II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan merupakan suatu proses di mana Produk Domestik Bruto PDB riil meningkat secara terus-menerus melalui kenaikan produktivitas per
kapita. Peningkatan ini dilihat dalam bentuk kenaikan produksi riil per kapita dan taraf hidup yang ditempuh melalui penyediaan dan penyerahan berbagai
sumber produksi Salvatore dan Dowling, 1997. Menurut Kuznet pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan
kemampuan jangka panjang dalam menyediakan barang-barang ekonomi yang semakin banyak jenisnya di suatu negara. Peningkatan kemampuan tersebut
disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis suatu bangsa Jhingan, 1992.
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai pertambahan output pendapatan nasional yang berasal dari pertambahan
tingkat penduduk dan tabungan masyarakat, sedangkan menurut Harrod-Domar berasal dari tingkat tabungan dan modal. Modal merupakan salah satu faktor
produksi yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan dalam negeri. Terdapat dua sumber modal, diantaranya bersumber dari dalam negeri dan luar
negeri. Salah satu cara untuk menghimpun modal dari dalam negeri adalah dengan mengurangi tingkat konsumsi atau meningkatkan pendapatan.
Sedangkan modal yang bersumber dari luar negeri berupa hibah, penanaman modal asing PMA dan pinjaman. Peningkatan laju pertumbuhan modal yang
cepat dapat mengurangi kebutuhan terhadap modal asing dan meningkatkan pendapatan nasional Putong, 1996.
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor ekonomi berupa sumber daya manusia,
sumber daya alam, akumulasi modal dan teknologi, sedangkan faktor non ekonomi berupa faktor sosial, politik dan budaya. Adanya goncangan pada salah
satu faktor tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara.
2.2. Aliran Modal Masuk Asing
Pembangunan ekonomi di suatu negara memerlukan modal yang besar, tetapi usaha penyediaan modal tersebut dihadapkan pada masalah keterbatasan.
Keterbatasan ini timbul dari pembentukan modal yang bersumber dari dalam negeri, hal ini dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi
dibandingkan tingkat tabungan sehingga salah satu penyelesaiannya adalah dengan melakukan pengerahan modal asing melalui penanaman modal dan
investasi. Konsep modal asing adalah modal yang meliputi semua pinjaman dan
bantuan pemerintah dalam bentuk uang dan barang dengan cara mengalihkan sumber-sumber tersebut ke negara dunia ketiga dengan tujuan untuk
pembangunan dan pemerataan pendapatan Todaro, 1987. Menurut Arief dan Adi 1987 arus modal yang masuk terdiri dari investasi asing, investasi
portofolio dan pinjaman luar negeri. Dalam konteks sistem neraca pembayaran, secara keseluruhan Indonesia memperoleh tambahan sumber-sumber ekonomi
dari peningkatan arus modal masuk tersebut. Besarnya peranan dari modal asing yang masuk ke Indonesia dapat terlihat dari meningkatnya barang-barang ekspor
yang dihasilkan. Penanaman modal langsung FDI disebut juga penanaman modal
jangka panjang. Artinya penanam modal melakukan pengawasan terhadap negara pengimpor modal secara langsung. Pengawasan ini dilakukan dengan
cara mendirikan cabang perusahaan, pendirian perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal atau menyimpan aktiva tetap di negara
pengimpor Arief dan Adi, 1987. Ketentuan penanaman modal asing di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam Undang-Undang No.1
tahun 1967, sedangkan menurut Internasional Monetery Fund IMF, 2003, FDI merupakan investasi yang dibuat untuk melancarkan target operasi dari suatu
perusahaan di negara lain dengan manajerial serta adanya penentuan hak dan kewajiban.
Penanaman modal asing tidak langsung atau portofolio invesment investasi portofolio merupakan suatu bentuk penanaman modal yang terdiri
dari penguasaan saham yang dapat dipindahkan ke beberapa negara. Salah satu motif investor asing menanamkan modal adalah untuk memperoleh keuntungan
yang lebih tinggi, selain itu untuk menghindari pajak yang terlalu tinggi di suatu negara. Untuk mengetahui keadaan aliran modal di suatu negara dapat dilihat
pada balance of payment catatan neraca pembayaran negara yang bersangkutan, khususnya transaksi capital account neraca modal. Jika
transaksi modal defisit berarti terjadi aliran modal bersih ke luar negeri. Hal ini
menunjukan bahwa secara keseluruhan terjadi penjualan asset financial ke luar negeri yang lebih kecil dari pembelian asset financial dari luar negeri. Keadaan
ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah cadangan internasional ke luar negeri yang pada gilirannya akan memperburuk neraca pembayaran yang
disertai terdepresiasinya nilai tukar Rahmawati, 2004. Pinjaman luar negeri dapat didefinisikan sebagai pinjaman yang
menimbulkan kewajiban untuk membayar kembali terhadap pihak luar negeri dalam bentuk valuta asing. Termasuk di dalamnya mengenai pinjaman dalam
negeri Singgalingging et al, 2001.
2.3. Sterilisasi