Dari enam karakteristik tanah yang menentukan produksi Cisokan, empat di antaranya dapat dikelola. Keempat karakteristik tanah tersebut adalah N total,
P
2
O
5
tersedia,  rasio  CaK  dan  MgK.  Keempat  karakteristik  tanah  tersebut bermuara  pada  kemampuan  tanah  menyediakan  hara  N,  P  dan  K  bagi  tanaman
padi sawah. Unsur-unsur hara tersebut merupakan unsur hara makro yang paling banyak  diambil  tanaman.  Koefisien  positif  yang  dihasilkan  N  total  dan  P
2
O
5
tersedia  dengan  produksi  Cisokan  pada  persamaan  penduga  produksi  terbaiknya mengindikasikan  peningkatan  kandungannya  dapat  meningkatkan  produksi
Cisokan.  Terhadap  rasio  CaK  dan  MgK  yang  mempunyai  korelasi  negatif dengan  produksi,  menurunkan  nilai  koefisien  negatif  dengan  meningkatkan
kandungan  K  dapat  meningkatkan  produksi  Cisokan.  Oleh  karena  itu  upaya optimalisasi  tanah  sawah  di  Sentra  Produksi  Beras  Solok  diarahkan  pada
peningkatan kandungan ketiga unsur hara tersebut. Upaya optimalisasi tanah sawah untuk mengoptimalkan produksi Cisokan
meliputi  penyusunan  dan  pengujian  rekomendasi  serta  penentuan  rekomendasi pengelolaan  lahan  optimal  di  masing-masing  bahan  induk.  Hasil  upaya
optimalisasi tanah sawah adalah sebagai berikut:
3.3.1. Penyusunan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian lapang, produksi Cisokan tertinggi di Sentra Produksi Beras Solok mencapai 7.08 tonha GKG. Produksi ini lebih tinggi dari
produksi Cisokan yang dikemukakan dalam Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi Balitpa, 2004 sekitar 4.5-5.0 tonha Lampiran 6. Untuk itu produksi tertinggi
dijadikan sebagai target hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Mengacu  pada  Tabel  2, bahwa  rata-rata  kandungan  hara  N  dalam  gabah
dan jerami masing-masing 1.38, hara P dan K dalam gabah masing-masing 0.29 dan 0.13 g100 g, sedangkan dalam jerami masing-masing 0.30 dan 2.49 g100 g.
Dengan asumsi kadar air gabah 14 dan jerami 35, maka untuk menghasilkan 7.08 tonha diperlukan: 147.53 kg N yang terdiri atas 84.03 kg N pada gabah dan
63.51 kg N pada jerami. Artinya setiap ton gabah memerlukan sebanyak 21.08 kg N. Penelitian Widowati et al. 2011 menemukan hal yang sama bahwa rata-rata
N yang diserap tanaman untuk setiap tonnya adalah 15-25 kg. Hara P diperlukan
sebesar  23.67  kg,  terdiri  atas  17.69  kg  pada  gabah  dan  5.98  kg  pada  jerami, sedangkan hara K sebesar 132.86 kg, terdiri atas sebesar 18.27 kg pada gabah dan
114.59 kg pada jerami. Hara yang diperlukan tersebut akan dipenuhi dari sumber alami tanah dan
sisa  tanaman  dan  pupuk  kimia  untuk  mencukupi  kekurangan  hara  dari  sumber alami.  Sisa  tanaman  diberikan  dalam  bentuk  kompos  jerami  sebanyak  2  tonha
kadar air + 50. Pemberian kompos jerami 2 tonha didasarkan atas kandungan C organik tanah sawah Sentra Produksi Beras Solok umumnya  2. Kandungan
C  organik  demikian,  menurut  kriteria  Simarmata  dan  Yuwariah  2008  tanah sawah dalam kondisi baik. Selain untuk memelihara kualitas tanah sawah karena
dapat  meningkatkan  kandungan  C  organik,  N  total  dan  CN  Sudarsono,  1991, pemberian  kompos  jerami  juga  dapat  menyumbang  hara  lain  ke  dalam  tanah.
Tabel  18  menyajikan  hasil  analisis  kandungan  hara  kompos  jerami  daerah penelitian.  Berdasarkan  kandungan  haranya,  pemberian  kompos  jerami  2  tonha
pada kadar air 50 akan menyumbang 15 kg N, 1.31 kg P dan 20.20 kg K. Tabel 18  Hasil analisis kandungan hara kompos jerami
Hasil analisis dihitung berdasarkan contoh kering 105°C Bahan organik
Ekstrak total HNO
3
+ HClO
4
C N
P
2
O
5
K No
Ulangan CN
1. I
32.11 1.48
22 0.36
1.64 2.
II 30.81
1.51 20
0.24 2.40
Rata-rata 31.46
1.50 21
0.30 2.02
Penyusunan Rekomendasi N
Hara  N  mengontrol  produksi  Cisokan  pada  tanah  sawah  dari  endapan. Berdasarkan  hasil  analisis,  kandungan  N  total  berkisar  antara  0.09-0.60.
