Optimalisasi Tanah Sawah Metode

ini karaktersitik lahan dinyatakan mempunyai hubungan dengan produksi bila mempunyai R 2 0.75. Selanjutnya terhadap karakteristik lahan terpilih dilakukan analisis regresi stepwise untuk mengetahui karakteristik lahan penentu produksi. Menurut Gomez dan Gomez 1983 bahwa dalam regresi stepwise peubah-peubah yang kurang berpengaruh terhadap produksi dihilangkan, sehingga hanya tersisa peubah- peubah yang sangat berpengaruh terhadap produksi. Persamaan penduga produksi yang didapat selanjutnya divalidasi dengan produksi lapang sampai didapatkan persamaan terbaiknya.

2.2.3. Optimalisasi Tanah Sawah

Optimalisasi tanah sawah untuk mengoptimalkan produksi Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok meliputi tiga kegiatan, yaitu penyusunan rekomendasi, pengujian rekomendasi dan penentuan rekomendasi pengelolaan optimal di masing-masing bahan induk bahan induk volkanik, endapan sungai dan endapan danau. Penyusunan Rekomendasi Secara umum, tanaman dapat berproduksi optimal apabila hara yang dibutuhkan tersedia di dalam tanah. Menurut FAO 1983, tanaman dikatakan berproduksi optimal apabila mampu berproduksi 80 dari potensi hasilnya. Untuk itu perlu diketahui jumlah hara yang dibutuhkan tanaman untuk berproduksi pada tingkat tertentu. N, P dan K adalah unsur hara makro utama dan paling banyak diserap tanaman padi sawah. Data hasil penelitian Widowati 2008 menunjukkan bahwa rata-rata kandungan N dalam gabah dan jerami masing- masing sebesar 1.38. Kandungan P dan K 0.29 dan 0.30 g100 g gabah, sementara dalam jerami 0.13 dan 2.49 g100 g jerami Tabel 2. Penyusunan rekomendasi pemupukan untuk mengoptimalkan produksi Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok mengacu pada prinsip pemupukan berimbang yang dikemukakan Buresh et al. 2006, yaitu keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan ketersediaannya di dalam tanah. Kebutuhan hara tanaman padi mengacu pada Tabel 2. Hara di dalam tanah berasal dari sumber alami, yaitu tanah, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan air irigasi, serta pupuk kimia. Prinsip pemupukan berimbang adalah mengoptimalkan hara dari sumber alami, sedangkan pupuk kimia hanya mencukupi kekurangan hara dari sumber alami. Dalam hal ini sumber alami yang diperhitungkan adalah tanah dan sisa tanaman padi kompos jerami. Tabel 2 Rata-rata kandungan hara N, P dan K yang terdapat dalam padi sawah N P K Bagian tanaman g100 g Gabah 1.38 0.29 0.30 Jerami 1.38 0.13 2.49 Keterangan : Berat dihitung berdasarkan contoh kering 105°C. Sumber: Diolah dari data penelitian Widowati 2008. Tahapan penyusunan rekomendasi adalah: 1 menetapkan produksi yang akan dicapai, yaitu produksi Cisokan tertinggi saat ini sebesar 7.08 tonha GKG, 2 menghitung jumlah hara yang diambil oleh biomassa, 3 menghitung jumlah hara yang dilepaskandisediakan oleh sumber alami tanah dan sisa tanaman dan menghitung jumlah hara yang diperlukan dari pupuk kimia. Pengujian Rekomendasi Percobaan lapang dalam rangka pengujian rekomendasi dilakukan dalam satu musim tanam + 4 bulan. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Petak Terpisah Split Plot Design. Sebagai Petak Utama PU adalah bahan induk A dan sebagai Anak Petak AP adalah kombinasi perlakuan B, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Uji lanjutan menggunakan DMRT Duncans Multiple Range Test pada taraf nyata 5. Model matematiknya adalah sebagai berikut: Y ijk = + K k + i + ik + j + ik + ij + ijk Y ijk = Nilai pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j pada ulangan ke-k = Nilai rata-rata K k = Pengaruh pengelompokkan i = Pengaruh utama faktor A ik = Pengaruh acak dari faktor A j = Pengaruh utama faktor B ik = Pengaruh acak dari faktor B ij = Komponen interaksi dari faktor A dan faktor B ijk = Pengaruh acak dari interaksi faktor AB Tindakan pengelolaan yang diberikan pada TPL saat ini existing menciptakan suatu TPL baru yang disebut TPL expected. Untuk mengetahui TPL expected yang layak diusahakan, maka dilakukan analisis kelayakan usahatani. Kriteria kelayakan ekonomi yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio RC dan Benefit Cost Ratio BC. RC dihitung untuk mengetahui besarnya pendapatanpenerimaan rupiah yang diperoleh dari suatu usahatani, sedang BC untuk mengetahui besarnya manfaat bersih yang diterima untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan input. Suatu TPL dikatakan layak diusahakan bila RC dan BC 1. Untuk itu telah dikumpulkan data komponen biaya produksi input, meliputi: 1 biaya tenaga kerja untuk persiapan lahan, tanam, pemupukan, pemeliharaan dan panen, 2 biaya peralatan sewa alat, dan 3 biaya sarana produksi, seperti bibit, pestisida, pupuk, dan lain sebagainya. Sebagai output adalah gabah padi tonha GKG. Rekomendasi Pengelolaan Lahan Optimal Rekomendasi pemupukan