C. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan CTL dari siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada tabel dan
diagram berikut:
Tabel 4.13
Data Hasil Belajar Siklus I, II, dan III
Data hasil belajar Siklus I
Siklus II Siklus III
Nilai Rata-rata 65
67,5 75,25
Nilai Terendah 26
44 44
Nilai Tertinggi 97
97 97
Siswa Tuntas Belajar 22
25 29
Siswa Tidak Tuntas Belajar 14
11 7
Persentase Ketuntasan 61
69 81
Gambar 4.16 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I, II, dan III
Berdasarkan tabel dan diagram, terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I memperoleh nilai terendah 26, rata-rata kelas 65,
nilai tertinggi 97, 22 siswa tuntas belajar dengan persentase ketuntasan 61. Perolehan hasil belajar ini disebabkan ketersediaan media bebatuan sebagai bahan
20 40
60 80
100 120
Siklus I Siklus II
Siklus III 39
31 19
61 69
81 Tuntas
Tidak Tuntas
pengamatan tidak mencukupi jumlah kelompok, guru belum dapat mengelola kelas dengan baik, kurang mendisiplinkan waktu ketika kerja kelompok sehingga
waktu pengerjaan soal evaluasi berkurang. Selain itu beberapa siswa tidak mengerjakan soal secara penuh, ada beberapa soal tidak diisi. Hasil belajar ini
belum mencapai indikator keberhasilan pembelajaran sekurang-kurangnya 70 siswa mengalami ketuntasan belajar individual ≥62 sehingga perlu dilanjutkan ke
siklus berikutnya. Siklus II memperoleh nilai terendah 44, rata-rata kelas 67,5, nilai tertinggi
97, 25 siswa tuntas belajar dengan persentase ketuntasan 69. Peningkatan hasil belajar dikarenakan alat dan bahan pengamatan sudah mencukupi jumlah
kelompok sehingga kegiatan pengamatan berlangsung lebih efektif, guru menjelaskan petunjuk kerja, memberikan perhatian menyeluruh kepada seluruh
kelompok, serta membantu siswa mengalami kesulitan. Pada siklus II, ketuntasan hasil belajar belum mencapai 70 siswa sehingga masih perlu dilanjutkan ke
siklus III. Sedangkan siklus III memperoleh nilai terendah 44, rata-rata kelas 75,25,
nilai tertinggi 97, 29 siswa tuntas belajar dengan persentase ketuntasan 81. Hal ini menunjukkan penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar hingga mencapai ketuntasan klasikal 81 di akhir siklus sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar
dikarenakan siswa lebih siap mengikuti pembelajaran karena sebelumnya sudah mempelajari materi tanah di rumah, guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran secara runtut sehingga siswa mengetahui apa yang perlu dicapai
pada akhir pembelajaran, alat dan bahan pengamatan mencukupi jumlah kelompok, membimbing siswa secara menyeluruh baik kelompok maupun
individu sesuai kebutuhan, melakukan pengecekan pemahaman siswa atas materi yang disampaikan melalui tanya jawab. Hasil belajar siklus III telah mencapai
indikator pembelajaran dengan ketuntasan klasikal 81, sehingga penelitian berhenti di siklus III.
Menurut Rusman 2012: 123-125, hasil belajar adalah sejumlah pengalaman diperoleh siswa mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
Sesuai pendapat Bloom, tujuan pembelajaran diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, meliputi: 1 kognitif: berkenaan kemampuan, kecakapan intelektual berpikir; 2
afektif: berkenaan sikap, kemampuan, penguasaan segi emosional seperti perasaan, sikap, dan nilai; 3 psikomotor: berkenaan keterampilan atau gerakan
fisik. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan CTL dipengaruhi oleh ranah afektif dan psikomotorik. Pada
awal pelaksanaan tindakan siklus I, suasana kelas belum terkondisikan baik karena siswa belum terbiasa mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan
CTL sehingga masih gaduh, kurang termotivasi, kurang semangat. Kegiatan pengamatan serta diskusi dilakukan kurang tertib karena siswa kurang terampil
dan bekerja sama menyelesaikan tugas sehingga berpengaruh pada nilai tes evaluasinya. Namun setelah dilakukan perbaikan berdasarkan permasalahan di
siklus I, hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik mengalami peningkatan di siklus berikutnya.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian