TPL Cisokan Expected pada Tanah Sawah dari Endapan Sungai
TPL pada tanah-tanah sawah yang berkembang dari endapan sungai memerlukan Urea 100 kgha, SP-36 500 kgha dan KCl 50 kgha serta kompos
jerami 2 tonha. Produksi tertinggi yang dihasilkan TPL ini adalah 6.47 tonha GKG. Total biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp. 11.327.512.00 untuk
penerimaan sebesar Rp. 22.627.907.00. Keuntungan bersih usahatani ini adalah Rp. 11.300.395.00. Pendapatan dan keuntungan yang diperoleh tercermin pada
parameter ekonomi RC dan BC masing-masing 2.00 dan 1.00. Parameter ekonomi pada TPL ini menggambarkan bahwa penerimaan mencapai 2.00 kali
dari biaya yang dikeluarkan, sehingga keuntungan yang diperoleh 1.00 kali dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan.
TPL Cisokan Expected pada Tanah Sawah dari Endapan Danau
TPL Cisokan pada tanah sawah yang berkembang dari endapan danau memerlukan Urea 300 kgha, SP-36 100 kgha dan KCl 100 kgha serta kompos
jerami sebanyak 2 tonha. Produksi tertinggi yang dihasilkan TPL ini adalah 6.91 tonha GKG. Biaya produksi yang dikeluarkan mencapai Rp. 9.640.650.00 untuk
menghasilkan Rp. 19.423.900.00. Dengan demikian keuntungan bersih yang diterima adalah Rp. 9.783.250.00. Pendapatan dan keuntungan yang diperoleh
ditunjukkan oleh rasio RC dan BC masing-masing 2.01 dan 1.01. Artinya penerimaan mencapai 2.01 kali dari biaya yang dikeluarkan, dan keuntungan yang
diperoleh adalah 1.01 kali dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan. Berdasarkan analisis di atas bahwa TPL Cisokan yang diusahakan pada
tanah sawah dari bahan induk volkanik memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan TPL Cisokan yang diusahakan pada tanah-tanah sawah dari
endapan sungai maupun endapan danau.
3.4.2. Kriteria Kesesuaian Lahan
Tabel 29 menyajikan hasil evaluasi lahan menggunakan beberapa kriteria kesesuaian lahan untuk padi sawah terhadap lapisan atas pedon-pedon yang
diteliti PV1-PV3, PA1-PA3 dan PD1-PD3. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kriteria berbeda menghasilkan kelas kesesuaian
lahan berbeda. Jika produksi yang dihasilkan dibandingkan dengan indek produksi yang dikemukakan FAO 1983 hampir semua kelas kesesuaian lahan tidak
bersesuaian dengan produksi. Hal ini mengindikasikan kriteria kesesuaian lahan yang ada belum mampu mengkelaskan lahan sesuai potensinya. Di samping itu,
kriterianya masih bersifat umum, bahkan beberapa karakteristik lahan yang sangat berpengaruh terhadap produksi tidak secara eksplisit muncul dalam kriteria,
misalnya kandungan liat, rasio CaK dan rasio MgK, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi TPL Cisokan yang diterapkan di Sentra Produksi.
Tabel 29 Hasil evaluasi lahan menggunakan beberapa kriteria kesesuaian lahan untuk padi sawah
Kriteria kesesuaian lahan Pedon
pewakil CSRFAO 1983
Sys et al. 1991
Djaenudin et al
. 1994 Djaenudin
et al. 2003
Produksi rata-rata
Indek produksi
FAO, 1983 PV1
S3n S1
S2rn S1
2.6 tonha N
PV2 N1n
S3f S3n
S2nr PV3
S3n S1
S3n S1
PA1 S3n
S2w S3n
S2rc 4.2 tonha
S3 PA2
S3n S2wf
S3n S2rcnr
PA3 N1n
S3f S3n
S2rcnr PD1
S2rfn S2w
S2rn S2rc
2.3 tonha N
PD2 S2rn
S2w S2n
S2rc PD3
S3n S2w
S3n S2rc
Keterangan: S1= sangat sesuai, S2=cukup sesuai, S3=sesai marginal, N1=sesuai saat ini, r=kondisi perakaran, f=retensi hara, n = ketersediaan hara CSRFAO, 1983, w=kebasahan, f=sifat
kesuburan tanah Sys et al., 1991, r=media perakaran, n=hara tersedia Djaenudin et al., 1994, rc=kondisi perakaran, nr=retensi hara Djaenudin et al., 2003.
