basa dapat tukar Ca, Mg, K, Na dan kapasitas tukar kation NH
4
OAc pH 7. Prosedur analisis tanah mengikuti SCS-USDA 1982.
Analisis mineralogi bertujuan mengetahui komposisi mineral pasir dan mineral liat. Komposisi mineral pasir ditetapkan dengan metode line counting
menggunakan Mikroskop Polarisator. Identifikasi mineral liat menggunakan X- Ray Difractometer
didasarkan atas pantulan X-Ray yang mengenai tiap bidang kristalin mineral melalui penjenuhan kation Mg
2+
, Mg
2+
Glycerol , K
+
dan K
+
550
o
C. Jarak antara kisi Å masing-masing mineral liat untuk setiap perlakuan adalah spesifik.
Data mengenai karakteristik lingkungan, seperti data iklim curah hujan, temperatur, kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan angin dikumpulkan
dari stasiun iklim yang berada di daerah penelitian. Data tersebut diperlukan untuk penetapan Length of Growing Period LGP menggunakan program CropWat
Clarke, 1998. Selain data karakteristik lahan juga dikumpulkan data produksi yang diperoleh melalui wawancara dengan petani dan instansi terkait, di antaranya
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Solok dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
Identifikasi TPL bertujuan untuk mengetahui spesifikasi TPL sawah yang diterapkan di Sentra Produksi Beras Solok. Identifikasi dilakukan menggunakan
11 attribute TPL yang dikemukakan oleh FAO 1976. Ke-11 attribute TPL tersebut disajikan pada Tabel 1. Setelah data-data TPL yang diterapkan di daerah
penelitian terkumpul, selanjutnya dipilih satu TPL utama yang menyebar di tiga bahan induk, selanjutnya disebut sebagai TPL existing.
2.2.2. Identifikasi Karakteristik Lahan Pengontrol Produksi Cisokan
Karakteristik lahan pengontrol produksi adalah karakteristik lahan yang menentukan produksi atau karakteristik lahan dimana perbedaannya menyebabkan
produksi berbeda. Karakteristik lahan ini ditetapkan melalui pengamatan di lapang dan analisis contoh tanah di laboratorium terhadap karakteristik lahan yang tidak
dapat ditetapkan di lapang. Pengaruh karakteristik lahan terhadap produksi diuji menggunakan regresi linear dilanjutkan dengan regresi bertatar stepwise
menggunakan program analisis statistik MINITAB 14.
Tabel 1 Attribute untuk identifikasi TPL Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok
No Attribute TPL Keterangan
1. Hasil Keuntungan dari usahatani
2. Orientasi pasar Tujuan produksi komersil atau subsisten atau skala
rumah tangga 3. Intensitas modal
Besarnya modal yang digunakan 4. Intensitas tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja 5. Pengolahan lahan
Dilakukan oleh manusia, mesin atau hewan 6. Pengetahuan teknis dan
budaya petani Tingkat pengetahuan petani
7. Teknologi pengelolaan lahan
Penggunaan varietas, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengelolaan bahan organik,
kotoran hewan, dll. 8. Kebutuhan infrastruktur
Kebutuhan terhadap prasarana produksi 9. Luas lahan usahatani
Luas lahan usahatani 10. Status kepemilikan lahan
Kondisi lahan usaha milik sendiri atau kelompok, sewa
11. Tingkat pendapatan Penghitungan pendapatan perkapita, petani atau
unit area
Sumber: FAO 1976.
Penetapan karakteristik lahan pengontrol produksi Cisokan di masing- masing bahan induk bertujuan untuk menyusun tindakan pengelolaan lahan guna
mengoptimalkan produksi Cisokan serta menetapkan karakteristik lahan penyusun kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan di masing-masing bahan
induk. Kriteria kesesuaian lahan yang disusun dapat digunakan untuk mengevaluasi lahan-lahan sawah jika TPL yang sama diterapkan, baik di Sentra
Produksi Beras Solok maupun lokasi lain pada karakteristik lahan yang sama dengan Sentra Produksi Beras Solok.
Analisis regresi linear bertujuan mengetahui hubungan masing-masing karakteristik lahan dengan produksi. Menurut Mattjik dan Sumertajaya 2006,
regresi linear adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah bebas X, independence variable dengan satu peubah tak bebas Y,
dependence variable , hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai garis lurus.
Kehandalan persamaan regresi dalam menggambarkan hubungan tersebut dinyatakan dengan koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R
2
. Semakin besar nilai R
2
, maka semakin besar kemampuan persamaan regresi menerangkan peubah tak bebas, Y. Nilai R
2
berkisar antara 0-100 atau 0-1. Dalam penelitian
ini karaktersitik lahan dinyatakan mempunyai hubungan dengan produksi bila mempunyai R
2
0.75. Selanjutnya terhadap karakteristik lahan terpilih dilakukan analisis regresi
stepwise untuk mengetahui karakteristik lahan penentu produksi. Menurut Gomez
dan Gomez 1983 bahwa dalam regresi stepwise peubah-peubah yang kurang berpengaruh terhadap produksi dihilangkan, sehingga hanya tersisa peubah-
peubah yang sangat berpengaruh terhadap produksi. Persamaan penduga produksi yang didapat selanjutnya divalidasi dengan produksi lapang sampai didapatkan
persamaan terbaiknya.
2.2.3. Optimalisasi Tanah Sawah