Maret 2013. Pernyataan bahwa presentasi membutuhkan waktu yang lama disampaikan oleh Dra. Rahmawati M.Pd menyatakan: “terkadang gini
waktunya misalnya presentasi dikasih waktu 10 menit kadang tidak cukup, itu presentasinya belum lagi tanya jawabnya…” wawancara dengan Dra.
Rahmawati M.Pd, tanggal 30 Maret 2013. Berdasarkan keterangan diatas bahwa penerapan teknik penilaian unjuk
kerja terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut diantaranya siswa kurang menguasai materi ketika tampil didepan. Ketidak siapan siswa dalam
melakukan presentasi berdampak pada jalannya presentasi tersebut menjadi tidak lancar. Ketiga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
presentasi membutuhkan waktu yang lama. Apabila setiap kelompok diberikan waktu untuk presentasi 10 menit, dan setiap kelompok beranggotakan 4 siswa
maka dalam satu kelas terdapat 8 kelompok karena berdasarkan pengamatan peneliti setiap kelas rata-rata terdiri atas 30-32 siswa. Jadi waktu yang
diperlukan minimal 80 menit untuk melakukan kegiatan presentasi. Sementara ini waktu jam pelajaran sejarah di kelas X hanya 1x45 menit setiap minggunya
jadi apabila waktu yang dibutuhkan itu 80 menit bisa memakan waktu minimal sekitar 2 kali pertemuan.
d. Kendala penerapan penilaian proyek
Penilaian Proyek merupakan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu Suwandi, 2010: 86. Penilaian
proyek ini dapat digunakan manakala guru ingin mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki, kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu. Pada
penerapannya penilaian proyek membutuhkan waktu yang lama. Pengimplementasian penilaian proyek meliputi tahap perencanaan, penyusunan
desain, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis. Penilaian proyek pada pembelajaran sejarah kelas X di SMA N Se-
Kabupaten Semarang dilakukan pada materi prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah. Dalam pelaksanaan penilaian proyek tersebut siswa diminta oleh guru
untuk melakukan penelitian sederhana. Penerapan penilaian proyek di SMA N 1 Ambarawa dan SMA N 2 Ungaran dilakukan dengan siswa datang ketempat
objek sejarah untuk melakukan kegiatan penelitian secara berkelompok. Sedangkan pelaksanaan penilaian proyek di SMA N 1 Ungaran dilakukan
secara individu dengan mengambil daerah tempat tinggal untuk dijadikan sebagai laporan penelitian.
Kendala yang dihadapi ketika melakukan penilaian proyek yaitu waktu pelaksanaan yang membutuhkan waktu yang berbulan-bulan. Hal itu
disampaikan oleh Mufrikati S.S beliau menyatakan : “kalau kendala itu ada yang tidak sesuai saya kembalikan tetapi tidak secara
keseluruhan…awalnya saya suruh membuat pendahuluan dalam waktu 1 minggu kita lihat dulu pendahuluan seperti apa ….mungkin hanya waktunya
yang lama karena banyak tugas tidak hanya dari saya, untuk pelaksanaannya 1 bulan” wawancara dengan Mufrikati S.S, tanggal 9 Maret 2013.
Hal demikian juga disampaikan oleh Dwi Mardiningsih M.Pd beliau menyatakan demikian: “kendalanya ada di dana dan waktu, kalau tidak ada
waktu libur itu kan anak susah, ya untuk pertimbangan langsung saya coba saja walaupun kendala itu tetap ada dan juga banyak uang…” wawancara dengan
Dwi Mardiningsih M.Pd, tanggal 20 Maret 2012. Kendala lain juga dialami oleh Dra. Rahmawati M.Pd menyatakan bahwa:
“ya ada mas kadang siswa itu tidak paham dengan langkah-langkahnya cuma yang penting ada wawancara difoto gitu aja, tapi itu sudah bagus dan
saya hargai namanya juga kelas X tapi memang terkadang banyak tugas yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan” wawancara dengan Dra.
Rahmawati M.Pd, tanggal 30 Maret 2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas bahwa terdapat
kendala dalam pelaksanaan penilaian proyek pada pembelajaran sejarah di kelas X. Kendala tersebut diantaranya waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penilaian proyek memakan waktu sekitar 1 bulan, hal itu dikarenakan pada pelaksanaannya setiap langkah-langkah dari perencanaan hingga penulisan
laporan menjadi tanggung jawab penuh guru dalam membimbing peserta didiknya. Hambatan berikutnya ialah dana yang dibutuhkan cukup besar,
pelaksanaan penilaian proyek yang membutuhkan kunjungan ketempat objek sejarah membuat siswa harus mengeluarkan dana serta waktu luang untuk
melakukan kegiatan pengumpulan data walaupun sekaligus siswa berwisata namun hal itu tetap saja siswa memerlukan biaya untuk melakukan kegiatan
tersebut. Hambatan yang ketiga dalam pelaksanaan proyek yaitu hasil siswa tidak sesuai dengan apa yang dinginkan oleh guru.
B. Pembahasan
1. Penerapan model model-model assessment dalam pembelajaran sejarah
pada kelas X di SMA N Se-Kabupaten Semarang.
Penilaian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu pembelajaran di sekolah. Penilaian pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan
informasi dari siswa berupa data kualitatif maupun kuantitaif. Penilaian merupakan salah satu hal yang harus dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan UU No 23
th 2003 tentang standar nasional pendidikan. Standar penilaian ini dilakukan oleh pendidik, sekolah, dan pemerintah. Dalam penelitian ini mengkaji bagaimana
pelaksanaan penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik. Penilaian semacam itu disebut penilaian berbasis kelas. Penilaian dewasa ini sering disebut juga dengan
nama assessment. Penilaian atau assessment tersebut memiliki beberapa teknik dalam penerapannya pada suatu pembelajaran di sekolah. Teknik penilaian dapat
dilakukan dengan cara tes maupun non tes. Sejarah merupakan mata pelajaran yang diberikan pada tiap jenjang sekolah di
Negara Indonesia. Pada tingkatan satuan pendidikan dasar SD dan mengengah pertama SMP sejarah diberikan dalam pembelajaran namun digabung dengan
disiplin ilmu lain seperti ekonomi, geografi dan sosiologi. Sedangkan pada tingkat satuan pendidikan mengengah atas SMA sejarah menjadi mata pelajaran
tersendiri. Pada pembelajaran sejarah di SMA kelas X sejarah diberikan waktu pertemuan 1x45 menit dalam satu minggunya. Hal itu sesuai dengan permendiknas
no 22 tahun 2006 tentang standar isi. Pada saat memasuki lapangan di SMA N Se-