99
terletak pada daerah yang mempunyai kedalaman yang cukup yakni 5 m, hal ini di dukung oleh kondisi topografi pantai pada lokasi-lokasi tersebut banyak titik
lokasi yang mempunyai kedalaman yang sesuai.  Selain daripada itu lokasi tempat kegiatan budidaya pembesaran pada KJA mempunyai jarak yang relatif dekat
dengan daratan utama Kota Makassar sehingga mudah untuk dipasarkan. Karakteristik lain yang ditemui adalah bahwa pelaku dari usaha KJA adalah para
ponggawa atau juragan  yang mendiami pulau-pulau tersebut. Jenis-jenis ikan
yang dibesarkan dalam keramba jarring apung umumnya adalah dari jenis ikan karang seperti kerapu dan juga dari jenis ikan hias.
Berbagai jenis Ikan Kerapu sering  ditangkap oleh nelayan sebelum dibudidayakan atau dibesarkan dalam keramba.  Nelayan setempat biasanya
menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk menangkap kerapu diantaranya pancing kedo kedo, bubu, racun bahkan dengan menggunakan bom.  Dari 43
jenis ikan karang yang ditemukan di Sulawesi Selatan, kerapu bebek atau tikus Cromoliptis altivelis
, kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus, kerapu lumpur E. tauvina, kerapu sunu Plectropomus leopardus dan ikan Napoleon Cheilinus
undulatus memiliki nilai ekonomi yang tergolong sangat tinggi BPPT 2002.
Selanjutnya    Kasnir  et al. 2004,  bahwa ada tiga alasan ikan kerapu di perioritaskan sebagai komoditas unggulan yakni 1 kerapu hidup merupakan
peluang ekspor yang sangat menarik yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, 2 pertumbuhan bisnis ikan kerapu secara keseluruhan dapat membawa
dampak peningkatan  kesejahteraan lapisan bawah masyarakat yang hidup dari kegiatan perikanan, 3 modernisasi penangkapan ikan kerapu akan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan laut khususnya terumbu karang.
5.5.2  Daya Dukung Budidaya Rumput Laut
Daya dukung budidaya rumput laut dihitung berdasarkan luasan area yang sesuai bagi kegiatan tersebut.  Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan,
diperoleh luasan lahan yang mendukung untuk kegiatan budidaya rumput laut adalah  adalah 1108,5 ha.  Dengan menggunakan metode budidaya sistem long
line dengan ukuran 40 x 60 m dan kapasitas lahan yang memungkinkan 50 dari
kapasitas lahan, maka diperoleh 231 unit pada kawasan seluas 554,25 ha.  Dengan
100
metode ini maka dapat diperoleh hasil budidaya rumput laut 1.000 sampai 1.500 kghapanen atau 6-9 tonhatahun bila di lakukan pemeliharaan dengan metode
yang baik Aggadireja et al. 2004 dalam Kasnir 2010 Keanekaragaman jenis Sea Weed rumput laut di perairan Indonesia
cukup tinggi tetapi pada saat ini baru dikenal lima jenis yang bernilai ekspor tinggi, yakni Gelidium, Gelidiella, Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dua jenis
terakhir sudah dibudidayakan dan berkembang di masyarakat pesisir Kota Makassar, yaitu Eucheuma  dan  Gracilaria. Jenis-jenis rumput laut secara
ekonomi menjadi penting karena mengandung senyawa polisakarida. Rumput laut penghasil karaginan karaginofit dan penghasil agar agarofit termasuk kelas
alga merah Rhodophyceae dan penghasil alginat alginofit termasuk kelas algae coklat Phaeophyceae.
5.5.3  Daya Dukung Wisata Pantai
Daya dukung ekowisata  adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik  ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa
menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Batasan daya dukung untuk populasi manusia dinyatakan juga  oleh Soerianegara 1977, yaitu merupakan
jumlah individu yang dapat didukung oleh satuan luas sumberdaya dan lingkungan dalam keadaan sejahtera. Daya dukung mempunyai dua komponen
utama yang harus diperhatikan,  yakni besarnya atau jumlah populasi mahluk hidup yang akan menggunakan sumberdaya tersebut pada tingkat kesejahteraan
yang baik  serta ukuran atau luas sumberdaya alam dan lingkungan yang dapat memberikan kesejahteraan kepada populasi manusia pada tingkat yang lestari
Mengacu Pada  analisis GIS yang telah dilakukan maka lokasi dan luasan daerah di Pantai Kota Makassar yang sesuai untuk wisata pantai adalah 10373,7
m, yang terdapat di pantai pulau Kayangan, Lae-lae, Tanjung Bayam, Tanjung Bunga dan Akkarena, Pantai Losari serta Pantai Barombong, sedangkan yang
tidak sesuai terdapat di pantai Kecamatan Biringkanayya dan Tamalanrea. Selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung  kawasan untuk kegiatan wisata
pantai..  Daya dukung masing-masing kawasan untuk wisata pantai dengan asumsi 50 meter garis pantai  diperuntukkan untuk  1 orang,  waktu yang disediakan
101
kawasan untuk kegiatan wisata rekreasi adalah 6 jamhari dan waktu yang dihabiskan oleh setiap pengunjung 3 jamhari Julianda 2007 maka daya
dukungnya adalah sebagai berikut: Pulau  kayangan 15 orang;Pulau  Lae-lae 53 orang; Tanjung Bayam, Tanjung Bunga dan Akarena 162 orang; pantai Losari 137
orang; Pantai Barombong 47 orang.   Daya dukung untuk wisata pantai dapat dilihat pada tabel 18:
Selain  dari sisi ekologis dari lingkungan  pantai, akatifitas dari wisata pantai juga mestinya ditinjau dari tingkat kenyamanan dari wisata atau wisatawan
itu sendiri terhadap lingkungan Somerville  et al. 2003 dalam  Laapo  2010 menyatakan bahwa selain karakteristik fisik pantai berpasir, kesesuaian wisata
pantai juga memerlukan pengukuran terhadap estetika kebersihan kesehatan pantai dari sisi unsur yang dapat menyebabkan penyakit bagi turis. Terkait dengan
kesehatan pantai tersebut, diperlukan 7  tujuh parameter khusus yakni sisa-sisa kotoran rumah  tangga, sampah dengan zat berbahaya ada unsur melukai,
misalnya pecahan kaca, sampah ukuran besar pohon, sampah umum kertas, botol dan lainnya, sampah berbahan bakar minyak, feces, dan sampah bentuk
lain.  Lokasi dan kemampuan daya dukung wisata dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15  Lokasi dan daya dukung  untuk wisata pantai
No Lokasi
Panjang Pantai m
Daya dukung oranghari
1  Pulau Kahyangan 373,38
15 2  Pulau Lae-lae
1.325,32 53
3  Pantai Tg Bayam, Tg bunga dan Akarena 4.058,28
162 4  Pantai Losari
3.434,75 137
5  Pantai Barombong 1.181,97
47 Sumber : Data sekunder yang diolah 2010