Hakikat IPA Kajian Teori

2 Keterampilan; seperti menulis, berolahraga memerlukan koordinasi gerak teliti dan kesadaran tinggi 3 Pengamatan; proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti melalui indra- indra secara objektif 4 Berpikir asosiatif; berpikir mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya menggunakan daya ingat 5 Berpikir rasional dan kritis; menggunakan prinsip dan dasar pengertian untuk menjawab pertanyaan kritis 6 Sikap; kecenderungan relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai pengetahuan dan keyakinan 7 Inhibisi; menghindari hal sia-sia atau kurang bermanfaat 8 Apresiasi; menghargai karya-karya bermutu 9 Perilaku afektif; berkaitan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar adalah segala kemampuan siswa sebagai hasil aktivitas meliputi kemampuan kognitif diperoleh dari hasil evaluasi berupa tes tertulis di akhir pembelajaran, afektif dan keterampilan siswa dari hasil observasi yang digunakan guru sebagai ukuran mencapai suatu tujuan pembelajaran. Ini dapat tercapai apabila siswa sudah ada perubahan tingkah laku yang lebih baik.

2.1.4 Hakikat IPA

IPA atau sains adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam dengan segala sesuatu yang ada di alam. Pendapat Samatowa 2010: 3, IPA merupakan ilmu yang membahas hubungan gejala-gejala alam, kebendaan sistematis, berupa sekumpulan hasil observasi dan eksperimen. Sistematis artinya pengetahuan tersusun dalam satu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehinggga seluruhnya menjadi satu kesatuan utuh. Djojosoediro 2010:3 mendefinisikan IPA adalah cabang ilmu pengetahuan tentang gejala alam, dituangkan sebagai fakta, konsep, prinsip, hukum, teruji kebenarannya melalui serangkaian kegiatan dalam metode ilmiah scientific methods. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan, tersusun secara sistematis, penggunaannya terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai kumpulan fakta, tetapi juga metode ilmiah yang dilakukan melalui rangkaian kerja ilmiah, nilai, dan sikap ilmiah Depdiknas, 2007: 8. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam, tersusun secara sistematis, teruji kebenarannya melalui serangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Djojosoediro 2010:6 membagi empat unsur hakikat IPA: 1 Produk Berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori yang telah tersusun secara sistematis dalam bentuk buku teks. Contoh, tanah liat merupakan tanah yang butirannya halus, setiap butiran saling melekat satu sama lain sehingga jika basah lengket dan sukar menyerap air. 2 Proses Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah meliputi: 1 pengamatan, 2 penyusunan hipotesis, 3 perancangan eksperimen, 4 percobaan atau penyelidikan, 5 pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, 6 pengolahan data, dan 7 penarikan kesimpulan. Untuk membuktikan sifat tanah liat sukar menyerap air, siswa dapat melakukan percobaan dengan membandingkan daya serap air antara tanah liat dengan tanah humus. Caranya menyiapkan dua gelas plastik dilubangi bagian bawahnya, masing-masing diisi tanah berbeda. Kemudian menuangkan air secukupnya pada tiap gelas, mengamati daya serap tanah air melalui kecepatan tetesan air yang keluar dari lubang bagian bawah gelas. Maka hasil pengamatan akan menunjukkan daya serap tanah humus lebih baik daripada tanah liat. 3 Sikap Pembentukan sikap ilmiah terhadap alam sekitar, rasa ingin tahu fenomena alam, dapat memecahkan suatu persoalan dengan metode ilmiah. Beberapa sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada penelitian ini: ingin tahu untuk mendapatkan sesuatu, kerjasama, tidak putus asa, bertanggung jawab, disiplin, dan teliti. 4 Teknologi Jawaban terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan menerapkan konsep-konsep sains, akan diperoleh suatu solusi berupa penemuan baru teknologi karena pengembangan teknologi diarahkan untuk kesejahteraan manusia. Contoh sifat tanah liat sukar menyerap air serta tiap butiran saling melekat satu sama lain sehingga jika basah akan lengket dapat dimanfaatkan dalam pembuatan keramik, hiasan rumah, dan berbagai kerajinan lainnya seperti topeng, vas bunga, cindera mata, dll. Pada era modern seperti sekarang, tanah liat juga digunakan sebagai pengurang rasa sakit di luka karena sifatnya dingin, memiliki kandungan zink, zat besi yang membantu penyembuhan luka serta digunakan sebagai masker atau lulur tubuh untuk kecantikan. Peneliti menyimpulkan hakikat IPA mencakup empat unsur meliputi produk, proses, sikap dan teknologi. Keempat unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga mengajar perlu mencakup keempat komponen. Apabila tidak, maka guru tersebut dikatakan belum lengkap mengajarnya.

2.1.5 Pembelajaran IPA di SD