Tabel 5.9. Keterkaitan ke Belakang Industri Kertas terhadap Berbagai Sektor Perekonomian Di Indonesia
Sektor Koefisien Peringkat
Pertanian 0.0031 11
Kayu 0.0071 7
Hasil hutan lainnya 0.0007
17 Pertambangan dan penggalian
0.0023 12
Industri makanan dan minuman 0.0045
9 Industri tekstil dan pakaian
0.0004 20
Industri kayu dan furniture 0.0012
15 Industri pulp
0.0944 1
Industri kertas 0.0015
14 Industri barang dari kertas
0.0037 10
Industri percetakan 0.0010
16 Industri kimia
0.0401 4
Industri semen dan barang non logam 0.0001
21 Industri logam dasar
0.0000 22
Industri barang jadi dari logam 0.0017
13 Industri lainnya
0.0005 19
Listrik, gas dan air 0.0181
6 Bangunan 0.0006
18 Perdagangan 0.0621
3 Pengangkutan dan komunikasi
0.0731 2
Keuangan dan persewaan 0.0199
5 Jasa-jasa 0.0050
8
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
5.3. Analisis Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran
Untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor lainnya baik melalui mekanisme transaksi pasar
input dan pasar output dapat dianalisis berdasarkan koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran. Analisis koefisien penyebaran dianggap penting karena
menunjukkan koefisien kaitan yang memberikan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam suatu
sisitem perekonomian. Sedangkan analisis kepekaan penyebaran berguna untuk
memberikan gambaran tentang pengaruh yang timbul oleh suatu unit permintaan akhir terhadap semua sektor di dalam perekonomian.
5.3.1. Koefisien Penyebaran
Koefisien penyebaran menunjukan efek relatif yang ditimbulkan oleh keterkaitan ke belakang secara langsung dan tidak langsung antara satu sektor
dengan semua sektor yang ada. Dengan kata lain merupakan efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena adanya peningkatan output suatu sektor yang
bersangkutan terhadap output sektor-sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor-sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Koefisien penyebaran ini diperoleh dari nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang yang dikalikan dengan jumlah sektor kemudian dibagi
dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor. Koefisien penyebaran sering disebut sebagai daya penyebaran ke belakang. Nilai koefisien
yang lebih besar dari suatu sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam menarik perkembangan sektor hulunya.
Pada Tabel 5.10 dapat dilihat beberapa sektor yang mempunyai indeks koefisien penyebaran yang tinggi antara lain sektor industri makanan dan
minuman, industri kayu dan furniture, listrik, gas dan air, industri barang dari kertas juga industri tekstil dan pakaian. Berdasarkan nilai indeks koefisien
penyebaran yang lebih dari satu, hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki kemampuan yang kuat untuk menarik pertumbuhan sektor
hulunya.
Tabel 5.10. Koefisien Penyebaran Industri Kertas Terhadap Berbagai Sektor Perekonomian Di Indonesia
Sektor Koefisien Penyebaran
Pertanian 0,8701 Kayu 0,7953
Hasil hutan lainnya 0,7664
Pertambangan dan penggalian 0,7215
Industri makanan dan minuman 1,2152
Industri tekstil dan pakaian 1,1199
Industri kayu dan furniture 1,1710
Industri pulp 1,0016
Industri kertas 0,9611
Industri barang dari kertas 1,1495
Industri percetakan 1,0244
Industri kimia 0,9715
Industri semen dan barang non logam 1,0514
Industri logam dasar 1,1213
Industri barang jadi dari logam 0,9359
Industri lainnya 1.,0292
Listrik, gas dan air 1,1571
Bangunan 1,0939 Perdagangan 1,0066
Pengangkutan dan komunikasi 1,0195
Keuangan dan persewaan 0,8509
Jasa-jasa 0,9668
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
Untuk industri kertas, sektor ini mempunyai indeks koefisien penyebaran sebesar 0,9611. Hal mengindikasikan bahwa industri kertas mempunyai