Mengacu  pada  jumlah  hara  N  yang  diserap  tanaman  padi  untuk  menghasilkan 7.08 tonha GKG dan asumsi tingkat mineralisasi N adalah 3.25 setiap musim
tanam  Sharifi  et  al.,  2007;  Matsumoto  et  al.,  2005  serta  sumbangan  N  dari kompos jerami 2 tonha, kadar air 50 adalah 15 kg, maka 147.53 kg N yang
diperlukan akan dipenuhi oleh tanah pada kandungan N total 0.21. Berdasarkan perhitungan  tersebut,  N  total  sebesar  0.21  ditetapkan  sebagai  batas  kritis
pemupukan  N.  Artinya  bila  kadar  N  total  tanah    0.21,  maka  pemupukan  N tidak  direkomendasikan,  sebaliknya  bila  kadar  N    0.21,  maka  pemupukan  N
direkomendasikan. Mengingat kadar N total terendah adalah 0.09, maka tanah dengan  kadar  ini  menjadi  salah  satu  pertimbangan  penetapan  rekomendasi
tertinggi.  Perhitungan  jumlah  pupuk  N  yang  akan  diberikan  adalah  sebagai berikut:
•  Dengan  asumsi  di  atas,  N  total  sebesar  0.09  akan  menyumbangkan  N sebesar  58.50  kgha.  Jika  2  tonha  kompos  jerami  kadar  air  50
menyumbangkan  15  kg  N,  maka  kekurangan  N  yang  harus  dicukupi  oleh pupuk kimia adalah 74.03 kgha. Pupuk kimia N yang diberikan adalah Urea
kandungan N 46 dengan efisiensi 30-40 De Datta, 1987. Jika efisiensi hanya 30, maka Urea yang diperlukan 536.45 kgha.
•  Berdasarkan  perhitungan  tersebut, maka  untuk  mencukupi  kebutuhan  N  pada tanah  sawah  dengan  N  total    0.21  0.09-0.20,  diperlukan  Urea  hingga
536.45  kgha.  Selain  kadarnya  di  dalam  tanah,  penyebaran  N  total  juga menjadi  pertimbangan  dalam  menetapkan  rekomendasi  yang  akan  diuji  di
lapang. Berdasarkan kedua hal tersebut, maka ditetapkan tiga kelas pemberian pupuk N Urea, yaitu 100, 200 dan 300 kgha. Urea 100 kgha untuk N total
0.19,  200  kgha  untuk  N  total  0.16-0.18  dan  300  kgha  untuk  N  total 0.16.
Penyusunan Rekomendasi P
Hara  P  mengontrol  produksi  Cisokan  pada  semua  bahan  induk. Kemampuan  tanah  menyediakan  P  didekati  dari  P
2
O
5
tersedia.  Berdasarkan analisis  contoh  tanah  di  laboratorium,  kandungan  P
2
O
5
tersedia  berkisar  antara 3.55-229  mgkg.  Mengacu  pada  jumlah  hara  P  yang  diserap  oleh  tanaman  padi
untuk menghasilkan 7.08 tonha GKG dan asumsi P
2
O
5
tersedia adalah bentuk P yang cepat dan sedang tersedia Nursyamsi dan Setyorini, 2009 serta sumbangan
P dari kompos jerami 2 tonha, kadar air 50 adalah 1.31 kg, maka 23.67 kg P yang  diperlukan  akan  dipenuhi  oleh  tanah  pada  P
2
O
5
tersedia  25.61  mgkg. Berdasarkan perhitungan tersebut, P
2
O
5
tersedia sebesar  25.61 mgkg ditetapkan sebagai batas kritis pemupukan P. Artinya bila kadar P
2
O
5
tersedia  25.61 mgkg,
maka pemupukan P tidak direkomendasikan, sebaliknya bila kadar P
2
O
5
tersedia 25.61  mgkg,  maka  pemupukan  P  direkomendasikan.  Mengingat  kadar  P
2
O
5
tersedia terendah adalah 3.55 mgkg, maka tanah dengan kadar ini menjadi salah satu pertimbangan penetapan rekomendasi tertinggi. Perhitungan jumlah pupuk P
yang akan diberikan adalah sebagai berikut: •  Dengan  asumsi  di  atas,  P
2
O
5
tersedia  sebesar  3.55  mgkg  menyumbang  P sebesar 3.10 kgha. Jika 2 tonha kompos jerami kadar air 50 menyumbang
sebesar 1.31 kg P, maka kekurangan P yang harus dicukupi oleh pupuk kimia adalah 19.26 kgha. Pupuk kimia P yang diberikan adalah SP-36 kandungan
P
2
O
5
36.  FAO  2000  mengemukakan,  umumnya  efisiensi  pemupukan  P berkisar  15-20,  jika  efisiensi  hanya  15,  maka  jumlah  SP-36  yang
diperlukan 816.88 kgha. •  Berdasarkan perhitungan tersebut, untuk mencukupi kebutuhan P pada tanah-
tanah  dengan  kandungan  P
2
O
5
tersedia    25.61  mgkg  diperlukan  SP-36 hingga  816.88  kgha.  Selain  kadarnya  di  dalam  tanah,  penyebaran  P
2
O
5
tersedia  juga  menjadi  pertimbangan  dalam  menetapkan  rekomendasi  yang akan  diuji  di  lapang.  Berdasarkan  kedua  hal  tersebut,  maka  ditetapkan  tiga
kelas pemberian pupuk P SP-36, yaitu 100, 300 dan 500 kgha. SP-36 100 kgha  untuk  P
2
O
5
tersedia    22.90  mgkg,  300  kgha  untuk  P
2
O
5
tersedia 17.50-22.90 mgkg dan 500 kgha untuk P
2
O
5
tersedia  17.50 mgkg.
