Pembangunan Model MODEL PENGELOLAAN PENCEMARAN 1 Penyusunan Skenario Model

110

6.3.3 Sub Model Beban Limbah NO3

Gambar 22 Sub model beban limbah NO3 Sub Model ini menggambarkan aliran beban limbah NO3 yang masuk perairan pesisir Makassar melalui berbagai aliran sungai dan Kanal. Sub model ini dibangun berdasarkan jumlah populasi sumber pencemaran yang terdiri dari penduduk dan wisatawan di kota Makassar, dimana tingkat pertumbuhan dan okupansi tingkat hunian kamar sebagai pemicu dinamik. Sumber aliran terdiri dari Sungai Jenneberang, Sungai Tallo, Kanal Panampu, Jongaya, Benteng dan Haji Bau. Tiap aliran memiliki debit dan konsentrasi NO3 yang berbeda-beda. Tiap beban limbah akan dikalikan dengan faktor konversi untuk mendapatkan loading beban bulanan. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL menjadi atribut pengurang beban limbah. Asumsi IPAL adalah berkerja merata pada semua sumber limbah. 111

6.3.4 Sub Model Beban Limbah PO

4 Gambar 23 Sub model beban limbah PO Sub Model ini menggambarkan aliran beban limbah PO 4 4 yang masuk perairan pesisir Makassar melalui berbagai aliran sungai dan Kanal. Sub model ini dibangun berdasarkan jumlah populasi sumber pencemaran yang terdiri dari penduduk dan wisatawan di kota Makassar, dimana tingkat pertumbuhan dan okupansi tingkat hunian kamar sebagai pemicu dinamik. Sumber aliran terdiri dari Sungai Jenneberang, Sungai Tallo, Kanal Panampu, Jongaya, Benteng dan Haji Bau. Tiap aliran memiliki debit dan konsentrasi PO 4

6.3.5 Sub model Ekonomi dan Daya Dukung

yang berbeda-beda. Tiap beban limbah akan dikalikan dengan faktor konversi untuk mendapatkan loading beban bulanan. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL menjadi atribut pengurang beban limbah yang bekerja bergantung pada kapasitas instalasinya. Sub model Ekonomi dan IPAl ini menggambarkan kondisi dari nilai ekonomi aktivitas perikanan dan wisata yang mengalami perubahan akibat adanya pencemaran. Besarnya beban pencemaran dipengaruhi oleh jumlah Total sumber 112 pencemaran dan efektivitas kerja dari IPAL. Efektivitas kerja IPAL diasumsikan dipengaruhi oleh nilai kompensasi dari sumber pencemar penduduk. Penurunan dan peningkatan daya dukung untuk aktivitas perikanan dan wisata pantai bergantung pada beban pencemaran yang terjadi dan kapasitas asimilasi. Nilai daya dukung menggambarkan seberapa banyak kemungkinan aktivitas perikanan dan wisata yang dapat dilakukan di kawasan pantai Kota Makassar. Nilai ekonomi diperoleh dari estimasi asumsi nilai keuntungan bersih tiap-tiap aktivitas perikanan dan wisata. Manfaat ekonomi dari perikanan dan wisata akan dialokasikan sebagai Pendapatan Daerah PAD yang diperoleh dari pengutan atau retribusi. Manfaat bersih diperoleh dari pengurangan nilai manfaat total perikanan dan wisata dengan nilai kompensasi yang dibayarkan oleh pencemar untuk membiayai IPAL. Gambar 24 Sub model ekonomi dan IPAL

6.4. Basis Model Pengelolaan Pencemaran

Basis model dibangun berdasarkan kondisi lapangan yang sebenarnya eksisting dimana atribut dan nilainya diperoleh berdasarkan pengukuran dan pengumpulan data dari berbagai sumber penelitian dan literature tentang pengelolaan pencemaran dan perikanan serta wisata 113

6.4.1 Beban Limbah Skenario Basis

Hasil simulasi beban limbah untuk parameter-parameter yang dijadikan acuan, diperoleh hasil akhir yang berbeda. Hal ini bergantung pada nilai atribut masing-masing parameter. Nilai parameter BOD yang diperoleh dari hasil simulasi paling tinggi pada aliran sungai Jenneberang dan terkecil pada Kanal Benteng lihat gambar 24. Aliran beban limbah pada Sungai Jenneberang pada awal simulasi 18.128 tonbln menjadi 70.993 tonbln diakhir periode dengan lama simulasi 10 tahun, adapun beban limbah pada Kanal Benteng 9 tonbln menjadi 52 tonbln. Total limbah BOD yang terakumulasi pada perairan pesisir Kota Makassar dari semua aliran limbah yang masuk adalah 25.596 tonbln pada awal simulasi menjadi 10.799.191 tonbln Gambar 25 Hasil simulasi beban limbah BOD 5 Hasil simulasi untuk beban limbah COD pada skenario basis ini juga tidak berbeda hampir sama dengan BOD. Beban terbesar limbah COD tertinggi dialirkan oleh Sungai Jenneberang dengan 95.972 tonbln diawal periode 375.862 skenario basis