Suhu Hubungan Pencemaran Perairan dan Perikanan

89 pergerakan turbulence massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah effluent yang masuk ke badan air Effendi, 2003. Hal ini mengindikasikan bahwa kadar konsentrasi DO dalam perairan, termasuk di sungai-sungai dan kanal-kanal yang ada di kota Makassar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor penentu Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi DO pada perairan di sekitar pantai Kota Makassar, ditemukan nila konsentrasi dengan rentang yang cukup lebar yakni 2,4 – 7,8 mgl, dengan nilai rata-rata 5,27 mgl. Nilai DO terendah didapatkan di perairan kanal Jongaya dan tertinggi di sekitar sekitar perairan pelabuhan. Nilai oksigen yang rendah sangat membahayakan karena Oksigen terlarut merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan biota, karena diperlukan untuk pernapasan dan proses metabolism. Dalam kondisi oksigen yang rendah dapat mengakibatkan kematian bagi organism dan disisi lain bila berada dalam kondidi optimum dapat meningkatkan rasio pertumbuhan dari ikan. Gambar 14 Sebaran kadar DO pada berbagai stasiun pengamatan Secara umum level oksigen terlarut yang direkomendasikan dalam perairan minimal 5 mgl, karena dibawah level tersebut dapat mengakibatkan stress bahkan kematian. Huguenin and colt 1989 merekomendasikan untuk ikan laut kadar oksigen terlarut 6 mgl. Linsley dan Franzini 1995 menyatakan bahwa keseimbangan oksigen terlarut juga akan berpengaruh pada biota dalam air. Organisme tingkat tinggi pada badan air selalu membutuhkan terpeliharanya kondisi aerob. Ikan dan biota air lainnya hanya dapat hidup pada kondisi kadar 90 oksigen terlarut DO = dissolved oxygen dalam air di atas 3-4 mglt. Variasi level oksigen dalam perairan dikelompokkan Menurut Lee et al. 1978 bahwa kandungan oksigen terlarut pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan dan terbagi dalam empat kategori, yaitu: 1 kadar oskigen terlarut 6 mgl kategori tidak tercemar sampai tercemar sangat ringan; 2 kadar oskigen terlarut antara 4.5 – 6.4 termasuk kategori tercemar ringan; 3 kadar oksigen terlarut 2.0 – 4.4 mgl termasuk kategori tercemar sedang; dan 4 kadar oksigen terlarut 2.0 termasuk kategori tercemar berat. Jadi dengan melihat nilai parameter DO yang terukur, dapat dikatakan bahwa perairan sekitar Pantai Makassar dapat mendukung kegiatan budidaya perikanan, kecuali pada stasiun Sungai Tallo dan semua kanal, terkecuali untuk beberapa jenis ikan tertentu yang mempunyai kemampuan toleransi DO yang rendah

5.4.5 BOD Biological Oxygen Demand

Kebutuhan oksigen biokimia BOD adalah parameter yang menunjukkkan besarnya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam proses dekomposisi secara kimia Boyd 1982 in Adnan 2008. Selain itu nilai BOD dapat digunakan sebagai indikator adanya Kebutuhan oksigen biologi BOD didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organism sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi Pescod,1973. Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam. Parameter ini merupakan salah satu parameter kunci dalam pemantauan pencemaran laut, khususnya pencemaran bahan organik mudah urai Samawi, 2007, 91 pencemaran dalam suatu perairan. Tingkat pencemaran suatu perairan dapat dilihat berdasarkan nilai BOD 5 dan terbagi dalam 4 empat kategori Lee et al .1978 : 1. Nilai BOD 5 2.9 mgl termasuk kategori tidak tercemar; 2 nilai BOD 5 antara 3,0 – 5.0 mgl termasuk kategori tercemar ringan; 3 nilai BOD 5 antara 5.1 – 14.9 mgl termasuk kategori tercemar sedang; dan 5 nilai BOD 5 15 mgl termasuk kategori tercemar berat Gambar 15 Sebaran kadar BOD 5

5.4.6 COD Chemical Oxygen Demand

pada berbagai stasiun pengamatan Nilai BOD perairan dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organik Effendi, 2003. Berdasarkan pengukuran nilai BOD didapatkan nilai yang bervariasi antara stasiun dan berada pada kisaran antara 2,4 – 9,0 mgl dengan rata-rata 5,55 mgl. Menurut Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi 2003, Pada perairan alami yang berperan sebagai sumber bahan organik adalah pembusukan tanaman dan memiliki nilai BOD antara 0,5 – 7,0 mgliter. Perairan yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 mgliter dianggap telah mengalami pencemaran. Mengacu pada nilai baku mutu yang dipersyaratkan untuk kegiatan budidaya, BOD pada perairan pantai Kota Makassar masih belum mengalami pencemaran karena masih berada di bawah 20 mgl. Jadi dapat simpulkan bahwa kondisi perairan Kota Makassar dapat mendukung kegiatan budidaya KJA dan rumput laut. COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi