Kecamatan Tanjung Agung, Rambang Dangku, Rambang Lubai, Muara Enim Gunung Megang, dan Talang Ubi, Kabupaten Musi Rawas Kecamatan Rupit.
Administrasi kehutanan PT. MHP berada pada wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan KPHCabang Dinas Kehutanan CDK Lahat, CDK Musi Ilir, CDK Ogan
Komering Ulu, CDK Muara Enim serta CDK Musi Rawas, Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan.
2. Kondisi Sumber Daya Hutan
Berpegang pada konsep “Lestari Hutanku”, PT.MHP membagi areal hutannya menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya yaitu:
Tabel 7. Tata ruang areal hutan PT. MHP berdasarkan konsep “Lestari Hutanku”.
No Peruntukan Lahan
Luas Ha Total
1 2
3 4
5 Luas Tanaman HTI
Kawasan Lindung a.
Sempadan Sungai b.
Hutan Konservasi Sarana dan Prasarana
Tanaman Kehidupan Tanaman Unggulan Lokal
193.500 6.76
80.374 9.150
4.300 3.000
65.30 2.10
27.10 3.10
1.40 1.00
Jumlah Total 296.400
100.0 Sumber: PT. Musi Hutan Persada
B. Aspek Ekologis 1.
Kondisi Topografi dan Hidrologi
HPHTI PT. Musi Hutan Persada berada pada areal dengan ketinggian tempat 10 – 400 m dpl dengan rata-rata 200 m dpl dan berada pada 3 tiga tingkat kelerengan
yaitu kelerengan 0 – 8 datar seluas 53.264 Ha, kelerengan 8 – 15 landai seluas 232.841 Ha dan kelerengan 15 – 25 agak curam seluas 10.295 Ha PT. MHP.
Areal kerja PT.MHP juga berada pada 5 lima Daerah Aliran Sungai DASSubDAS yaitu MusiLakitan, Rawas, Semangus, Lematang , Ogan dan Komering PT. MHP.
2. Kondisi Tanah
Wilayah kerja HPHTI PT.MHP secara umum memiliki jenis tanah Alluvial, Latosol, Podsolik dan Asosiasi Latosol. Bertekstur liat, halus dengan tingkat kesuburan
rendah, tanah lapisan atas top soil sebagai lapisan organik sangat tipis dengan permeabilitas yang kurang baik dan kedalaman 60 – 90 cm Rishadi 2004. Kelompok
Wilayah Hutan KWH Benakat didominasi oleh jenis tanah Asosiasi Podsolik Merah Kuning PMK, sedangkan KWH Suban Jeriji didominasi oleh tanah jenis Asosiasi
Podsolik Coklat Kekuningan dan Podsolik Coklat Rishadi 2004.
3. Kondisi Vegetasi
PT. MHP mempunyai areal seluas 296.400 Ha yang terdiri dari hutan tanaman jenis Acacia mangium seluas 193.500 Ha 65, hutan alam jenis Dipterocarpaceae
seluas 86.450 Ha 29 yang diantaranya diperuntukan sebagai kawasan konservasi sekitar 22 – 24, serta rawa-rawa seluas 16.450 Ha 6 Rishadi 2004.
Sebelum dikonversi dan ditanami dengan jenis akasia areal PT.MHP ini berupa padang alang-alang seluas 70.563 Ha 26,47, belukar seluas 59.891 Ha 30,95
serta lahan tidak produktif seluas 63.046 Ha 32,58 PT. MHP.
4. Kondisi Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, sebagian besar areal HPHTI PT. MHP memiliki iklim tipe A dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar
2.082 mm dan rata-rata bulanan 173,5 mm PT. MHP 2004. Hari hujan rata-rata tahunan 142 hari dan rata-rata bulanan 12 hari dengan curah hujan tertinggi pada bulan
Desember sampai dengan Maret dan curah hujan terendah pada bulan Juni PT. MHP.
5. Perubahan Aspek Ekologi
Pengkonversian lahan kritis serta padang alang-alang menjadi hutan tanaman akasia memberikan dampakperubahan bagi kondisi ekologi wilayah kerja PT. MHP.
Adapun perubahan aspek ekologi tersebut antara lain PT. MHP: 1. Terbangunnya hutan tanaman pada lahan-lahan tidak produktif padang alang-
alang dan semak belukar. 2. Tumbuhnya embun-embun air atau kolam-kolam water pond pada cekungan-
cekungan lahan. 3. Terciptanya fungsi Hydroorologis pada aliran sungai.
4. Tercegahnya kebakaran lahan tahunan pada areal padang alang-alang. 5. Terbentuknya lapisan tanah organik Horison O pada profil tanah dan
meningkatnya kandungan N dalam hara tanah.
6. Tumbuhnya permudaan alami Acacia mangium dalam jumlah dan frekuensi yang sangat besar.
C. Aspek Sosial Ekonomi