Berdasarkan hal tersebut, kriteria kesesuaian lahan hendaklah disusun atas karakteristik lahan yang sangat berpengaruh terhadap produksi, sehingga kelas
kesesuaian lahan yang dihasilkan menggambarkan potensi lahannya. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan di Sentra Produksi Beras Solok
disusun atas karakteristik lahan pengontrol produksi. Batas kelas kesesuaian lahan mengacu pada indek produksi yang dikemukakan FAO 1983 yang membagi
kelas kesesuaian lahan ke dalam 4 kelas, yaitu: sangat sesuai S1, bila produksi Cisokan 80, cukup sesuai S2, bila produksi Cisokan 60 – 80, agak sesuai
S3, bila produksi Cisokan 40 – 60 dan tidak sesuai N, bila produksi Cisokan 40 dari potensi hasilnya. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL
Cisokan di masing-masing bahan induk adalah sebagai berikut.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TPL Cisokan pada Tanah Sawah dari Bahan Induk Volkanik
Pada Sub Bab 3.2 telah dihasilkan kandungan liat, P
2
O
5
tersedia dan rasio CaK merupakan karakteristik tanah pengontrol produksi Cisokan pada tanah
sawah dari bahan induk volkanik yang ditunjukkan oleh persamaan penduga produksi terbaiknya, yaitu: Produksi = 4729 + 9.92 liat - 23.3 CaK + 26.2 P
2
O
5 tersedia.
Setelah persamaan regresi divalidasi dengan produksi Cisokan hasil pengelolaan petani saat ini TPL existing, ketiga karakteristik tanah tersebut
mampu menduga produksi Cisokan rata-rata 81.02, sisanya diduga oleh karakteristik tanah lain yang tidak dimasukkan sebagai peubah dalam persamaan
regresi tersebut. Berdasarkan faktor pengontrol produksi tersebut, disusun rekomendasi
pemupukan dan telah diuji di lapang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa N2P3K1 menghasilkan produksi tertinggi dan secara ekonomi layak diusahakan.
Berdasarkan hal tersebut, maka N2P3K1 ditetapkan sebagai rekomendasi pengelolaan optimal untuk tanah sawah dari bahan induk volkanik. Pengelolaan
yang diberikan pada TPL yang ada existing menghasilkan TPL baru yang disebut TPL expected. Agar TPL expected dapat diterapkan pada tanah-tanah yang
berkembang dari bahan induk volkanik atau lokasi lain dengan karakteristik lahan yang sama, maka telah disusun kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL
tersebut. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan expected pada tanah sawah dari bahan induk volkanik dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30 Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik
Kelas Kesesuaian Lahan Karakteristik lahan
Satuan S1
S2 S3
N Kandungan liat
29 21-29
11-20 11
P
2
O
5
tersedia mgkg 51.31 10.39-51.31
10.39 -
Rasio CaK 6.32
6.32-37.65 37.66-69.00
69.00 Produksi GKG
tonha 6.02
4.51-6.02 3.01-4.50
3.01
Keterangan: S1=sangat sesuai, S2=cukup sesuai, S3=sesuai marginal dan N=tidak sesuai.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TPL Cisokan pada Tanah sawah dari Endapan Sungai
Pada tanah sawah dari endapan sungai, hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan liat, N total, P
2
O
5
tersedia dan KTK liat merupakan karakteristik tanah yang mengontrol produksi Cisokan pada tanah tersebut. Persamaan penduga
produksi terbaiknya adalah: Produksi = - 2483 + 11402 N
total
+ 7.79 P
2
O
5 tersedia
+ 76.5 KTK
liat
