Hubungan Bahan Induk dengan Produksi Cisokan

danau. Hal ini sangat dimungkinkan karena terdapat lebih dari satu mineral liat pada tanah sawah dari endapan, dimana masing-masing mineral liat mempunyai KTK liat berbeda, sehingga adanya variasi jenis dan jumlah mineral liat mengakibatkan KTK liat tidak sama.

4.3. Hubungan Bahan Induk dengan Produksi Cisokan

Hasil percobaan di lapang menunjukkan bahwa hampir pada semua perlakuan, tanah-tanah sawah yang berkembang dari bahan induk volkanik menghasilkan produksi Cisokan lebih tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah sawah yang berkembang dari endapan sungai dan endapan danau Tabel 25. Hal yang sama juga terlihat pada produksi Cisokan yang dihasilkan tanpa perlakuan N0P0K0 pada Tabel 27. Ini disebabkan faktor yang mengontrol produksi Cisokan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik lebih sedikit dibandingkan tanah sawah dari endapan sungai maupun tanah sawah dari endapan danau. Hasil analisis menunjukkan terdapat enam karakteristik tanah pengontrol produksi Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok, yaitu kandungan liat, N total, P 2 O 5 tersedia, rasio CaK dan rasio MgK dan KTK liat. Keenam karakteristik tanah tersebut menyebar di tiga bahan induk. Tiga di antaranya kandungan liat, P 2 O 5 tersedia dan rasio CaK mengontrol produksi Cisokan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik dan empat di antaranya pada tanah sawah dari endapan sungai dan endapan danau. Hal ini menunjukkan bahwa pembatas produksi Cisokan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik lebih ringan dibandingkan tanah sawah yang berkembang dari endapan sungai maupun endapan danau. 4.4. Kelebihan Kriteria Kesesuaian Lahan yang Dibangun Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan di masing- masing bahan induk di Sentra Produksi Beras Solok dibangun atas dasar karakteristik lahan yang sangat berpengaruh terhadap produksi Cisokan atau karakteristik lahan pengontrol produksi Cisokan di masing-masing bahan induk tersebut. Penyusunan kriteria diarahkan untuk tujuan spesifik lokasi dengan hasil penilaian fisik kuantitatif, artinya setiap kelas kesesuaian lahan telah dihubungkan dengan produksi Cisokan tonha GKG. Dari setiap kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan dapat diketahui kisaran produksinya. Kriteria kesesuaian lahan yang dibangun atas karakteristik lahan ini memberikan hasil penilaian yang lebih baik dan akurat. Kebutuhan data karakteristik lahan minimal, memungkinkan proses evaluasi lahan dilakukan lebih mudah, cepat dan murah dengan hasil yang lebih baik. Karakteristik lahan yang diperlukan untuk mengevaluasi TPL Cisokan di daerah volkanik hanya terdiri atas kandungan liat, P 2 O 5 tersedia dan rasio CaK. Pada tanah-tanah di Dataran Aluvial diperlukan kandungan liat, N total, P 2 O 5 tersedia dan KTK liat. Sedangkan pada tanah-tanah sawah di Dataran Lakustrin N total, P 2 O 5 tersedia, rasio MgK dan KTK liat. Beberapa karakteristik lahan seperti kandungan liat, rasio CaK dan rasio MgK sebagai karakteristik lahan pengontrol produksi Cisokan dan pembeda kelas kesesuaian lahan telah diakomodir dalam kriteria tersebut yang sebelumnya tidak digunakan dalam penilaian kesesuaian lahan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN