Implikasi Kebijakan Pengelolaan Pesisir Pantai Kota Makassar

78 Komposisi aliran beban limbah BOD pada total beban limbah terlihat bahwa, beban limbah pada aliran sungai Jennebarang memberikan kontribusi terbesar dengan 70,82, kemudian Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal Panampu, Kanal Haji Bau serta Kanal Benteng dengan nilai kontribusi berturut- turut 72,45, 0,99, 0,61, 0,05 serta 0,04. Adapun komposisi beban limbah COD adalah Sungai Jenneberang terbanyak dengan 65,7, kemudian berturut adalah Sungai Tallo 15,8, Kanal Panampu 10,7, Kanal Jongaya 7,2, serta Kanal Haji Bau dan dan Kanal Benteng 0,3. Gambar 8 komposisi beban limbah NO 3 dan PO 4 Total beban limbah NO berdasarkan aliran sungai dan kanal 3 yang bermuara di kawasan pesisir Kota makassar adalah 227.82 tonbln, dengan komposisi penyumbang terbesar dari aliran beban pada Sungai Jenneberang sebesar 70, kemudian Kanal panampu dengan kontribusi 13, sungai Tallo 9, Kanal Jongaya 6, serta Kanal Benteng dan Haji Bau masing-masing 1. Ada sedikit perbedaan dalam kontribusi beban limbah untuk parameter NO 3 , walaupun dengan debit aliran yang sedikit lebih kecil Kanal Panampu menyumbang beban limbah yang lebih besar dibandingkan dengan Sungai Tallo. Hasil perhitungan beban limbah PO 4 di perairan pesisisr Kota Makassar adalah 1.565,28 tonbln. Penyumbang beban limbah terbesar adalah sungai Jenneberang, Sungai Tallo, Kanal Jongaya, Kanal Panampu, kanal Benteng serta Kanal Haji Bau dengan masing-masing nilai beban adalah 76,6, 18,0, 2, 7, 2,4 serta 1. Nilai PO 4 pada Sungai Jenneberang ralatif sangat tinggi dibandingkan dengan prosentase sumbangan limbah untuk parameter lainnya. 79

5.2 Tingkat Pencemaran Pantai Kota Makassar

Sumitomo dan Nemerow 1970 dalam Kepmen LH No 115 tahun 2003, telah mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran Pollution Index yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks ini memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air Water Quality Index . Indeks Pencemaran IP ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran IP ini dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter kualitas yang independent dan bermakna. Hasil perhitungan indeks pencemaran di kawasan pantai Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13 Tingkat pencemaran di lingkungan pantai dan kanal Kota Makassar Nama Lokasi Stasiun IP Rata-rata IP Maks IP Kategori Pencemaran Sungai Jenneberang 1,65 5,38 3,98 Tercemar ringan Muara S Jenneberang 1,68 6,26 4,58 Tercemar ringan Tanjung Bunga 2,18 9,94 7,20 Tercemar sedang Pantai losari 2,42 11,11 8,04 Tercemar sedang Pelabuhan 1,42 5,38 3,94 Tercemar ringan Potere 2,29 10,95 7,91 Tercemar sedang Muara S Tallo 2,51 11,37 8,23 Tercemar sedang S Tallo 1,22 2,99 2,28 Tercemar ringan K Panampu 2,56 8,90 6,55 Tercemar sedang K Benteng 2,52 9,59 7,01 Tercemar sedang K H Bau 2,47 9,76 7,12 Tercemar sedang K Jongaya 2,68 8,03 5,98 Tercemar sedang Sumber : Data Primer yang Diolah 2010 Beberapa parameter yang dijadikan perhitungan dalam indeks pencemaran pantai Kota Makassar adalah pH, BOD, COD, DO, PO 4 dan NO 3 . 80 Nilai dari enam parameter tersebut ditrasformasikan dalam suatu nilai tunggal yakni indeks pencemaran. Tujuan perhitungan Indeks adalah untuk menyederhanakan informasi sehingga dalam menyajikan kualitas suatu perairan cukup disajikan dalam suatu nilai tunggal, sehingga dapat dibandingkan antara kualitas suatu perairan dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan pantai. Jadi status lingkungan hidup dengan melihat indeks pencemaran yang ada akan memberikan informasi secara keseluruhan status ketercemaran lingkungan perairan dengan lebih sederhana dan cepat. Namun bila mengukur secara akurat status lingkungan tersebut dapat dilakukan dengan melihat kondisi perairan dengan standar baku mutu yang diperuntukkan, baik untuk kegiatan budidaya, wisata ataupun peruntukkan lainnya. Dengan demikian akan berbeda penilaian status lingkungan bergantung pada peruntukkan pengukurannya Dari nilai indeks pada tabel 13, terlihat bahwa secara umum lingkungan pantai kota Makassar telah mengalami pencemaran. Indeks pencemaran dengan kategori sedang terdapat pada semua kanal yang ada serta Pantai Losari ,Tanjung Bunga dan Potere. Kanal-kanal yang ada di Kota Makassar umumnya memiliki tingkat indeks pencemaran cukup tinggi karena umumnya melintasi daerah perkotaan dengan populasi yang tinggi sehingga tentu akan membawa beban limbah yang besar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari masih kurangnya tingkat kesadaran penduduk yang membuang sampah atau mengalirkan limbah langsung ke aliran kanal. Walaupun demikian untuk beberapa stasiun pengukuran terdapat nilai indeks pencemaran dengan taraf tercemar ringan yakni Sungai Jenneberang, Sungai Tallo dan perairan sekitar pelabuhan.