+ 64.7 Liat. Validasi terhadap produksi Cisokan yang dihasilkan pada pengelolaan saat ini menunjukkan keempat karakteristik tanah tersebut
mampu menduga produksi Cisokan rata-rata 84.23. Pengujian rekomendasi pemupukan menunjukkan N1P3K1 menghasilkan
produksi tertinggi dan secara ekonomi menguntungkan, sehingga layak untuk diusahakan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka N1P3K1 direkomendasikan
sebagai tindakan pengelolaan optimal untuk tanah sawah dari endapan sungai. Agar TPL ini dapat diterapkan pada tanah-tanah yang berkembang dari endapan
sungai atau lokasi lain dengan karakteristik lahan yang sama, maka telah disusun kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL tersebut. Kriteria kesesuaian
lahan padi sawah untuk TPL Cisokan expected pada tanah sawah dari endapan sungai disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31 Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan pada tanah sawah dari endapan sungai
Kelas Kesesuaian Lahan Karakteristik lahan
Satuan S1
S2 S3
N Kandungan liat
43 32-43
32 -
N total 0.27
0.23-0.27 0.19-0.22
0.19 P
2
O
5
tersedia mgkg
46.30 8.90-46.30
8.90 -
KTK liat me100 g liat 17.90 14.50-17.90
11.10-14.40 11.10 Produksi GKG
tonha 5.18
3.88-5.18 2.59-3.87
2.59
Keterangan: S1=sangat sesuai, S2=cukup sesuai, S3=sesuai marginal dan N=tidak sesuai.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TPL Cisokan pada Tanah Sawah dari Endapan Danau
Hasil analisis menunjukkan N total, P
2
O
5
tersedia, rasio MgK dan KTK liat adalah karakteristik tanah pengontrol produksi Cisokan pada tanah sawah dari
endapan danau. Persamaan penduga produksinya adalah: Produksi = 2700 + 4439 N
total
– 8.04 MgK + 2.10 P
2
O
5 tersedia
+ 10.9 KTK
liat
. Setelah divalidasi dengan produksi Cisokan hasil pengelolaan saat ini existing, keempat karakteristik tanah
penyusun persamaan regresi tersebut mampu menduga produksi Cisokan rata-rata sebesar 81.74 sisanya sebesar 18.26 diduga oleh karakteristik tanah lainnya
yang tidak dimasukkan sebagai peubah dalam persamaan tersebut. Pengujian rekomendasi pemupukan yang disusun berdasarkan
karakteristik tanah pengontrol produksi pada tanah sawah dari endapan danau menunjukkan bahwa N3P1K2 merupakan rekomendasi pemupukan yang
menghasilkan produksi Cisokan tertinggi dan secara ekonomi layak diusahakan. Berdasarkan analisis tersebut, maka N3P1K2 direkomendasikan sebagai tindakan
pengelolaan optimal untuk tanah sawah dari endapan danau. Agar TPL ini dapat diterapkan pada tanah-tanah sawah dari endapan danau atau lokasi lain dengan
karakteristik lahan yang sama, maka disusun kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL tersebut. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan
expected pada tanah sawah dari endapan danau disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32 Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL Cisokan pada tanah sawah dari endapan danau
Kelas Kesesuaian Lahan Karakteristik lahan
Satuan S1
S2 S3
N N total
0.41 0.27-0.41
0.12-0.26 0.12
P
2
O
5
tersedia mgkg
245.5 125.7-245.5
5.8-125.6 5.8
Rasio MgK -
10.5 10.5-45.5
46.0-81.5 81.5
KTK liat me100 g liat
56.35 7.20- 56.35
7.20 -
Produksi GKG tonha
5.53 4.15-5.53
2.76-4.14 2.76
Keterangan: S1=sangat sesuai, S2=cukup sesuai, S3=sesuai marginal dan N=tidak sesuai.
