Analisis Daya Dukung Lingkungan
52 Prosedur analisis sistem meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :
analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi model dan implementasi Eriyatno, 1999. Identifikasi sistem
diagram lingkar sebab-akibat kemudian diinterpretasikan untuk membangun konsep kotak gelap black box
diagram input-output. Diagram input-output merepresentasikan input lingkungan, input terkendali dan tak terkendali, output
dikehendaki dan tak dikehendaki, serta manajemen pengendalian.. Pemodelan merupakan suatu gugus aktivitas pembuatan model. Secara umum pemodelan
didefinisikan sebagai suatu abstraksi dari sebuah obyek atau situasi actual. Tujuannya adalah untuk menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat,
sehingga dapat dibangun struktur modelnya. Teknik kuantitatif dan simulasi digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar peubah dalam sebuah model
Eriyatno, 1999.
Gambar 4. Diagram lingkar sebab akibat causal loop Model Pengelolaan Wisata dan Perikanan Berkelanjutan di Pantai Kota Makassar
Income perkapita
+ -
Pencemaran penduduk
Industri
Aktivitas Perikanan
Limbah
Pajak dan retribusi
pendapatan Aktivitas
Wisata pantai Kerusakan
lingkungan
PDB Sektor Jumlah
pengunjung Daya dukung
Peningkatan Kualitas lingkungan
treatment
Kesejahteraan meningkat
Daya beli
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
- -
- -
-
53 Dalam simulasi model pemanfaatan wilayah pantai Makassar untuk
kegiatan Wisata pantai dan perikanan, optimasi ini akan dilakukan tiga skenario, yaitu :
1. Skenario laju pencemaran pantai kota ekologi, perkembangan berbagai faktor ekonomi dan sosial serta kegiatan pemanfataan untuk wisata dan perikanan seperti
kondisi sekarang. 2. Skenario pesimis, meningkatkatkan laju pencemaran tekanan ekologi, dan
tekanan sosial ekonomi terhadap kegiatan wisata pantai dan perikanan terpadu. 3. Skenario optimis, laju pencemaran dikendalikan dan faktor sosial dan ekonomi
yang kondusif untuk mendukung wisata pantai dan perikanan. Analisis model optimalisasi ini akan menggunakan alat bantu perangkat lunak
stella versi 9.0.2 High Performance System, Inc., 2007. Tabel 9 Tujuan dan metode analisis model pengelolaan wisata pantai dan
perikanan NO
Tujuan Metode analisis
1 Mengukur kondisi fisika dan
kimia perairan pantai Kota Makassar
- Pengukuran data lapangan dan analisis
laboratorium untuk parameter : Kecepatan arus, pH, Suhu,, salinitas, Disolved
Oxygen DO, Biochemical Oxygen Demand BOD, COD, NO
3
,PO
4
2 Mengetahui Daya dukung
untuk Wisata dan Perikanan -
Pengukuran daya dukung lahan untuk kegiatan wisata pantai dan perikanan
budidaya KJA serta rumput laut 3
Mengetahui tingkat laju pencemaran
- Mengukur beban limbah, indeks
pencemaran kapasitas asimilasi 4
Mengetahui pengaruh berbagai faktor sosial pada
kegiatan wisata dan perikanan
- Menghitung tingkat pendapatan,
kelayakan usaha, PDB subsektor wisata dan perikanan, daya serap tenaga kerja
5 Merancang model dinamik
pengelolaan pencemaran untuk keberlanjutan wisata
dan perikanan -
Analisis sistem dan pemodelan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi yakni
ekologi, sosial dan ekonomi dengan software stella versi 9.0.2
Tahapan analisis rancangan model pengelolaan wisata pantai dan perikanan di pantai Kota Makassar dapat dilihat pada skema gambar 5 :
54
Gambar 5. Model pengelolaan pencemaran untuk keberlanjutan perikanan dan wisata di pantai Kota Makassar Sulawesi Selatan
Analisis Kelayakan
Ekonomi
Industri dan Perdagangan
