K-M ≥ G-1 4.3
K = Jumlah total variabel dalam model M = Total variabel eksogen dan endogen dalam persamaan yang akan diidentifikasi
G = Total persamaan dalam model.
Jadi, dalam model ekonometrika terdapat dua persamaan yaitu persamaan capital inflow dan persamaan pertumbuhan ekonomi yang mana pada
masing-masing persamaan terdapat ketergantungan variabel. Hasil dari order condition
dapat terlihat pada Lampiran 1.
Tabel 2. Pengujian Order Condition
Persamaan K-M
G-1 Order Condition
Persamaan CIF 1 14-8=6
1 Over Identified
Persamaan GDP2 14-7=7
1 Over Identified
Sumber : Hasil olahan
Hasil order condition menunjukan bahwa uji identifikasi pada model dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori over identified, sehingga dapat
dilakukan dengan menggunakan pendugaan Two Stages Least Quare 2SLS.
4.3.2. Rank Condition
Kondisi ini adalah kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk
identifikasi. Rank condition tersebut digunakan untuk mendidentifikasikan
persamaan simultan. Hasil rank condition dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.4. Uji Kesesuaian Model Uji
Multikolinearitas
Uji ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan linear antara variabel-variabel bebas pada persamaan regresi.
Jika dari hasil pengujian diperoleh nilai-nilai yang lebih kecil dari 0.8 atau lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas atau sebaliknya.
Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan deret waktu time-series.
Adanya gejala ini pada semua persamaan akan menyebabkan suatu persamaan yang memiliki selang kepercayaan semakin melebar dan pengujiannya menjadi
kurang akurat. Akibatnya, hasil uji-t dan uji-F menjadi tidak syah dan penapsirannya menjadi sensitif terhadap fluktuasi penyampelan Gujarati,1995.
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji d Durbin Watson Statistic. Namun dikarenakan di dalam persamaan yang
dianalisis terdapat lagged endogenous variabel maka uji d menjadi tidak valid, sehingga digunakan uji Durbin h Statistik Pindyck an Rubinfield, 1979;
Uji h = [ 1-0.5 DW ][ T { 1- T. Var. b hat } ]
0.5
4.8 Di mana:
Uji h = Nilai statistik durbin h T = Jumlah pengamatan contoh
Var.b hat = Kuadrat dari standar error koefisien lagged endogenous variabel DW = Nilai statistik Durbin Watson
Seandainya nilai statistik uji h lebih besar dari nilai kritis distribusi normal tabel z maka dalam persamaan terdapat autokorelasi, sebaliknya jika
nilai statistiknya lebih kecil dari nilai kritis distribusi normal tabel z maka dalam persamaan tidak terdapat autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini menganggap bahwa varian error bersifat konstan, tetapi pada kenyataannya varian error tidak konstan untuk setiap observasi. Uji ini dapat
dilakukan dengan melihat nilai probabilitas dari ObsR-squared. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata yang telah ditentukan maka dapat
dinyatakan bahwa persamaan tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas, atau sebaliknya.
V. PERKEMBANGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL INFLOW DI INDONESIA
5.1. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Indonesia sempat mengalami keterpurukan yang cukup besar. Krisis yang melanda pada Juli tahun 1997 telah menyebabkan penurunan
pertumbuhan ekonomi hingga 13.2 persen pada akhir tahun 1998. Sedangkan selama periode 1993-2005 pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun
1994 sebesar 8.43 persen. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
dilihat pada Gambar 1.
Sumber: BPS, BI berbagai edisi
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan suatu negara yang dapat dicirikan dengan meningkatnya output yang tinggi disertai
dengan tingkat pertumbuhan yang cepat. Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kondusif pemerintah memerlukan jumlah permodalan yang cukup
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun Persentase