Penyusunan Rekomendasi K
Hara K mengontrol produksi Cisokan pada tanah sawah dari bahan induk volkanik  dan  endapan  danau  yang  muncul  sebagai  rasio  kejenuhan  Ca  dan  Mg
terhadap  K.  Rasio  CaK  mengontrol  produksi  Cisokan  pada  tanah  sawah  dari bahan  induk  volkanik,  sedangkan  rasio  MgK  pada  tanah  sawah  dari  endapan
danau.  Kemampuan  tanah  menyediakan  hara  K  didekati  dari  K
2
O  potensial mengingat K
dd
mempunyai korelasi yang tidak erat dengan produksi Cisokan yang ditunjukkan oleh  persamaan  regresi Tabel  15,  16  dan  17. Berdasarkan analisis
contoh tanah di laboratorium, K
2
O potensial berkisar antara 20.00-465.00 mgkg. Mengacu pada jumlah hara K yang diserap oleh tanaman padi untuk menghasilkan
7.08 tonha GKG dan sumbangan K dari kompos jerami 2 tonha, kadar air 50
adalah  20.20  kg,  maka  132.86  kg  K  yang  diperlukan  akan  dipenuhi  oleh  tanah pada  K
2
O  potensial  67.88  mgkg.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  tersebut,  K
2
O potensial  sebesar  67.88  mgkg  ditetapkan  sebagai  batas  kritis  pemupukan  K.
Artinya  bila  kadar  K
2
O  potensial    67.88  mgkg,  maka  pemupukan  K  tidak direkomendasikan,  sebaliknya  bila  kadar  K
2
O  potensial    67.88  mgkg,  maka pemupukan K direkomendasikan. Mengingat kadar K
2
O potensial terendah adalah 20.00 mgkg, maka tanah dengan kadar K
2
O potensial ini menjadi salah satu dasar rekomendasi tertinggi. Perhitungan jumlah pupuk K  yang akan diberikan adalah
sebagai berikut: •  K
2
O potensial sebesar 20.00 mgkg menyumbang K sebesar 33.19 kgha. Jika 2 tonha kompos jerami kadar air 50 menyumbangkan 20.20 kg K, maka
kekurangan  K  yang  harus  dicukupi  oleh  pupuk  kimia  adalah  79.46  kgha. Pupuk  kimia  K  yang  diberikan  adalah  KCl  kandungan  K
2
O  60.  FAO 2000 mengemukakan umumnya efisiensi pemupukan K adalah 40-60, jika
efisiensi hanya 40, maka KCl yang diperlukan adalah 399.02 kgha. •  Berdasarkan  perhitungan  tersebut, maka  untuk  mencukupi  kebutuhan  K  pada
tanah-tanah  dengan  K
2
O  potensial    67.88  mgkg  diperlukan  KCl  hingga 399.02 kgha. Selain kadarnya di dalam tanah,  penyebaran K
2
O potensial juga menjadi  pertimbangan  dalam  menetapkan  rekomendasi  yang  akan  diuji  di
lapang. Berdasarkan kedua hal tersebut, maka ditetapkan tiga kelas pemberian pupuk  K  KCl,  yaitu  50,  100  dan  150  kgha.  KCl  50  kgha  untuk  K
2
O potensial  61.90 mgkg, 100 kgha untuk K
2
O potensial 55.90-61.90 mgkg dan 150 kgha untuk K
2
O potensial  55.90 mgkg. Secara  ringkas  penyusunan  rekomendasi  pemupukan  N,  P  dan  K
berdasarkan  karakteristik  tanah  disajikan  pada  Tabel  19.  Rekomendasi  pupuk yang dihasilkan selanjutnya disusun dalam suatu kombinasi perlakuan Tabel 20
untuk diuji di lapang. Pengujian bertujuan untuk mengetahui rekomendasi optimal di masing-masing bahan induk.
3.3.2. Pengujian Rekomendasi