Pertumbuhan Ekonomi PERKEMBANGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL INFLOW DI INDONESIA

V. PERKEMBANGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL INFLOW DI INDONESIA

5.1. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Indonesia sempat mengalami keterpurukan yang cukup besar. Krisis yang melanda pada Juli tahun 1997 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 13.2 persen pada akhir tahun 1998. Sedangkan selama periode 1993-2005 pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1994 sebesar 8.43 persen. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: BPS, BI berbagai edisi Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan suatu negara yang dapat dicirikan dengan meningkatnya output yang tinggi disertai dengan tingkat pertumbuhan yang cepat. Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kondusif pemerintah memerlukan jumlah permodalan yang cukup Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Persentase banyak sehingga dalam pelaksananya sangat dibutuhkan aliran modal baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini terbukti pada tahun 1994 sampai 1996 terjadi peningkatan jumlah aliran modal yang masuk menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan meningkat. Indonesia secara bertahap melakukan sistem devisa mulai tahun 1970 dan sejak tahun 1982 Indonesia menganut sistem devisa bebas sebagaimana ditetapkan dalam PP No.11982 dan dipertegas dengan UU No. 241999 mengenai Lalu Lintas Devisa dan Nilai Tukar. Pada awalnya tujuan dari sistem devisa tersebut antara lain untuk memberikan fleksibilitas kepada eksportir dalam pemanfaatan devisa hasil ekspornya. Liberalisasi perbankan pada tahun 1983 menyebabkan keuangan dunia, transaksi devisa dan arus modal antar negara berkembang dengan cepat sehingga pembatasan terhadap transaksi devisa dalam bentuk capital control dihindari karena dikhawatirkan akan mengurangi kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan menghambat perkembangan keuangan dalam negeri Kurniati,1998. Tahun 1999, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 231999 dalam rangka pemeliharaan kestabilan harga dan nilai tukar. Terkait dengan meningkatnya jumlah uang yang beredar pada tahun 1998, hal ini menyebabkan Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter lebih ketat. Kebijakan ini dapat menekan pertumbuhan jumlah uang yang beredar sebesar 60.9 persen pada akhir 1998 menjadi 15.3 pada tahun 1999, hal ini mengakibatkan kenaikan suku bunga riil yang cukup tinggi. Tahun 2000-2001 terjadi peningkatan inflasi yang disebabkan dari adanya kondisi politik yang masih belum membaik dan masih terjadinya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Kondisi tersebut mengakibatkan perekonomian belum membaik secara normal, sehingga pemerintah melakukan kebijakan yang bersifat kontraktif dengan menaikkan suku bunga SBI.

5.2. Perkembangan Capital Inflow