dipilih apabila: 1 tanaman mampu berproduksi optimal, yaitu berproduksi 80 dari potensi hasilnya FAO, 1983, dan 2 memenuhi persyaratan layak secara ekonomi yang ditunjukkan oleh parameter Revenue Cost Ratio RC dan Benefit Cost Ratio BC 1. Lokasi percobaan untuk pengujian rekomendasi ditempatkan pada kelas tekstur yang sama untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan data yang mungkin terjadi karena perbedaan tekstur. Selain itu, setiap satu petak sawah minimal memuat satu ulangan, sehingga perbedaan-perbedaan antar ulangan dapat diminimalkan. Petak percobaan dibuat dengan ukuran 4 x 5 m 20 m 2 . Sekeliling petak percobaan ditinggikan dengan tanah sekitar + 20 cm dan lebar 25 cm. Ini dimaksudkan agar perlakuan tidak bercampur bila petak percobaan diairi. Setiap petak percobaan mempunyai satu saluran air masuk dan satu saluran air keluar. Antar petak percobaan dibuat saluran dengan lebar 25 cm. Saluran ini berfungsi sebagai tempat keluar masuknya air. Benih yang digunakan adalah benih Cisokan berlabel. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu disiapkan lahan tempat persemaian dengan ukuran 5 x 15 m. Sekeliling persemaian dibuat pematang setinggi + 20 cm untuk mempermudah mengontrol air. Benih dijemur selama 1 hari, kemudian direndam 2 malam, lalu ditiriskan sampai benih berkecambah keluar akar + 0.5 cm. Selanjutnya benih disebarkan pada lahan yang telah disiapkan. Setelah berumur + 21 hari, benih dipindahkan sebanyak 3-5 batangrumpun dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Pemeliharaan meliputi pemupukan, pengaturan air, penyulaman dan penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali. Pemupukan I diberikan sehari sebelum tanam. Pupuk yang diberikan adalah pupuk P SP-36 dan pupuk organik kompos jerami dengan cara disebar. Pemupukan II diberikan pada saat tanaman berumur 10 hari 10 HST. Pupuk yang diberikan adalah ½ dosis pupuk N Urea dan ½ dosis pupuk K KCl dengan cara disebar. Pemupukan ke III adalah sisanya, yaitu ½ dosis pupuk N Urea dan ½ dosis pupuk K KCl dengan cara disebar. Pengaturan air sangat penting dilakukan karena kebutuhan air setiap fase pertumbuhan tanaman padi tidak sama. Pada fase pertumbuhan awal, tanaman padi memerlukan air dalam jumlah sedikit atau macak-macak 0.5 cm. Kondisi air macak-macak juga diperlukan saat pemupukan, ini dimaksudkan agar pupuk tidak terbawa air tercuci. Air dalam jumlah banyak 2 cm diperlukan saat tanaman memasuki fase anakan produktif 21-28 HST. Pada fase primordia kondisi air kembali macak-macak dan setelah melewati fase tersebut sawah perlu dikeringkan. Pengeringan selain mempercepat pematangan buah, juga mempermudah waktu panen gabah tidak terendam air. Penyulaman dilakukan bila tanaman mati atau terserang hama. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur + 4 minggu setelah tanam. Tanaman penyulam diambil dari tanaman di sebelahnya atau tanaman yang mempunyai jumlah anakan cukup banyak. Pengendalian hama dan penyakit sangat penting dan gejala serangan perlu diwaspadai dan dikenali sejak dini. Tindakan pengendalian dilakukan menggunakan formula yang tepat. Panen dilakukan setelah padi masak atau padi berwarna kuning keemasan. Padi di setiap petak dipotong menggunakan alat pemotong sabit atau arit, lalu dirontokkan, kecuali 5 rumpun tanaman padi yang diberi tandapatok. Hasil rontokan dimasukkan ke dalam karung yang telah diberi label sesuai dengan perlakuan. Untuk menghilangkan gabah hampa dilakukan “penganginan atau ditampi”, selanjutnya ditimbang. Hasil penimbangan merupakan berat gabah kering panen GKP dengan kadar air 20, untuk memperoleh berat gabah kering giling GKG dengan kadar 14, maka berat GKP dikali faktor koreksi 8086. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, dan produksi. Pengamatan I dilakukan saat tanaman berumur 10 HST atau sebelum dilakukan pemupukan II, selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu. Setiap petak percobaan diwakili oleh 5 rumpun tanaman yang dipilih secara acak. Agar data yang diperoleh berkesinambungan dari pengamatan I sampai pengamatan terakhir sampai panen, maka tanaman diberi tanda patok menggunakan bambu sepanjang 1.5 meter. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan selama fase vegetatif sebelum fase generatif. Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran mulai dari dasar sampai ujung daun, kemudian dilanjutkan dengan menghitung jumlah anakan. Jumlah anakan produktif dan produksi tanaman ditentukan pada saat panen. Anakan produktif dihitung berdasarkan jumlah anakan yang menghasilkan malai. Produksi tanaman dinyatakan dalam berat gabah kering giling kgpetak dan kesetaraannya tonha. Semua data tanaman dicatat dalam suatu form isian untuk selanjutnya di-entry dan dianalisis.

2.2.4. Penyusunan Kriteria Kesesuaian Lahan Padi Sawah untuk TPL Cisokan