5.3 Kapasitas Asimilasi Perairan Pantai Kota Makassar

Nilai kapasitas asimilasi di perairan pantai Makassar dalam penilitian ini dihitung secara tidak langsung sesuai yang disarankan oleh Dahuri 1999 bahwa Pendugaan kapasitas asimilasi perairan pantai dalam menampung limbah menggunakan metode hubungan antara konsentrasi limbah pada muara dan beban limbah. Nilai kapasitas asimilasi didapatkan dengan cara membuat grafik hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter limbah di perairan pantai 81 dengan limbah parameter tersebut di muara sungai dan selanjutnya dianalisis dengan cara memotongkan dengan garis baku mutu air laut Nilai hasil pengukuran parameter kualitas perairan pantai Kota Makassar kemudian dibandingkan dengan nilai baku mutu air laut menurut KepMen LH No. 51. Tahun 2003. Apabila kapasitas asimilasi telah terlampaui, berarti beban yang masuk ke perairan pantai tergolong tinggi. Hal ini ditandai oleh konsentrasi parameter pada saat pengukuran yang telah melebihi nilai ambang baku mutu air laut. Sebaliknya apabila kapasitas asimilasi belum terlampaui, berarti beban limbah masih rendah dan bahan-bahan yang masuk ke perairan pantai telah mengalami proses-proses difusi. Nilai pengukuran kapasitas asimilasi perairan sekitar pantai Kota Makassar dapat dilihat pada gambar 9 dan 10. Gambar 9 Kapasitas asimilasi BO 5 Berdasarkan hasil pengukuran parameter-paramater limbah cair yang masuk ke parairan pantai Kota Makassar diperolah hasil bahwa secara umum bervariasi antara berbagai parameter. Parameter limbah belum melampaui kapasitas asimilasi karena mempunyai nilai konsentrasi yang belum melewati batas baku mutu air yang diperkenankan adalah BOD dan COD di pantai Kota Makassar 5. Hasil perhitungan regresi antara loading beban limbah pada aliran sungai dan kanal dengan konsntrasi BOD 5 di muara ditemukan bahwa nilai daya tampung beban asimilasi adalah 83.269,32 tonbln. Hasil perhitungan regresi antara loading beban limbah pada