Evaluasi lahan menggunakan kriteria yang dibangun dari karakteristik lahan daerah penelitian menghasilkan kelas-kelas kesesuaian lahan yang
bersesuaian dengan produksinya. Selain itu, karakteristik lahan yang digunakan
untuk mengevaluasi lahan-lahan sawah lebih sedikit dibandingkan kriteria yang ada, sehingga proses evaluasi lahan dapat dilakukan lebih cepat, mudah dan
murah serta hasil yang akurat. Kriteria kesesuaian lahan padi sawah untuk TPL expected disusun
berdasarkan produksi Cisokan tertinggi dan secara ekonomi layak diusahakan optimal. Penggunaan kriteria untuk mengevaluasi lahan-lahan sawah jika TPL
tersebut diterapkan di masing-masing bahan induk, dilakukan dengan cara yang sama dengan evaluasi lahan umumnya, yaitu membandingkan matching
karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuhan Cisokan yang terdapat dalam kriteria kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan akan
bersesuaian dengan produksi jika tindakan pengelolaan yang diisyaratkan oleh TPL expected di masing-masing bahan induk dipenuhi.
IV. PEMBAHASAN UMUM
Solok dikenal sebagai Sentra Produksi Beras. Beras yang dihasilkan Sentra Produksi, di samping mensuplai kebutuhan pangan masyarakat Sumatera Barat,
juga masyarakat di luar Sumatera Barat, seperti Riau dan Jambi. Meski produksi padi rata-rata telah melebihi rata-rata produksi padi di Sumatera Barat, bahkan
rata-rata produksi padi nasional, namun tingkat produksi padi tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan potensi hasilnya. Cisokan adalah salah
satu varietas padi sawah unggulan Sentra Produksi Beras Solok karena rasanya yang disukai beras putih dan nasi pera dan harga jual yang tinggi. Saat ini rata-
rata produksi Cisokan baru mencapai 4.15 tonha, sedangkan produksi yang dapat dicapai adalah 7.08 tonha. Hal ini mengindikasikan bahwa produksi Cisokan di
Sentra Produksi Beras Solok belum optimal. Tanah sawah Sentra Produksi Beras Solok berkembang dari bahan induk
volkanik, endapan sungai dan endapan danau. Perbedaan bahan induk tersebut menyebabkan produksi Cisokan berbeda. Pada tanah sawah dari endapan danau
produksi Cisokan 3.37 tonha, tanah sawah dari endapan sungai 4.46 tonha dan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik 4.39 tonha GKG, sehingga untuk
mengoptimalkan produksi Cisokan di masing-masing bahan induk perlu tindakan pengelolaan yang berbeda.
Dalam penerapannya, tindakan pengelolaan memerlukan metoda evaluasi lahan yang memuat persyaratan tumbuh tanaman untuk berproduksi optimal.
Sementara metode evaluasi lahan yang ada berbeda dalam kriteria dan cara pengambilan keputusan, sehingga bila digunakan pada lahan yang sama seringkali
memberikan hasil yang berbeda, bahkan seringkali hasil penilaian tidak sesuai dengan potensi lahannya. Selain itu kriteria kesesuaian lahan masih bersifat
umum, sehingga tidak sesuai bila digunakan untuk mengevaluasi penggunaan lahan yang spesifik atau TPL di Sentra Produksi Beras Solok. Metode penilaian
kesesuaian lahan dilakukan secara kualitatif berdasarkan kondisi fisik lahan, belum dikaitkan dengan produksi ataupun keuntungan pada tingkat pengelolaan
tertentu, demikian juga parameter yang digunakan dan pengharkatannya belum dikaji di lapang.