pengetahuan diberi makna; 9 kegiatannya bukan mengajar tetapi belajar. Sesuai pendapat Rusman 2010: 189, CTL dapat memfasilitasi siswa memperoleh
kecakapan, keterampilan dalam hidup dari apa yang dipelajarinya. Sedangkan menurut Senduk dan Nurhadi 2003:26-28, pembelajaran
kontekstual memiliki beberapa kelebihan yaitu terjadinya peningkatan pada beberapa aspek: 1 motivasi siswa melalui konteks kehidupan nyata yang
menarik; 2 pemahaman konsep melalui keterkaitan pengetahuan lama dengan yang baru; 3 keterampilan komunikasi; 4 penguasaan materi; 5 kontribusi
pribadi dan sosial meliputi perkembangan dalam masyarakat, pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Kelebihan pendekatan CTL dapat menumbuhkan, membekali kecakapan hidup pada diri siswa melalui pengalaman nyata yang dialami sehingga nantinya
dapat bermanfaat di masyarakat. Oleh karena itu, dengan kelebihannya diharapkan ketika diterapkan dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA.
2.1.7 Teori yang Mendasari CTL
Pembelajaran kontekstual atau CTL dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar berikut:
1 Teori perkembangan kognitif Piaget
Menurut Piaget dalam Slavin, 1994:31, kecakapan intelektual diperoleh siswa berasal dari menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
sebelumnya serta mengikuti tahapan perkembangan kognitif sesuai usianya. Oleh
karena itu, dalam mengajar guru sebaiknya merancang pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa.
2 Teori Free Discovery Learning dari Bruner
Bruner dalam Arends, 2008: 48, proses belajar akan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan siswa menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpainya. Discovery learning menekankan pengalaman belajar aktif, berpusat pada anak, di mana anak
menumukan ide-idenya dan mengambil maknanya sendiri. 3
Teori Meaningful Learning dari Ausubel Menurut Ausubel dalam Komalasari, 2011: 21, belajar merupakan
asimilasi bermakna karena materi yang dipelajari dipadukan, dihubungkan dengan pengetahuan sebelumnya. Belajar lebih bermakna bagi siswa jika materi pelajaran
diurutkan dari umum ke khusus. Jadi, siswa belajar dengan mengosntruksi pengetahuannya, yaitu menghubungkan pengetahuan lama yang telah dimiliki
dengan pengetahuan baru yang didapatkannya. 4
Teori Belajar Vygotsky Vygotsky dalam Arends, 2008: 47 berpendapat interaksi sosial dengan
orang lain memacu pengonstruksian ide-ide baru, meningkatkan perkembangan intelektual pelajar. Pelajar memiliki dua tingkat perkembangan berbeda, yaitu
aktual dan potensial. Tingkat perkembangan aktual menentukan fungsi intelektual saat ini serta kemampuannya mempelajari sendiri hal-hal tertentu. Sedangkan
tingkat perkembangan potensial dapat difungsikan dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orang tua, atau teman sebaya yang lebih maju.
Peneliti menyimpulkan CTL merupakan konsep pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan keempat teori penting dalam dunia pendidikan
meliputi teori perkembangan kognitif Piaget, free discovery learning dari Bruner, meaningful learning dari Ausubel, dan belajar dari Vygotsky. Inti dari keempat
teori ini yaitu pembelajaran akan bermakna jika dalam pelaksanaannya berlandaskan konstruktivisme, menemukan sendiri, serta bekerjasama dalam
kelompok.
2.1.8 Langkah-langkah Penerapan CTL