Perkembangan Industri Kertas GAMBARAN UMUM INDUSTRI 4.1. Profil Industri Kertas

Tabel 4.1. Profil Industri Pulp dan Kertas Indonesia Tahun 2003 StatusLokasi Jumlah Perusahaan Kapasitas Terpasang Pulp Ton Pulp Kapasitas Terpasang Kertas Ton Kertas Perusahaan Negara Swasta 3 240.000 3,8 337.900 3,4 Investasi Dalam Negeri Swasta 65 3.322.100 52,8 5.041.180 50,2 Investasi Luar Negeri 12 2.725.000 43,3 4.666.500 46,5 Total 80 6.287.100 100 10.045.580 100 Integrated Pulp dan Kertas 10 5.072.100 80,7 2.517.000 25,1 Non Integrated Pulp 3 1.215.000 19,3 Kertas 67 7.528,580 74,9 Total 80 6.287.100 100 10.045.580 100 Jawa 64 340.500 5,4 8.554.440 85,2 Sumatera 14 5.382.000 85,6 1.491.140 14,8 Kalimantan 2 564.600 9,0 Total 80 6.287.100 100 10.045.580 100 Sumber : Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2003.

4.2. Perkembangan Industri Kertas

Industri kertas tumbuh dan berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan kebanyakan industri lain di Indonesia, hal ini terjadi didasarkan pada ketersediaan bahan baku dan upah tenaga kerja yang murah di dalam negeri. Industri-industri yang mengandalkan bahan baku impor tetap mengalami kemerosotan pertumbuhan, tetapi industri kertas tetap melanjutkan perkembangannya dengan pertumbuhan sekitar 9,8 persen pada periode 1997- 2001. Pada periode yang sama ekspor kertas juga meningkat sekitar 19,1 persen per tahun. Sementara konsumsi kertas juga meningkat 4,7 persen per tahun Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2003. Tabel 4.2. Konsumsi Kertas Per Kapita Penduduk Indonesia Tahun 1993-2003 Tahun Konsumsi Kertas Kapita 1993 11,1 kg 1994 13,0 kg 1995 14,0 kg 1996 16,3 kg 1997 16,9 kg 1998 14,1 kg 1999 19,6 kg 2000 20,8 kg 2001 23,3 kg 2002 24,0 kg 2003 25.0 kg Sumber: Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2003. Disamping kinerja yang menggembirakan dalam industri kertas ini, para investor telah menunjukkan ketertarikan yang kecil pada sektor ini karena industri ini telah menjadi capital intensive dan birokrasi yang rumit pasca otonomi daerah. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami kekurangan pasokan kertas, bila dalam 10 tahun mendatang kapasitas industri kertas tidak bertambah. Masalahnya setiap tahun konsumsi kertas dalam negeri terus meningkat dengan angka rata-rata sekitar 6 persen per tahun. Pada tahun 2003 kapasitas produksi yang dimiliki industri kertas baru sekitar mencapai 10,3 juta ton pertahun sedangkan konsumsi per kapitanya pada akhir 2003 telah mencapai 25 Kg Tabel 4.2. Nilai konsumsi per kapita ini memang lebih kecil bila dibandingkan dengan negara lain contohnya Malaysia yang sudah mencapai ratusan kilogram per kapita, namun jika kebutuhan kertas di dalam negeri naik hingga mencapai 50 Kg per kapita, industri kertas harus mengimpor kertas senilai US 7 miliartahun. Untuk mengatasi kebutuhan konsumsi kertas yang terus meningkat maka harus ada investasi baru atau industri yang ada harus meningkatkan efisiensi.

4.3. Integrasi Vertikal dan Pasar Industri Kertas Indonesia