Perikanan Wisata
Pemukiman
Penduduk Tata ruang pantai
Kota Makassar
Lingkungan Pantai
Daya Dukung
Kelayakan ekologis
Pencemaran Wisata
Pantai Perikanan
Terpadu
Pertumbuhan penduduk
Desain Model Perikanan Wisata
Pengelolaan Wisata pantai dan Perikanan
Berkelanjutan
Perubahan Habitat
Tata ruang daratan Up
Pencemaran dari sungai da
n Kanal
Analisis daya dukung
Analisis Sistem dan
Pemodelan Pengelolaan Pantai
Kota Makassar
Analisis pencemaran,
beban Limbah, Kapasitas Asimilasi
Perikanan Wisata
Industri dan Bisnis
6. MODEL PENGELOLAAN PENCEMARAN 6.1 Penyusunan Skenario Model
Pemanfaatan kawasan pesisir kota Makassar untuk perikanan dan wisata sangat berkaitan dengan kesesuian dan daya dukung kawasan tersebut. Sementara
kesesuian dan daya dukung suatu kawasan sangat bergantung pada kondisi ekologis dari lingkungan. Pada sisi lain kondisi lingkungan ekologis terukur dari
parameter diantaranya parameter fisika dan kimianya. Selanjutnya kondisi fisika dan kimia suatu kawasan pesisir dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
beban limbah yang masuk. Mungkin terlalu sederhana untuk menggambarkan interaksi berbagai komponen dalam suatu sistem pengelolaan perikanan dan
wisata seperti gambaran tersebut diatas, karena kondisi yang ada di alam tentunya terjadi dengan interaksi yang lebih kompleks, jadi pemodelan adalah
penyederhanaan dari kondisi yang lebih kompleks. Hal ini dikemukakan oleh Muhamadi 2001 bahwa salah satu tujuan dari dibangunnya model untuk
pengelolaan di pesisir pantai Kota Makassar adalah bagaimana mampu menyederhanakan masalah yang rumit tanpa kehilangan esensi atau unsur utama
dari obyek yang menjadi perhatian. Rancangan dan skenario model di kawasan pantai Kota Makassar juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya
dengan aspek penekanan yang berbeda, Samawi 2007 dan Bohari 2010 masing-masing model dan pengendalian pencemaran serta model pengelolaan
pantai Kota. Perangkat lunak yang digunakan untuk merumuskan dan menganalisis model yang dibangun dalam penelitian ini yakni Stella versi 9.0.2
Skenario merupakan rancangan kebijakan yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam kondisi nyata, didasarkan pada faktor-faktor yang
berpengaruh di masa datang. Dengan melakukan perkiraan pada faktor-faktor yang akan datang maka dapat dilakukan penyusunan skenario model. Skenario
yang yang dimodelkan adalah kondisi lingkungan ekologis pantai pesisir Makassar akibat adanya pencemaran yang akan berdampak pada aktivitas
perikanan dan wisata di masa datang. Dalam penyusunan skenario model ini, berdasarkan pada data yang ada berupa hasil survey dan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, simulasi akan dilakukan dalam rentang 10
104 tahun. Simulasi ini dilakukan dengan asumsi model akan terus berlanjut di masa
datang. Asumsi-asumsi ini disusun untuk membatasi cakupan model dan adanya berbagai kekurangan berkaitan dengan ketersedian data dan keterbatasan
kemampuan dari peneliti. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk skenario model ini secara umum adalah :
1. Periode waktu simulasi dibatasi hanya 10 tahun adalah periode umur efektif dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
2. Jumlah penduduk dan wisatawan mengikuti pola pertumbuhan penduduk kota Makassar.yang terjadi pada saat penelitian
3. Parameter limbah yang digunakan dalam model adalah BOD
5
4. Migrasi penduduk tidak diperhitungkan dan dianggap nol ,COD, NO3 dan
PO4 dan konsentrasinya mengacu pada saat penelitian