III. KERANGKA TEORI
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tercermin dari peningkatan menghasilkan barang dan jasa atau adanya peningkatan Gross Domestic Produk
GDP. Terdapat dua tantangan yang dihadapi suatu negara dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu tingkat tabungan dan investasi. Tingkat
investasi dapat didanai dari tingkat tabungan masyarakat melalui instrumen kredit yang ada pada bank maupun non bank Salim,1993.
PDB riil disebut juga dengan GDP riil tergantung pada dua hal, yaitu jumlah input atau faktor-faktor produksi dan kemampuan untuk mengubah input
menjadi output sebagaimana ditunjukkan dalam fungsi produksi. Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa,
yaitu modal K dan tenaga kerja L. Permasalahan yang muncul adalah ketersedian modal yang dimiliki Indonesia terbatas sehingga harus ada campur
tangan dari modal asing berupa pinjaman luar negeri, penanaman modal dan bentuk pemberian cuma-cuma Hibah.
Tingkat suku bunga domestik berhubungan negatif dengan jumlah investasi di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan jika tingkat suku bunga riil
menjadi lebih tinggi, maka rumah tangga akan menabung dalam jumlah yang lebih besar daripada menanamkan modal, sehingga dapat dikatakan bahwa
tingkat suku bunga dalam negeri berhubungan negatif denagn jumlah capital inflow
di Indonesia. Peningkatan exchange-rate akan menimbulkan depresiasi, hal ini dapat
menyebabkan peningkatan barang ekspor dan mendorong tenaga kerja untuk
meminta upah yang lebih tinggi. Peningkatan upah akan mempengaruhi biaya produksi yang tinggi. Dalam keadaan ini perusahaan membutuhkan tambahan
modal yang lebih besar atau diharapkan dapat meningkatkan jumlah capital inflow
yang lebih tinggi, sehingga peningkatan ekspor yang terjadi dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
GDP dan capital inflow berpengaruh positif pada dua arah. GDP menunjukkan suatu ukuran pasar yang dapat menghasilkan profit dan
meningkatkan jumlah capital inflow. GDP berpengaruh positif terhadap jumlah capital inflow
. Masuknya capital dari luar meningkatkan jumlah dana yang disalurkan untuk sektor riil dalam melakukan produksi, sehingga dengan
peningkatan tersebut perusahaan dapat meningkatkan output yang kemudian meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jumlah Netto Domestic Asset NDA berpengaruh negatif terhadap jumlah capital inflow di Indonesia. Adanya jumlah cadangan modal yang dapat
mengcover setiap pendanaan dalam negeri, sehingga jumlah aliran modal asing tidak terlalu dibutuhkan yang menyebabklan turunnya capitla inflow.
Defisit Current Account neraca berjalan berpengaruh negatif terhadap jumlah modal yang masuk. Kondisi ini menunjukkan tingkat impor lebih besar
dari ekspor, adanya defisit tersebut menyebabkan pemerintah lebih banyak membeli barang dari luar dibandingkan dengan menjual barang ke luar.
Akibatnya defisit yang terjadi semakin besar dan harus ditutupi dengan cara melakukan pinjaman luar negeri dengan menggunakan kekayaan luar negeri
atau mengeluarkan cadangan devisa negara. Semakin besar tingkat defisit CA
maka semakin menurunnya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya sehingga jumlah aliran modal yang masuk akan menurun.
Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN merupakan suatu pembanding dari capital inflow, dengan adanya peningkatan PMDN ini dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan dapat meningkatkan dana yang dibutuhkan perusahaan dalam meningkatkan output, sehingga dapat
mengurangi aliran modal dari luar negeri. Sehingga, dapat dikatakan bahwa PMDN berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tingkat suku bunga internasional T-bill merupakan pembanding suku bunga domestik, dalam hal ini suku bunga internasional dapat berpengaruh
negatif terhadap jumlah capital inflow. Investor dapat melihat beberapa aspek dalam menentukan penanaman modal, salah satunya dari variabel tingkat suku
bunga. Jika di suatu negara tingkat suku bunga dan tingkat pengembaliannya lebih tinggi maka investor akan lebih banyak berinvestasi ke negara tersebut,
tetapi jika tingkat suku bunga dan return di negara tersebut lebih rendah dibandingkan negara lainnya maka investor akan mengurangi investasi dan
sekaligus menarik dananya yang ada di negara yang bersangkutan. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan pendapatan yang diterima
oleh masyarakat rendah akibatnya pengeluaran untuk konsumsi meningkat, sehingga jumlah pendapatan yang dianggarkan untuk tabungan menurun.
Menurut teori Keynes, jika I S, maka kemungkinan inflasi akan terulang. Dilihat dari sisi perbankan, pada saat terjadi inflasi yang berulang masyarakat
akan melakukan penarikan tabungan untuk membeli barang, sehingga dana
investasi yang tersedia diperbankan akan menurun dan dapat menimbulkan rush. Dampak positif dari inflasi dapat dilihat dengan adanya pengambilan
keuntungan yang lebih besar oleh para produsen dengan cara mempermainkan harga dipasaran sehingga harga akan terus meningkat dan kesejahteraan
produsen dapat meningkat pula. Artinya, tingkat inflasi berpengaruh positif maupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Putong, 1996.
Pengeluaran pemerintah dapat di danai dari dua aspek, yaitu dari dalam negeri dan luar negeri. Penerimaan dari dalam negeri berupa semua penerimaan
dalam bentuk migas dan nonmigas, sedangkan penerimaan dari luar negeri merupakan penerimaan dari mata uang asing yang ditukarkan ke dalam Rupiah
atau dalam bentuk pinjaman luar negeri. Pengeluaran pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin dan pembangunan. Adanya peningkatan pengeluaran
pemerintah menyebabkan pemerintah harus meningkatkan pinjaman ke pihak luar negeri karena adanya keterbatasan dana di dalam negeri. Dengan demikian,
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat upah tinggi menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi
menurun, hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah tenaga kerja dan meningkatnya unemployment dikarenakan pengusaha tidak ingin rugi. Kondisi
ini dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin memburuk. Selain itu, peningkatan upah riil dapat menurunkan minat investor untuk menanamkan
modalnya, tetapi di sisi lain perusahaan membutuhkan modal yang cukup besar untuk meningkatkan outpunya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan
pertumbuhan ekonomi.
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data