kemampuan yang kurang kuat dalam menarik perkembangan sektor hulunya. Salah satu penyebab terjadi hal tersebut adalah adanya integrasi vertikal dalam
industri kertas sendiri, khususnya yaitu dengan sektor hulu yang paling besar keterkaitannya dengan industri kertas yaitu industri pulp. Perusahaan-perusahaan
besar yang memiliki kapasitas produksi yang besar pula ternyata juga memiliki pabrik pulp sebagai sumber bahan bakunya. Hal ini mengakibatkan kemampuan
industri kertas secara keseluruhan untuk menarik pertumbuhan sektor hulunya
terutama pulp menjadi semakin berkurang. Namun jika di tinjau dari sisi efisiensi, menurut Karseno dan Mulyaningsih 2002 integrasi vertikal pada industri kertas
justru akan lebih meningkatkan efisiensi produksi perusahaan dalam industri
5.3.2. Kepekaan Penyebaran
Kepekaan penyebaran merupakan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan output suatu sektor ekonomi yang akan menimbulkan perubahan output
sektor ekonomi lainnya yang menggunakan output sektor tersebut sebagai input baik langsung maupun tidak langsung. Kepekaan penyebaran ini sering disebut
indeks daya penyebaran ke depan yang diperoleh dari keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan yang dikalikan dengan jumlah sektor kemudian dibagi
dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung dari semua sektor. Nilai indeks kepekaan penyebaran lebih dari satu mengindikasikan suatu sektor
memiliki kemampuan yang kuat untuk mendorong sektor hilirnya. Pada Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian
memiliki indeks kepekaan penyebaran yang paling tinggi yaitu sebesar 1,9504. Hal ini di karenakan sektor pertambangan dan penggalian merupakan salah satu
sektor yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Barang tambang seperti minyak bumi dengan produk hasil olahannya yaitu bahan bakar minyak
BBM merupakan pilar utama proses produksi output sektor-sektor industri dalam perekonomian, sehingga sektor pertambangan dan penggalian mempunyai
kemempuan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor hilirnya terutama dalam hal penyedian kebutuhan bahan bakar untuk proses produksi.
Tabel 5.11. Kepekaan Penyebaran Industri Kertas terhadap Berbagai Sektor Perekonomian Di Indonesia
Sektor Kepekaan Penyebaran
Pertanian 1,2195 Kayu 0,8285
Hasil hutan lainnya 0,6419
Pertambangan dan penggalian 1,9504
Industri makanan dan minuman 1,0242
Industri tekstil dan pakaian 0,8641
Industri kayu dan furniture 0,7603
Industri pulp 0,7952
Industri kertas 1,0309
Industri barang dari kertas 0,6695
Industri percetakan 0,6644
Industri kimia 1,3632
Industri semen dan barang non logam 0,6954
Industri logam dasar 0,8080
Industri barang jadi dari logam 0,7914
Industri lainnya 0,8302
Listrik, gas dan air 0,8961
Bangunan 0,8149 Perdagangan 1,9990
Pengangkutan dan komunikasi 1,3019
Keuangan dan persewaan 1,3288
Jasa-jasa 0,7219
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
Sedangkan untuk industri kertas, sektor industri ini mempunyai indeks kepekaan penyebaran sebesar 1,309. Dengan nilai indeks yang lebih besar dari satu, hal ini
berarti bahwa industri kertas mempunyai kemampuan yang kuat untuk mendorong perkembangan sektor hilirnya. Bila di bandingkan dengan beberapa sektor lainnya
yang tergolong sektor manufaktur seperti industri makanan dan minuman 1,0242, industri tekstil dan pakaian 0,8641, dan industri kayu dan furniture
0,7603, industri kertas lebih unggul dalam kemampuannya dalam menstimulir perkembangan sektor-sektor hilirnya dan termasuk ke dalam delapan besar sektor
yang mempunyai indeks kepekaan penyebaran kuat dalam perekonomian.
Semuanya itu menandakan bahwa sektor industri kertas layak untuk terus dikembangkan dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
5.4. Elastisitas Input-Output