sortimen cm
Du = Diameter ujung sorrtimen cm P = Panjang sortimen m
ð = Konstanta 3,14 Penentuan volume limbah pemanenan dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan :
1. Menggunakan rumus empiris Brereton pada pengukuran limbah tunggak, sortimen kayu diameter 8 cm, dan kayu rusak.
2. Menggunakan asumsi perusahaan bahwa panjang sortimen kayu 2,5 m dengan diameter rata-rata 14 cm maka volume tiap sortimen batang sebesar 0,04 m
3
. Potensi limbah yang diukur dengan asumsi ini terdiri atas limbah kayu yang jatuh
ke jurang dan limbah pengangkutan. Sehingga limbah yang terjadi adalah perhitungan jumlah sortimen kayu dikalikan dengan volume sortimen yaitu
0,04m
3
Rishadi 2004. 3. Menggunakan konversi dari ton ke m
3
, dimana 1 m
3
= 0,866 ton PT. Musi Hutan Persada
2. Penentuan Prosentase Potensi Limbah Pemanenan
Besarnya limbah pemanenan kayu pulp diukur dengan menjumlahkan semua komponen kayu yang menjadi limbah, yaitu kayu yang berdiameter 8 cm yang tidak
terpakai atau tidak terangkut ke perusahaan pengolahan kayu. Potensi limbah pemanenan adalah perbandingan antara volume total limbah yang terjadi dengan potensi
total kayu yang dipanen. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
100 X
P L
L L
+ =
Dimana : L = Volume limbah total m
3
P = Volume kayu yang dimanfaatkan m
3
L + P = Vp
3. Penentuan Besarnya Faktor Eksploitasi
Faktor eksploitasi ditentukan melalui pendekatan indeks tebang, indeks sarad, dan indeks tebang Abidin 1994 serta melalui pendekatan prosentase limbah. Secara
matematis adalah sebagai berikut: 1. Fe = 100 - limbah total
2. angkut
indeks x
sarad indeks
x tebang
indeks Fe =
asal berdiri
pohon vol
sarad siap
btng vol
tebang indeks
. .
=
sarad siap
btng vol
angkut siap
btng vol
sarad indeks
. .
=
angkut siap
btng vol
TPK sampai
btng vol
angkut indeks
. .
=
V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
PT. Musi Hutan Persada merupakan perusahaan patungan antara PT.Inhutani V BUMN dan PT. Enim Musi Lestari Barito Pasific Group yang berusaha dalam
bidang pengusahaan hutan dan pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang bertujuan sebagai pemasok bahan baku industri pulp PT. Tanjung Enim Lestari.
PT. Musi Hutan Persada berdiri dengan pengajuan proposal tentang “Permohonan pembangunan HTI untuk mendukung industri pulp di Sumatera Selatan”
oleh Barito Pasific Group BPG kepada Menteri Kehutanan pada 8 September 1989. Setelah melalui tahap ijin percobaan penanaman seluas 50.000 Ha, pada tanggal 29
Januari 1996 Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Tetap pemberian HPHTI PT. Musi Hutan Persada No. 038Kpts-II96 dengan areal kerja seluas 296.400
Ha.
A. Aspek Sumber Daya Hutan 1. Luas dan Letak
Sesuai dengan SK Menhut No. 038Kpts-II96, luas areal kerja PT.MHP adalah 296.400 Ha, yang dibagi menjadi 3 tiga Kelompok Wilayah Hutan KWH. Luas serta
letak geografis dari ketiga KWH tersebut adalah: Tabel 6. Luas dan letak geografis Kelompok Wilayah Hutan PT. MHP
Luas Ha Kelompok Wilayah
Hutan KWH Luas Bruto
Luas Efektif Letak Geografis
KWH Suban Jeriji KWH Benakat
KWH MartapuraLematang
87.354 198.741
10.305 60.092
127.327 6.081
103 50
’
-104 15
’
BT, 3 30
’
-4 00
’
LS 103
10
’
– 104 00
’
BT, 3 00
’
- 3
40
’
LS 104
15’ – 104 30
’
BT, 4 50
’
- 4
20
’
LS TOTAL
296.400 193.500
Sumber: PT. Musi Hutan Persada
Secara administratif pemerintahan, PT. MHP berada dibawah pemerintahan 4 empat wilayah kabupaten dan 10 sepuluh wilayah kecamatan di Propinsi Sumatera
Selatan yaitu Kabupaten Lahat Kecamatan Kota Agung,Kikim, Kabupaten Ogan Komering Ulu Kecamatan Martapura, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Muara Enim